Menuju Pasar Modern, Sejumlah Pasar Tradisional Di Sleman Terus Direvitalisasi
Kepala
Disperindag Sleman Tri Endah Yitnani
SEMBADA.ID -
Kabupaten Sleman kembali akan melakukan revitalisasi sejumlah pasar tradisional
pada tahun 2018 ini. Revitalisasi ini, sebagai bentuk keseriusan pemerintah
kabupaten (Pemkab) Sleman yang akan mengubah pengelolaan manajeman pasar
tradisional menjadi pasar modern. Terutama dalam hal pengelolaan dan penyajian
dagangannya. Dimana nanti barang dagangan sudah tidak dikemas lagi secara
tradisional, tapi dibuat sama seperti layaknya di toko modern.
Selain itu, juga sebagai respons terhadap
membanjirnya toko waralaba (jejaring) di Sleman, yang diduga menjadi penyebab
terus sepinya pasar tradisional. Di Sleman sendiri, ada 41 pasar tradisional
yang tersebar di 17 kecamatan se Sleman dan 31 pasar desa.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Sleman Tri Endah Yitnani mengatakan memang saat ini, sedang
melakukan berbagai langkah untuk mengubah pengelolaan manajeman pasar
tradisional menjadi pasar modern. Di antaranya dengan merevitalisasi atau
menata kembali sejumlah pasar tradisional. Diharapkan dengan adanya
perubahan tersebut, dapat menarik lagi minat masyarakat untuk berkunjung ke
pasar tradisonal, yang sekarang mulai ditinggalkan.
“Tahun ini, ada tiga pasar yang akan direvitalisasi,
yaitu pasar Turi, Ngablak, Bangunkerto dan Saran, Wedomartani dengan anggaran
Rp3,8 miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK),” ungkap Tri Endah
Yitnani di sela-sela pelantikan pengurus pergantian antar waktu Dekranasda
Sleman 2018-2021 di pendopo rumah dinas bupati Sleman, Senin (26/2/2018).
Endah panggilan Tri Endah Yitnani menjelaskan
meskipun nantinya manajeman pasar dikelola secara modern, namun untuk ciri dan
suasana pasar tradisional tetap dipertahankan. Termasuk dalam jual belinya
tetap dikemas dalam sistem tradisional. Seperti adanya tawar menawar antara
pembeli dan penjual untuk produk tertentu.
“Untuk mewujudkan hal ini, selain memerlukan
perencanaan yang matang dan anggaran yang besar, juga membutuhkan partisipasi
semua pihak,” paparnya.
Endah menambahkan selain dengan melakukan
revitalisasi pasar, pihaknya juga akan memberikan sarana dan prasarana untuk
melengkapi keberadaan pasar tersebut. Di antaranya, fasilitas umum (Fasum), pos
satpam, tempat bermain dan penitipan anak. Fasum tersebut, nantinya akan
berada satu lokasi dengan pasar. Sehingga pembeli dan pedagang menjadi
nyaman saat melakukan transaksi di pasar.
Sebelumnya tahun 2017 lalu pemkab Sleman juga sudah
melakukan beberapa revitalisasi pasar Tradisional, antara laian, pasar Gentan,
Ngaglik, pasar Tegalsari Berbah, pasar Unit II Sleman, pasar Kalasan dan
pasar Prambanan. Dari jumlah itu, pasar Tegalsari dan Kalasan sudah
digunakaan. Untuk pasar Gentan, Pasar Unit II Sleman dan pasar Prambanan segera
menyusul.
“Direncanakan pasar Gentan dan pasar unit II Sleman
sudah dapat digunakan minggu ini. Untuk Prambanan akhir Maret,” paparnya.
Ketua komisi B DPRD Sleman
Nurhidayat mengataka karena pasar tradisional merupakan urat nadi perekonomian
warga Sleman, maka dalam melakukan revitalisasi jangan sampai menganggu
aktivitas mereka. Karena itu masalah ini juga harus mendapat perhatian. Bisa
dengan memindahkan ke pasar darurat yang ada di dekat pasar tersebut maupun
cara lainnya.
web resmi untuk menari daftar pasar tradisional di sleman apa ya? mohon pencerahanya
BalasHapus