Kisah Buruh Pemotong Ayam, Anaknya Diterima Pendidikan Bintara Polri





Kedua orang tua Muhammad Riyadli Wijaya, Supono dan Sri Mulyani mengucap syukur karena anaknya lulus untuk mengikuti pendidikan bintara Polri, saat pengumuman kelulusan di gedung serbaguna Mapolda DIY, Jumat (3/8/2018)


SEMBADA.ID –Polda DIY melaksanakan sidang kelulusan penerimaan bintara umum dan khusus tahun anggaran 2018. Sidang kolulusan dipimpin oleh Kapolda DIY Bngjen Pol Ahmad Dofiri tersebut berlamgsung di gedung serbaguna Polda setempat.  Kegiatan tersebut diikuti 194 peserta yang dinyatakan lulus sementara untuk mengikuti seleksi akhir.  Terdiri dari 169  peserta bintara umum dan 25 bintara khusus.  

Dari jumlah tersebut, berdasarkan keputusan dari Mabes Polri, DIY mendpatkan kuota 146 peserta yang berhak mengikuti pendidikan. Terdiri dari 121 bintara umum  (117 pria dan 4 perempyan dan 25 bintara khusus  (22 pria dan 3 perempuan).  Sehingga untuk peserta bintara umum  ada yang tidak diterima,  terutama peserta pria sebab yang mengikuti penentuan akhir ada 165 peserta. sedangkan untuk peserta perempuan dan  bintara  khusus diterima semua.

“Jadi yang diterima adalah  nilai tertingi dari tangking 1 sampai 116. Sebab untuk satu peserta diambil dari peserta yang pernah mengikuti pendaftaran Akpol,” kara Karo SDM Polda DIY Kombes Pol Novian Pranata sebelum membacakan peserta yang lulus dan berhak mengikuti pendidikan bintara di Sekolah Polisi Negara (SPN)  Polda DIY di Selopamiora, Imogiri, Bantul.

Pendiikan bintara sendiri akan berlangsung selama tujuh bulan. Setelah mereka menyelesaikan pendidikan akan mendapatkan pangkat brigadir dua (bripda) dan akan ditempatkan di wilayah hukum Polda DIY.

Saru dari peserta yang dinyatakan lulus mengikuti pendikakan bintara, yaitu Muhammad Riyaldi Wijaya, 20,  warga Seyegan,Margokaton, Seyegan, Sleman, pasangan dari.Supono, 60 dan Sri Mulyani, 52.  Supono merupakan pegawai di tempat pemotongan ayam sedangkan Sri Mulyani bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Atas keberhasilan itu,  tentunya membuat kedua orang tua M Riyaldi Wijaya sangat bersyukur dan bangga.  Mereka yang ikut hadir dalam pengumuman lulusan tersebut, terlihat berkali-kali mengucapkan rasa syukur.  Hal ini bukan tanpa alasan. Selain berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Dimana sebagai pegawai potong ayam  mendapatkan penghasilan  dari Rp20.000-60.000 per hari.  Juga lantaran anaknya sudah lima kali mendaftar untuk menjadi TNI dan Polri. Sehingga jika kesempatan ini tidak diterima, maka sudah tidak dapat  mendaftarakan lagi.

“Ini lima kali anak saya mendaftar jadi anggota TNI dan Polri, dua kali mendaftar TNI dan tiga kali Polri dan alhamdullilah kali ini diterima,” kata Supono tak bisa menutup kegembiraannya.


Supono berpesan anaknya  agar dapat menyelesaikan pendidikan dan saat bertugas  bisa   mengayomi masyarakat.  serta menjadi polisi yang jujur.  Untuk  itu berharp  tidak  mudah menyerah ketika sedang memperjuangkan cita-citanya.serta harus bekerja keras. Apalagi ini memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil.

“Itu yang saya pesankan,”  ungkapnya.


Sementara  Riyaldi dihadapkan Kapolda  DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri sebelum pengumuman mengaku orang tuanya merupakan seorang  buruh pemotong ayam yang berpenghasilan pas-pasan. Namun  optimis  bisa lolos. Sebab telah mempersiapkan dengan keras. Apalagi ini kesempatan terakhir mengikuti pendaftaran Polri. 

“Sebelumnya sudah dua kali mendaftar sebagai anggota Polri dan dua kali sebagai anggota TNI, namun tidak diteruma. Jadi ini tahun terakhir, jika gagal, sudah tidak bisa mendaftar lagi,: akunya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Buruh Pemotong Ayam, Anaknya Diterima Pendidikan Bintara Polri"

Posting Komentar