2018, PDAM Sleman Targetkan Turunkan Kebocoran 1,5%
Bupatti Sleman Sri Purnomo saat melantik dewan pengawas
PDAM Sleman periode 2018-2021 Syarif Hidayat
di lantai III pemkab Sleman, Senin (12/3/2018)
SLEMAN-Tingkat kebocoran air perusahaan daerah air
minum (PDAM) Sleman masih cukup tinggi. Data PDAM setempat tahun 2017
prosentase kebocoran air mencapai 27.80%. Sistem exiting yang
sebagian besar masih mengunakan perpompaan diduga menjadi penyebabnya. Jika hal
ini tidak ada solusi, selain dapat menganggu pasokan kebutuhan air ke pelanggan
juga percepatan tambahan sambungan.
Direktur PDAM Sleman Dwi Nurwata mengakui hingga sekarang kebocoran air PDAM masih terjadi, meski secara prosentase jika dibandingkan dengan daerah lain di DIY paling rendah. Kebocoran sendiri akibat sistem distribusi. Sebab untuk penyaluran air masih memakai perpompaan. Akibatnya banyak air yang terbuang, terutama saat pengolahan air (washing water) menjadi air bersih yang layak konsumsi.
“Dari
380 liter/detik debit air, yang mengunakan sistem grativiskasi baru 96
liter/detik sisanya 284 liter/detik masih memakai sistem perpompaan. Sehingga
kebocoran masih relatif tinggi,” kata Dwi Nurwata usai pelantikan dewan
pengawas PDAM Sleman di pemkab Sleman, (12/3/2018).
Dwi
menjelaskan guna menekan kebocoran air tersebut, selain akan
mengoptimalkan sistem yaitu dari perpompaan menjadi gravitasi juga dengan
menerapkan zona sistem (distrik meteran), yaitu alat untuk mendeteksi dini
kebocoran air, pengecekan meteran pelanggan dan jaringan transmisi
serta audit debit air .
"Ditargetkan
dengan langkah ini, tingkat kebocoran dapat ditekan hingga 1,5%
pada tahun 2018,” paparnya.
Dwi
menambahkan PDAM Sleman juga akan meningkatkan layanan dan percepatan
sambungan. Untuk percepatan ini, di antaranya denganmengembangkan empat
pengelolaan sumber air baru yaitu di Pakem, Kalasan, Gamping dan Prambanan dan
pemasangan baru melalui program pelanggaran hibah air minum (PHAM), yaitu
berupa keringangan biaya sambungan dari Rp1 juta menjadi Rp300.000. Terutama di
daerah pinggiran, seperti Seyegan, Godean, Gampimg, Minggir dan
Moyudan.
“Kami targetkan untuk sambungan ini akan meningkat dari 33.000
tahun 2017 menjadi 34.000 pada tahun 2018,” ungkapnya.
Bupati
Sleman Sri Purnomo mengatakan atas kondisi tersebut,
maka PDAM dituntut untuk peka dan jeli dalam membaca kondisi riil
dilapangan. Termasuk dapat terus berinovasi dalam program kerja yang
dicanangkan dan dapat secara dinamis meningkatkan layanan kepada masyarakat
sehingga mampu meminimalisir ketidakpuasan masyarakat atas layanan yang
diberikan.
"Untuk
itu direktur PDAM harus dapat memotivasi jajarannya dan
membangun sinergi baik dengan jajaran dewan pengawas, instansi terkait
dan seluruh staf," tandasnya (wpr)
0 Response to "2018, PDAM Sleman Targetkan Turunkan Kebocoran 1,5% "
Posting Komentar