Awal 2018 Sleman Catat 24 Kasus DBD
SEMBADA.ID – Penyakit deman berdarah dengue(DBD) masih
menjadi perhatian pemkab Sleman. Indikasinya, hingga Februari 2018, sudah terjadi 24 kasus DBD. Masih rendahnya
kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkunga diduga menjadi
penyebabnya. Terbukti saat tim kelompok kerja opernasional
(Pokjanal) penanggulana DBD Sleman melakukan
monitoring jentik, di Ngangkrik, Triharjo, Sleman dan Kawadenan, Tirtoadi, Mlati untuk angka bebas
jentik (ABJ) masih dibawah standar ABJ, yaitu di bawah 95%.
Di Ngangkrik, dari 104 rumah yang diperiksa, ABJ baru
90,38%. Bahkan di Kewadenan ABJ lebih
rendah lagi, dimana dari 60 rumah yang diperiksa, ABJ baru 83.4%
Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
(P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman
Dulzaini selain untuk memotivasi
agar masyarakan selalu hidup bersih dan peduli terhadap kebersihan
lingkungannya. kegiatan ini sekaligus memberikan pengetahuan tentang bagaimana
menghindari bahaya DBD.
“Kepedulian dari masarakat itu yang
paling penting. Jadi kesehatan itu bukan miliknya Dinas Kesehatan, Bukan
miliknya Pak Bupati dan seterusnya. Jadi kesehatan yang harus mencapai itu ya
kita semuanya,” kata Zaini.
Hal yang sama diungkapkan Kepala
Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setda Sleman, Iriansya. Menurutnya kegiatan tersebut
merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Di antaranya dengan terus mendorong masyarakat untuk berperan aktif
dalam pemberantasan DBD. (yan)
0 Response to " Awal 2018 Sleman Catat 24 Kasus DBD"
Posting Komentar