Kolokium Sarana Penguatan Kurator Baca Perkembangan Budaya
Rektor UNY Sutrisno
Wibowo (kiri) melihat poster proudk filim usai membuka kolokium (publikasi)
kurator musem dan seni nasional di MPI UNY, Selasa (27/2/2018)
SEMBADA.ID
– Museum Pendidikan Indonesia (MPI) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan
kolokium (publikasi) kurator musem dan seni nasional di MPI UNY. Kegiatan yang
berlangsung selama dua hari Selasa-Rabu (27-28/2/2018) tersebut, selain untuk
meningkatkan kemampyan para kurator sekaligus apresisasi agar mampu membaca
perkembangan budaya khususnya artefak yang berisi ideofak dan sosiofak yang terjadi pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
kegiatan
ini diikuti oleh lebih dari 170 orang kurator museum se-Indonesia, dosen dan
mahasiswa S1 dan S2 . Selain menampilkan
beberapa postur produk film era tahun 1940-an hingga 2000-an. Di antaranya film Anggerek Bulan produksi tahun 1948 yang
dibintangi Nila Djuwita dan R. Soekarno, film Benjamin Biang Kerok produksi
tahun 1972 yang di remake tahun 2018 dibintangi Reza Rahardian. Juga pemutaran serangkaian film lama seperti Apa Jang Kau
Tjari, Palupi? (1969), Malin Kundang (1974), Tjoet Nja’ Dhien (1988), Pasir
Berbisik (2001) dan Mereka Bilang, Saya Monyet (2008).
Pemaran
poster dan pemutaran film tersebut digelar
di ruang audio visual MPI UNY mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai dan akan berlangsung hingga Sabtu (3/3/2018).
Kepala
MPI UNY Hajar Pamadhi mengatakan perkembangan budaya yang berspektrum luas
perlu dijembatani secara arif melalui penelitian, pengkajian dan penulisan
artefak. Untuk itu dalam kegiatan ini
bukan haya mengundang, para pembicara guna
memberikan pemaparan kepada para kuraotor namun juga memberikan pelatihan penulisan kurator.
“Intinya
adalah saling berbagi pengalaman kuratorial artefak” kata Hajar Pamadhi
Rektor
UNY Sutrisno Wibowo mengatakan menyambut
baik diselenggarakannya kolokium ini. Ia berharap peserta dapat belajar berbagai hal dari masa
lalu dan mengembangkan diri dalam
workshop kepenulisan kurasi karya artefak sekaligus menjembatani kesenjangan
pemahaman terhadap artefak dan mengembangkannya dalam kuratorial museum secara
tepat.
Kepala
Seksi Promosi dan Inovasi Museum Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Budi Husada mengatakan kegiatan ini merupakan
sinergi antara Duta Museum UNY dan Ikatan Duta Museum Yogyakarta serta didukung
Disud DIY untuk mempromosikan museum,
terutama di DIY .(wpr)
0 Response to "Kolokium Sarana Penguatan Kurator Baca Perkembangan Budaya"
Posting Komentar