Revolusi Industri Ancam Keberadaan Perguruan Tinggi
Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti, Ali Ghufron
Mukti menyampaikan orasi ilmiah saat Dies Natalis UNY ke 54 di auditorium
kampus setempat, Senin (21/5/2018)
SEMBADA.ID -Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk
ke Indonesia. Disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini
memasuki era revolusi industri 4.0, yakni
menekankan pada pola digital atau
dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan mendasar industri, strategi
bisnis dan terciptanya pasar baru. Termasuk di dunia pendidikan. Sebab dengan adanya perubahan tersebut, juga
akan berubah jenis pekerjaaan dan peran sumber daya manusia (SDM).
Khusus
di duna pendidikan, dengan adanya disrupsi ini.
bukan hanya akan mengubah proses belajar mengajar namun juga soal peran, strategi, orientasi dan tata-kelola perguruan tinggi.
“Karena
itu, perguruang tinggi harus responsif
dengan adanya perubahan ini. Termasuk UNY juga harus berubah dan responsive terhadap perubahan
IPTEK yang sangat cepat tersebut,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan, Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti, Ali Ghufron
Mukti menyampaikan orasi ilmiah saat Dies Natalis UNY ke 54 di auditorium
kampus setempat, Senin (21/5/2018)
Ali
Ghufron menegaskan perguruan tinggi (PT) yang tidak bisa responsif dan melakukan perubahan
selain akan ketinggalan, juga bisa mengancam keberadaannya. Untuk itu, jalan
satu-satunya yaitu dengan merespon dan melakuka perubahan serta antisipasi.
“Dies
merupakan momentum untuk perubahan ini, Perguruan tinggi ranking atas dunia sudah
mulai melakukan perubahan itu” tandasnya.
Ali
Ghufron mencontohkan Massachusetts
Institute of Technology (MIT) yang merupakan PT Teknik ranking atas dunia,
sudah menawarkan inovasi sistem pendidik berkelanjutan MOOCs (Massive Online
Open Course) dengan standar kualitas kurikulum, modul dan proses pembelajaran
atau platform pembelajaran canggih
seperti edX dan Start-up Cousera dan Udacity.
Dalam
hal ini yang menarik kursus berkualitas tersebut gratis. Sekarang ini yang merupakan pengembangan SPADA ( SistemPembelajaran Daring Indonesia)
yang sudah menyediakan 1268 modul dan 51 PT. Kemudian disempurnakan dengan IdRen (Indonesia
Research and Education Network) yang sudah ada partisipasi 80 PT, baik PTN atau PT swasta di Indonesia.
“Kemenristekdikti sekarang sedang mengembangkan apa yang
disebut Cyber Institute of Indonesia,” jelasnya.
Rektor
UNY Sutrisna Wibawa menyatakan UNY siap menaklukkan era disrupsi dan revolusi
industri 4.0 dengan berinovasi. Yaitu
dengan cara melakukan pekerjaan dengan cara baru yang lebih efisien,
efektif dengan mempertimbangkan skala prioritas/
“Berinovasi
merupakan pilihan atau choices, bukan
semata karena kepatuhan atau compliance.
Oleh karena itu segenap pimpinan UNY menerapkan pendekatan kepemimpinan transformatif,
kolegial dan partisipatif untuk memajukan universitas,” paparnya.
Gubernur
DIY Hamengkubowono (HB) X menegaskan
bahwa perguruan tinggi berperan strategis dalam konteks pembangunan kapasitas
dan peningkatan keahlian, kompetensi profesional dan kemahiran teknikal. Bangsa yang mempunyai banyak manusia terdidik,
berpengetahuan dan menguasai teknologi pasti memiliki daya saing kuat dalam
kompetisi global.
Perguruan
tinggi diharapkan dapat menjadi tulang punggung utama transformasi sosial dan
peningkatan daya saing bangsa dengan membentuk manusia yang menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
(sindonews)
0 Response to " Revolusi Industri Ancam Keberadaan Perguruan Tinggi"
Posting Komentar