UNY Tambah Satu Guru Besar
Dosen
Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni (FBS)
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Suroso saat
membacakan pidato pengukuhan guru besar
bidang Pembelajaran
Sastra Indonesia, di
ruang sidang utama rektorat, kampus setempat, Rabu (14/3/2018)
SEMBADA.ID - Jumlah guru besar yang
dimiliki Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada awal tahun ini kembali
bertambah. Kepastian ini, setelah dosen Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan
Seni (FBS) kampus setempat Suroso dikukuhkan
sebagai guru besar bidang Pembelajaran Sastra Indonesia, Rabu
(14/3/2018).
Pengukuhan tersebut dilaksanakan dalam rapat terbuka
senat di ruang sidang rektorat, UNY. Rektor UNY Sutrisno Wibowo memimpin
langsung acara tersebut. UNY
sendiri sampai saat telah memiliki 65
guru besar atau 6,8% dari 963 jumlah
dosen.
Humas UNY Dedy Herdito mengatakan untuk
jumlah guru besar UNY sendiri dipastikan akan terus bertambah.
Karena ada beberapa dosen yang bergelar doktor sudah mendapatkan SK sebagai guru
besar, namun secara resminya masih menunggu waktu untuk
pengukuhannya. Selain itu, sampai saat ini juga sudah banyak dosen
bergelar doktor yang sudah mengajukan untuk diproses menjadi guru besar,
termasuk yang sedang dalam proses.
“Secara
kuantitas, dosen UNY yang memenuhi syarat menjadi guru
besar sudah cukup banyak, tercatat ada 30% atau 321 dari 963
dosen sudah bergelar S3.,” kata Dedy.
Menurut Dedy dengan
bertambahnya guru besar tersebut, bukan hanya untuk meningkatkan
kualitas UNY, baik dari sisi akademis maupun lulusannya, namun juga untuk
mendukung UNY menuju world class university (universitas berkelas dunia). UNY
sendiri secara peringkat menargetkan dapat
menembus jajaran 500 top perguruan tinggi dunia.
“Kami menargetkan tahun 2018 UNY tetap berada di klaster 1,minimal peringkat 10 dan untuk Asia 400 serta di Asia Tenggara, 85,” ungkapnya.
Sementara Suroso dalam pidato
pengukuhan guru besar yang berjudul Religiusitas dan
Humanitas dalam Sastra Indonesia Modern menyoroti tentang pentingnya bekal
literasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Suroso, hal itu
penting, sebab literasi memilki peran dalam pembentukan jiwa dan terwujudnya bangsa berkepribadian budaya. Sehingga sudah
saatnya menempatkan sastra bagian dari politik kesastraan nasional.
“Jika
sastra dianggap sederajat dengan bahasa Indonesia, sudah seharusnya ada
upaya-upaya agar setiap anak mengenal sastra,” ungkap Suroso dalam pidato
pengukuhannya.
Hanya
saja, beberapa gagasan mengenai pendidikan sastra masih belum terwujud sepenuhnya.
Padahal, melalui politik kesastraan bangsa mampu memahami kebudayaan dan
pikiran bangsanya sendiri.
0 Response to "UNY Tambah Satu Guru Besar"
Posting Komentar