
Mahasiswa UII Kembangkan Software Monitoring Empty Beds Rumah Sakit
sembada.id – Mahasiswa magister teknik informatika fakultas teknologi industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Joko Siswanto berhasil mengembangkan prototipe elektronik sistem managemen ketersediaan kamar kosong di rumah sakit yaitu software monitoring
empty beds. Dengan penerapan sistem ini, selain pasien yang akan menjalani ranap inap bisa mengetahui ada tidaknya kamar kosong di rumah sakit itu, sesuai dengan kelasnya. Juga adanya transparansi atau keterbukaan dari pengelola rumah sakit tersebut. Terutama soal kamar
untuk rawat inap.
“Adanya sistem ini rumah sakit tidak bisa lagi menolak pasien dengan alasan kamar penuh. Sebab semuanya akan termonitor langsung,” kata Joko Siswanto di ruang sidang pascasarjana FTI UII, Selasa (31/10/2017).
Joko menjelasakan pengembangan sistem ini karena sering menjumpai masyarakat yang kesulitan untuk mendapatkan kamar kosong atau tempat tidur rawat inap. Termasuk administrasi rumah sakit juga tidak mudah melihat kondisisi ruang per bangsal. Sebab semuanya masih belum terkoneksi secara elektronik atau masih secara manual.
“Berawal dari sini muncul ide untuk mensinkronkan semua tahapan dan informasi yang ada di rumah sakit, terutama yang menyangkut dengan kamar kosong, baik untuk pasien baru maupun rujukan dari rumah sakit lain maupun layanan BPJS dari fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama dan lanjutan,” terang Joko.
Menurut Joko dengan sistem ini, pasien maupun siapa saja akan mengetahui kondisi kamar di rumah sakit tersebut. Sebab sistem ini akan menyajikan secara gamblang, baik yang menyangkut tentang tempat tidur pasien maupun pengelolaan manajemen tempat tidur rumah sakit. Semua informasi itu akan tersaji lengkap.
“Untuk tahap awal ini masih fokus pada dua hal, yaitu proses bisnis dan prototipe. Proses bisnis merupakan gambaran umum mengenai operasional sistem manajemen tempat tidur rumah sakit.Protitipe merupakan purwarupa aplikasi sistem manajemen tempat tidur yang dibangun,” ungkapnya.\
Hanya saja untuk pengembangan awal ini belum bisa diakses masyarakat dari rumah, melaiankan baru di rumah sakit. Meski begitu, dengan sistem ini, seluruh bagian di rumah sakit dapat dengan mudah memberikan informasi kepada keluarga pasien ada tidaknya bangsal. Bukan itu saja, sistem tersebut juga dapat dimonitor dari ruang mana saja, baik di lobi, bangsal, ICCU dan IGD. Sehingga bisa menjadi rujukan untuk menerima pasien rawat inap pindahan, baik dari Puskesmas atau rumah sakit lain. Sebab seluruh bagian di rumah sakit dapat dengan mudah memberikan informasi ada tidaknya bangsal.
“Software ini saya ujicobakan di salah satu rumah sakit di Tegal dan sekarang dalam tahap evaluasi,” terangnya.
Joko mengaku prototipe yang dikembangkan tersebut saat ini yang pertama di Indonesia. Untuk itu setelah nanti ada penyempurnaan berencana akan memproduksi massal, untuk diterapkan di seluruh rumah sakit di Indonesia. Sehingga semua rumah sakit akan terkoneksi.\
Ketua Program Pascasarjana UII Teduh Dirgahayu mengatakan sangat mendukung dengan pengembangan sofware tersebut. Sebab bukan hanya akan memberikan kemudahan dalam mengakses informasi suatu rumah sakit, khususnya soal ketersediaan kamar kosong. Namun dengan penerapan tersebut secara tidak langsung juga akan membawa nama baik UII.
“Kami berharap, ini juga dapat menjadi pemicu mahasiswa UII lainnya, untuk menciptakan dan mengembangkan teknologi atau berinovasi di bidang lainnya,” harapnya. (sbd)