Kerusakan Lahan Lereng Merapi Baru Tertangani 20 Persen
sembada.id – Erupsi Merapi 2010 lalu telah merusak 450
hektare (Ha) lahan lereng gunung tersebut.
Dari jumlah tersebut, hingga 2017 baru 90 Ha atau 20% yang tertanggani, sisanya
360 Ha masih membutuhkan penangganan lebih lanjut.
Jika tidak, selain akan menganggu ekologi lingkungan,
namun juga keberadaan mata air. Padahal
mata air ini sangat diperlukan bagi masyarakat bagi tiga daerah, yaitu Sleman,
Yogyakarta dan Bantul.
Kepala Balai
Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Ari Nurwanti mengatakan dengan kondisi
tersebut, untuk memulihkan kondisi lereng
Merapi, maka perlu kepedulian dari semua pihak. Baik dalam pembenahan
lingkungan maupun hal-hal teknis lainnya. Di antaranya melalui penghijauan
dengan penanaman pohon.
“Inilah yang saat
ini kami butuhkan, guna mempercepat pemulihan lereng Merapi,” kata Ari
Nurwanti saat gerakan penanam 1000 pohon yang dicanangkan PDAM Sleman, dalam
rangka HUT ke 25 perusahaan daerah tersebut di Plunyon, Umbulharjo Cangkringan, Jumat (17/11/2017).
Ari Nurwanti
menjelaskan selain dengan reboisasi, upaya lain untuk mengembalikan kondisi
lereng Merapi tersebut yakni melalui restorasi,
rehabilitasi dan suksesi. Diharapkan dengan langkah ini, kondisi lereng Merapi
akan cepat pulih.
Direktur PDAM
Sleman Dwi Nurwata mengatakan selain puncak dari rangkaian peringatan HUT ke
25 PDAM Sleman tahun 2017. Kegiatan ini juga untuk menjaga kelestarian
alam dan menjaga ketersediaan sumber air di lereng Merapi.
“1000 pohon yang ditanam
disesuaikan dengan endemik yang ada di TNGM ini,” terangnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan sangat mendukung
kegiatan tersebut. Diharapkan dengan
langkah ini dapat memelihara kelestarian
lingkungan dan menciptakan Sleman yang sejuk dan hijau.(wpr)
0 Response to "Kerusakan Lahan Lereng Merapi Baru Tertangani 20 Persen"
Posting Komentar