Merapi Meletus, 152 Warga Kalitengah Bertahan Di Balai Desa Glagaharjo
Para
pengungsi warga Kalitengan Lor dan
sebagian warga Kalitengan Kidul dan
Srunen, Desa Glagaharjo yang kebanyakan lansia saat berada di penampungan balai
desa Glagaharjo, Cangkringan, Kamis (24/5/2018)
SEMBADA.ID -
Meletusnya gunung Merapi yang terjadi Kamis (24/5/2018) pada pukul 02.56 WIB
membuat warga Kalitengan Lor dan sebagaian
Kalitengan Kidul dan Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman memutuskan untuk menuju ke tempat penampungan yang ada di balai desa
setempat. Tercatat ada 298 jiwa yang
mengungsi ke tempat tersebut. Terdiri
dari lansia, 132 orang, anak-anak 26
orang dan balita 4 orang sisinya 146
orang dewasa.
Mereka
sebenarnya sudah berada di tempat tersebut, sejak Senin (21/5/2018) lalu, yaitu saat Merapi meletus freatik. Hanya
saja karena kondisi dirasa
kondusif, sebagian mereka ada
yang kembali ke rumahnya masing-masing.
Tetapi untuk para lansia, anak dan balita tetap bertahan di tempat ini.
“Ya kami
sudah berada di sini sejak tiga hari lalu. Khawatir Merapi meletus,” kata warga
Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Ngadiwiyoso, 60 di tempat penampungan pengungsi balai desa
Glagaharjo, Kamis (25/5/2018).
Ngadiwiyoso
mengatakan sebenarnya hampir semua warga Kalitengah Lor berada di balai desa ini, hanya saja kalau
pagi sampai sore, khususnya ada yang menjalankan aktivitas keseharian, bagi
pegawai bekerja ke kantor, ada yang ke
kebun dan mencari pakan untuk ternak.
Apalagi untuk ternak, tidak ikut dibawa ke pengungsian, melainkan di
tinggal.
“Karena
itu, di tempat ini baru penuh kalau
malam hari,” terangnya.
Dusun
Kalitengah Lor sendiri merupakan tempat
paling dekat dengan puncak Merapi, yaitu hanya 4 kilomter (KM) dan setelah
dusun itu sudah tidak ada dusun lain.
Karena itu, bersama dusun lain, seperti Kalitengah Kidul dan Srunen termasuk
dalam kawasan rawan bencana (KRB) III, dimana direkomendaskan wilayah tersebut
tidak untuk hunian.
KasI
Pemerintahan Desa Glagaharjo,
Cangkringan, Heri Prasetyo mengatakan
untuk pagi sampai sore yang ada di tempat itu memang para lansia dan anak,
untuk orang dewasa menjalankan aktivitas keseharian dan baru sore hari mereka
datang berkumpul dengan keluarga. Meski begitu, beberapa warga tetap ada yang
berjaga-jaga di dusun mereka bersama dengan petugas dan relawan. Baik untuk
memantau perkembangan maupun menjaga barang warga yang ditinggal di rumah saat
mengungsi, termasuk ternak.
“Untuk
ternak ini, sebenarnya ada sebagian yang ditinggal dan dibawa tetapi ada juga
yang dijual. Hanya saja kalau dijual harganya jatuh,” ungkapnya.
0 Response to "Merapi Meletus, 152 Warga Kalitengah Bertahan Di Balai Desa Glagaharjo"
Posting Komentar