Kisah Anak Guru Jadi Lulusan Terbaik Sekbang Terpadu 2018


Letda Pnb Avinash Haritz  diapit kedua orang tuanya Sutiyono dan Istiyaningsih usai wingday, di lanud Adisutjipto, Yogyakarta,  3 Agustus 2018 lalu.

SEMBADA.ID – Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI Angkatan Udara (AU) kembali meluluskan 50 penerbang pesawat militer  muda yang  akan megawal dirgantara tanah air Indonesia. KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna secara resmi melantik luusan Sekbang Terpadu Angkatan 93  dalam upacara wisuda penerbang atau yang disebut wingday, di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat (3/8/2018).


50 Penerbang militer itu, terdiri dari 43 lulusan AU, lima lulusan AD dan dua dari AL.  43 lulusan Sekbang AU,  masing-masing 15 penerbang tempur, 17 penerbang angkut dan 11 penerbang heli. Sedangkan 7 lulusan dari AD dan AL menjadi penerbang angkut dan heli.


Terpilih sebagai lulusan terbaik untuk fix wing (penerbang tempur da rranspor) yakni Letda Pnb Avinash Harits dan  rotary wing, Letda Pnb Andi Muhammad Firdaus. Mereka adalah alumni AAU angkatan 2016.


Letda Avinash Harits mengaku tidak pernah bermimpi akan terpilih sebagai lulusan terbaik di jurusan fix wing.  Meski begitu ada dua hal yang menjadikan dirinya dapat menyelesaikan pendidikan Sekbang tersebut. Yakni belajar dan berlatih serta tidak lupa selalu  berdoa kepada Yang Maha kuasa. 


“Itu hal yang paling utama,” kata Avinash soal kiat menjadi lulusan terbaik Sekbang Terpadu A 93, seperti dilansir sindonews, Selasa (7/8/2018). 


Hal lainnya yang tidak kalah penting yakni adanya dukungan dari orang tua, keluarga dan teman. Keberadaan mereka yang selalu memberikan dorongan menambah motivasi dalam menyelesaikan pendidikan dan memberikan yang terbaik.


“Dukungan dari keluarga terutama kedua orang tua saya tidak pernah kurang. Mereka yang selalu memotivasi saya untuk berjuang dan jangan pernah menyerah untuk menghadapi setiap tantangan yang ada,” kata perwira menegah pertama AU kelahiran Wonosobo, 19 Juli 1992 putra pasangan Sutiyono dan Istiyaningsih itu.

Namun Avinash mengaku awal pendidikan Sekbang ada rasa takut. Sebab terbang bukan kodrat manusia.  Hanya saja seiring dengan bertambahnya jam terbang, rasa takut itu hilang dengan sendirinya. Apalagi sebelum melaksanakan pendidiikan telah mempersipkan dengan baik dan memahami prosedur.


“Hal ini bukan hanya membuat kita confident(percaya diri), namun juga bisa mengatasi emergency,” paparnya.

Menurut Avinash menjadi TNI AU memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil. Hal tersebut tidak lain karena termotivasi saat melihat pesawat lewat di atas rumahnya. Sehingga usai menyelesaikan SMA, langsung mendaftar sebagai taruna AAU dan setelah lulus AAU mengikuti seleksi Sekbang.

“Semoga saya bisa tetap melaksanakan tugas utama TNI AU yaitu menjaga kedaulatan wilayah udara NKRI dengan sebaik baiknya. Dan menjadi perwira yang amanah serta  bisa dibanggakan bangsa dan negara,” ungkap Avinash yang akan bertugas di Lanud Hasanudin Makasar sebagai penerbang pesawat tempur Sukhoi tersebut.


Orang tua Avinash, Sutiyono berharap  kedepan putranya dapat menjadi penerbang TNI AU yang andal dan profesional serta bisa melaksanakan tugas di kesatuan dengan baik, sehingga dapat turut serta memajukan TNI AU.

“Alhamdulilah puji syukur kepada Allah SWT tidak menyangka putra kami terpilih menjadi siswa terbaik”  ucap Sutiyono yang berprofesi sebagai guru tersebut. (sbd)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Anak Guru Jadi Lulusan Terbaik Sekbang Terpadu 2018"

Posting Komentar