Awal Tahun, Leptospirosis Rengut Satu Nyawa Di Sleman
Kepala bidang (Kabid) Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Novita
Krisnaini
SLEMAN –Penyakit leptospirosis masih menjadi ancaman serius bagi warga Sleman, terutama saat musim pancaroba. Data pemkab setempat sejak Januari hingga akhir Maret ini, tercatat sudah ada 10 warga yang positif leptopirosis. satu orang di antaranya meninggal dunia.
10 warga yang terkena leptospirosis tersebut, masing-masing dua di kecamatan, Moyudan, gamping dan Prambanan serta satu di kecamatan Berbah, Turi, Tempel dan Godean. Bahkan jumlah ini kemungkinan masih bisa bertambah, sebab saat ini masih ada satu warga yang diduga meninggal karena leptospirosis.
Kepala bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Novita Krisnaini mengatakan dari keterangan dari rumah sakit (KDRS) satu orang yang meninggal dunia karena leptospirosis itu warga Sidokarto, Godean.atas nama Ristanto, 35. Orang itu meninggal dunia pada 20 Maret lalu.
“Sedangkan yang diduga suspect juga warga Sidokerto, Godean atas nama Edwin Wibowo, 17 dan meninggalnya juga pada hari yang sama. Hanya jamnya berbeda. Yang positif leptopirosis meninggal sore yang suspect siang harinya,” kata Novita di ruang kerjanya, Jumat (23/3/2018).
Mantan Direktur RSUD Prambanan itu menjelaskan dengan adanya kejadian ini, Dinkes langsung melakukan tindakan. Yaitu dengan melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap semua laporan kasus leptospirosis. Selain itu juga disertai dengan penyuluhan kepada masyarakat dan pelaksanaan pemindaian pada anggota keluarga dan masyarakat yang berdekatan dengan penderita positif lesptospirosis.
“Kami juga menerbitkan surat edaran ke semua fasilitas umum pelayanan
kesehatan seperti klinik, rumah sakit, dan puskesmas. Termasuk di setiap
puskesmas juga sudah sediakan rapid test untuk mendeksi dini leptospirosis,”
paparnya.
“Gejalanya yaitu panas, lemas, nyeri betis, mual, muntah, badan kuning, dan gagal ginjal. Karena ini berbahaya maka harus segera ditangani,” ungkapnya
Kepala DPPP Sleman Heru Saptono menjelaskan karena
petani sangat rentan terjangkit virus leptospirosis. Untuk itu,
menghimbau para petani selalu menjaga kebersihan. Apalagi tidak sedikit
tikus yang berkeliaran di sawah. Mengenai korban di Godean akibat
leptospirosis sudah melakukan pengecekan dan investigasi. Diharapkan
penyebab detailnya segera diketahui.
Wakil ketua DPRD Sleman Sofyan Setyo Darmawan mengatakan agar kasus
leptospirosis tidak sampai menimbulkan korban jiwa, pemkab harus melakukan
antisipasi. Sehingga kasus leptospiros maupun penyakit lainnya,
tidak akan mewabah dan dapat dicegah, serta tidak menjadi endemik di masyarakat.
Teutama di wilayah yang selama
ini rawan terhadap penyakit tersebut.
“Saya mengharapkan dengan adanya kesiapan
tersebut, jika terjadi kasus segera dapat ditangani secepatnya dan
tidak meluas, atau bahkan menjadi KLB. Termasuk masyarakat
segera melaporkan kepada instansi terkait jika menemukan adanya penyakit itu,”
harapnya.(wpr)
0 Response to "Awal Tahun, Leptospirosis Rengut Satu Nyawa Di Sleman"
Posting Komentar