Dosen Universitas Budi Luhur Kembangkan Prototipe Cegah DBD
Dosen yang juga Wakil
Dekan Bidang Riset ,PPM
dan Kemahasiswaan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Jakarta Deni Mahdiana (kanan) usai ujian terbuka doktor di
fakulatas MIPA UGM, Senin (14/5/2018).
SEMBADA.ID -
Kasus penyakit deman berdarah dengue
(DBD) di Indonesia hingga sekarang masih
tercatat cukup tinggi. Rendahnya kemampuan dalam mengantisipasi kejadian DBD diduga menjadi penyebabnya. Indikasinya, pemerintah baru melakukan
tindakan setelah ada kejadian. Hal
ini lantaran belum adanya prediksi dan
tersedianya model peramalan kejadian DBD.
Hal inilah yang mendorong
mahasiswa S3 program ilmu komputer Universitas Gadjah Mada (UGM) Yohgyakarta
Deni Mahdiana mengembangkan prototipe
R programing untuk mencegah penyakit
DBD. Dimana dengan aplikasi tersebut, dapat digunakan untuk mengantisipasi
agar DBD dapat dicegah atau tidak meluas
ke daerah sekitarnya.
Deni Mahdiana menjelaskan selama
ini untuk pencegahan DBD, masih menunggu terjadinya kasus DBD, baik melakukan
program 3R, pengobatan dan lainnya.
Akibatnya kasus DBD bukan hanya selalu berulang tiap tahun namun jumlahnya juga cukup tinggi. Padahal
jika sudah mengetahui kondisi daerah tertentu, baik mengenai cuaca, seperti curah hujan dan lama
penyinaran matahari serta kasus DBD yang terjadi sebelumnya, dapat menjadi
acuan dalam memprediksikan berapa kasus DBD yang akan terjadi di tahun
sekarang. Sehingga dengan prediksi ini tidak perlu menunggu ada kasus DBD,
melainkan sudah ada antispasi sebelumnya.
“Jadi dengan cara ini dapat
digunakan sebagai upaya preventif,” kata Deni usai ujian doktor ilmu kompurer
di FMIPA UGM, Senin (14/5/2018).
Deni menjelaskan untuk prediksi
ini dengan mengembangkan kombinasi
metode Vector Autoregressive dan Spatial Autocorrelation (VARSA) dengan
menggunakan data suhu maksimal, suhu rata-rata, curah hujan, lama penyinaran
matahari, Jumlah kasus DBD dan data tingkat kepadatan penduduk per kecamatan.
Selain itu juga dengan memodifikasi metode peramalan pola
distribusi penyebaran DBD spatial
autocorrelation menggunakan metode Modified
Moran’s I Spatial Autocorelation (MMSA) dengan memasukkan data tingkat
kepadatan penduduk dalam matriks pembobotan spasial.
“Untuk penelitian
ini saya memakai data Dinas Kesehatan Sleman,”
papar wakil dekan ilmu komputer Universitas Budi Luhur Jakarta tersebut.
Menurut Deni dengan metode ini dapat membantu dinas
kesehatan dalam
membuat perencanaan yang matang untuk pencegahan meningkatnya jumlah kasus dan
pola distribusi penyebaran DBD dimasa yang akan datang. Perencanaan
tersebut diperlukan agar tidak terjadi masalah seperti keterlambatan tindakan
pencegahan, bertambahnya korban jiwa dan kurangnya ruangan serta petugas untuk
penanganan Pasien DBD.
“Hasil penelitian di Sleman
menunjukkan tingkat akurasi metode ini mencapai 88%. Diharapkan dengan mengetahui hasilnya ini DBD
tahun berjalan dapat ditekan bahkan tidak terjadi di daerah itu.” jelasnya
Menurut Deni meski untuk
hasilnya masih perlu penyempurnaan lagi. Namun prototipe R Progamming ini,
bukan hanya untuk penyakit DBD, namun penyakit menular lainnya. Hasil pengembangan Deni tersebut bukan hanya
untuk membantu mencegah DBD, tetapi juga
mengantar Deni meraih gelar doktor ilmu komputer FMIPA UGM denga predikat
sangar memaskan.
Promotor Ujian Terbuka doktor Deni Mahdiana
Edi Winarko mengatakan dengan gelar doktor yang diraih Deni Mahdiani tersebut,
maka UGM sudah menghasilkan 3994 doktor,
untuk FMIPA tercatat sebagai doktor ke 308 dan untuk program ilmu
komputer FMIPA dokter ke 68.
0 Response to "Dosen Universitas Budi Luhur Kembangkan Prototipe Cegah DBD"
Posting Komentar