Cacat Fisk Alfiana Tetap Raih Prestasi Akademi




Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris UII  penderita tuna daksa  Alfiana Asti Premasari, 25 lulus dengan predikat cumlaude  saat wisuda UII, di kampus setempat, Sabtu (24/3/2018). Foto Dok UII


SEMBADA.ID - Keterbatasan secara fisik tidak menjadi hambatan bagi warga Besi Blok A-10, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Alfiana Asti Premasari, 25  dalam menuntut ilmu. Termasuk menorehkan prestasi dalam bidang akademik. Terbukti penderita tuna daksa itu mendapatkan nilai terbaik saat akhir studi.  Terakhir  menjadi salah satu lulusan dengan predikat cumlaude  di Universitas  Islam Indonesia.   Yaitu  dengan indeks prestasi kumulatif (IPK), 3,73. saat menyelesaikan program studi (prodi) pendidikan bahasa Inggris.

Atas prestasinya ia mendapatkan penghargaan khusus dari UII saat wisuda periode IV di kampus setempat, Sabtu (24/3/2018).  Selain prestasi, penghargaan tersebut, juga karena dedikasi Alfi panggilan Alfiana dalam menempuh pendidikan. Sebab  dapat dikatakan tidak mudah dan melalui banyak rintangan.

Apalagi perguruan tinggi reguler belum banyak yang menerika mahasiswa yang memeiliki kebutuhan khusus dan kebanyakan  hanya menerima mahasiswa  dilihat dari segi fisiknya. Menyadari hal tersebut  awalnya sempat membuat dirinya  pesimis  ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas.

Namun dengan dorongan dan dukungan dari orang tuanya,  Alfi kemudian mendaftar sebagai mahasiswa di UII pada tahun 2013. Ia pun mengikuti tahapan seleksi sebagai mahasiswa baru (maba) di kampus tersebut.  Hasilnya putri pasangan Aspandi dan Murtiwati dinyatakan lolos.  Termasuk  mendapat jaminan pemenuhan seluruh aksesibilitas bangunan di kampus UII hingga lulus.

Hanya saja, bukan  berarti permasalahannya selesai. Sebab dengan keterbatasan fisiknya, ia kesulitan jika harus mengikuti kulah di lantai atas gedung bertingkat. Untungnya setelah dikonsultasikan dengan dosen pembibing akademik (DPA), semua perkuliahan dapat dipindahkan ke lantai dasar.

“Jadi apa yang saya dapatkan ini juga tidak lepas dari dukungan semua pihak,” kata Alfi  yang menulis tugas akhir y sebagai syarat kelulusan berjudul “Hubungan Antara Prestasi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus Dengan Dukungan Orang Tua”  tersebut.

Alfi mengaku  tidak menyangka bisa mendapatkan predikat cumlaude,  Apalagi saat awal kuliah karena berbeda dengan teman-temannya  sedikit canggung, meski seiring dengan berjalannnya waktu, hubungan pertemanan terus membaik dan tidak lagi canggung. 

Selain itu saat proses bimbingan skripsi juga mengalami kesulitan  Termasuk kurangnya konsultasi dengan dosen pembimbing.  Namun dengan dukungan dari semua pihak dan  lingkungan ditambah  motivasi yang tinggi  akhirnya dapat menyelesaikan

“Selain karena kesukaan saya dengan bahasa Inggris sejak SMP, orang tua saya juga mendukung dan menyarankan untuk memilih Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris,”  ungkap  Alfi yang bercita-cita menjadi penerjemah itu.

Alfi sendiri  tekad akan terus melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah menyelesaikan proses administrasi pasca kelulusan nanti, Ia berencana menempuh pendidikan pada jenjang S-2 Magister Pendidikan Bahasa Inggris atau Studi Disabilitas dan Pendidikan Inklusif.

Selain bertekad tinggi dalam bidang pendidikan, Alfi juga merupakan sosok yang aktif dalam kegiatan sosial. Terbukti Ia aktif sebagai pengurus di salah satu komunitas difabel di Yogyakarta. Dengan keterlibatannya di dalam komunitas tersebut menjadi salah satu sumber motivasinya untuk terus belajar dan maju.

“Teman seperjuangan saya di dalam komunitas disabilitas banyak yang seumuran bahkan lebih tua daripada saya, dan mereka memiliki kemampuan intelektual yang memadai akan tetapi mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak,” tambah sarjana pendidikan kelahiran, Kulonprogo, 15 Juli 1992 ini.

Tidak lupa Alfi juga memberikan pesan untuk  para mahasiswa yang saat ini masih menempuh studi untuk tidak mudah menyerah dan terus berusaha yang terbaik dalam menuntut ilmu.  Serta bersyukur dan memanfaatkan segala kelebihan yang dimiliki.


Rektor UII Nandang Sutrisno mengatakan selain bidag akademik,  UII juga memberikan soft skill dan hard skill. Sehingga diharapkan apa yang telah mereka dapatkan itu dapat menjadi bekal setelah mereka lulus.  Termasuk dapat mengembangkannya. UII sendiri sampai sudah meluluskan 90.418 mahasiswa. (prista) 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cacat Fisk Alfiana Tetap Raih Prestasi Akademi"

Posting Komentar