Kualitas Lingkungan Hidup Sleman Masih Rendah
Bupati Sleman
Sri Purnomo (dua dari kiri) melakukan penanaman pohon penghijaun usai Sarasehan
Dialog Peduli Sampah di Candikarang, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Jumat (2/3/2018).
SEMBADA.ID – Pencemaran lingkungan hingga sekarang masih
menjadi permasalah serius di Sleman.
Indikasinya untuk indeks kualitas
lingkungan hidup (IKLH) Sleman masih
cukup rendah, yaitu di bawah 40%. IKLH sendiri berdasarkan tiga aspek yaitu
indeks pencemaran air (IPA), indeks pencemaran udara dan indeks tutupan
tanah.
Bupati Sleman Sri Punomo mengakui kualitas lingkungan hidup di Sleman
rendah. Karena itu berbagai langkah
terus dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Terutama bagaimana meningkatkan daya
dukung lingkungan yang memadai.
seperti pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah
perkotaan dan pengendalian pencemaran
lingkungan.
“Dari tiga komponen masalah sampah menjadi prioritas,”
kata Sri Purnomo saat Sarasehan Dialog
Peduli Sampah di Candikarang, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Jumat (2/3/2018).
Menurut Sri Purnomo fokus pada pengolahan sampah ini
bukan tanpa alasan. Sebab timbunan, jumlah dan volume sampah berbanding lurus
dengan tingkat konsumsi terhadap produk yang digunakan sehari-hari. Demikian juga jenis sampah sangat tergantung dari
jenis material yang dikonsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa lepas dari gaya hidup
masyarakat.
“Begitu kompleksnya masalah pengelolaan sampah, sehingga perlu kesadaran
semua pihak dalam melihat permasalahan sampah ini,” tandas
bupati dua periode itu.
Sri
Purnomo menjelaskan untuk
mengurangai timbunan sampah dari sumbernya, selain dengan membuat bank sampah
dan membangun depo transfer. Juga mendorong masyarakat untuk mengelola sampah
secara mandiri, yaitu mengolah sampah dengan cara 3 R (reuse, reduce dan
reycle). Di Sleman sendiri untuk bank
sampah sudah ada 275 unit, pengelola sampah mandiri ada 31 kelompok dan 28
transfer depo.
“Untuk transfer depo kami terus berupaya
menambah, termasuk merencanakan setiap desa memiliki satu transfer depo,” terangnya.
Selain itu, berbagai kegiatan yang muaranya untuk
pengolahan sampah dan memberikan feedback positif terhadap perubahan
perilaku masyarakat terkait pengolahan sampah akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan dan
dikembangkan. Sehingga bukan hanya akan meningkatkan indeks kualitas lingkungan
hidup tetapi juga terciptanya lingkungan yag sehat bersih dan nyaman.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Sleman Purwanto menambahkan untuk
pengelolaas sampah memang harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Sehingga
dengan langkah ini, selain akan memberikan manfaat ecara ekonomi, kesehatan dan lingkungan , namun juga dapat mendukung terbentuknya perilaku
masyarakat yang berwawasan lingkungan.
“Karena itu kegiatan ini sekaligus bentuk sosialisasi kebijakan dan program pengelolaan sampah kepada
masyarakat. Sehingga kesadaran dan motivasi masyarakat dalam pengelolaa sampah
dan budaya bersih masyarakat meningkat serta terwujudya Sleman yang berish
indah dan hijau,” tambahnya.
0 Response to "Kualitas Lingkungan Hidup Sleman Masih Rendah"
Posting Komentar