Dua SMA DI Prambananan Dikukuhkan Jadi SSB


Para siswa dan guru melakukan gladi lapangan penanggulangan bencana gempa bumi di SMAN Prambanan, Sleman, Senin (22/10/2018)

SEMBADA.ID – Jumlah sekolah siaga bencana (SSB) Sleman terus bertambah. Kepastian ini setelah dua SMA di Prambanan, yaitu SMAN 1 Prambanan da SMA Muhammdiyah Prambanan dikukuhkan menjadi SSB, Senin (22/10/2018).  Pengukuhan ditandai dengan gladi lapangan penanggulanan bencana gempa bumi  di halaman SMAN 1 Prambanan.  

Data pemkab setempat dengan dikukuhkan dua sekolah tersebut menjadi SSB maka jumlah SSB di Sleman mulai dari tingkat SD-SMA menjadi 56 sekolah. Sebab sebelumnya sudah ada 54 SSB.


Wakil  bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan dalam setiap mitigasi bencana, selain harus mendapat dukungan dari masyarakat dan tim relawan. Sekolah juga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana,  sehingga dengan kesiapsiagaan tersebut  dapat bermanfaat dalam menentukan langkah-langkah yang tepat dalam mengantisipasi jatuhnya korban jiwa.

“Melalui kegiatan gladi lapang ini, diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana,”  kata Muslimatun.

Selain itu,  mitigasi bencana harus menjadi bagian dari budaya dan ocal wisdom masyarakat Sleman. Sehingga  pembinaan dan pelatihan cara penanggulangan bencana harus dimulai sejak dini. Termasuk diperkenalkan dan diajarkan di bangku sekolah, bahkan sejak jenjang
yang paling bawah.

“Siswa-siswa sangat perlu diberi pemahaman dan pembinaan bagaimana cara penanggulangan dan mitigasi bencana,” paparnya.

Menurut Muslimatun,  melalui program SSB, guru dan siswa diharapkan mampu menjadi agen maupun pelaku dalam penanggulangan bencana dan secara aktif menggerakkan masyarakat di lingkungannya. Untuk itu terus akan mengembangkan SSB, terutama  di wilayah yang memiliki
potensi bencana.


Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantara menambahkan pembentukan SSB sebagai langkah dalam  penanggulangan bencana secara sistematik. SSB dibentuk untuk menyiapkan kesiapsiagaan warga sekolah dan masyarakat disekitarnya dalam menghadapi potensi ancaman bencana serta menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang tangkas, tanggap dan tangguh dalam penanganan bencana..

“Tantangan kedepan dalam membangun sistem penanggulangan bencana adalah mengubah paradigma dari responsif menjadi prefentif,”  tambhanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dua SMA DI Prambananan Dikukuhkan Jadi SSB"

Posting Komentar