Museum Air, Tawarkan Wisata Edukasi dan Sejarah

Pengunjung saat  praktik di ruang laboratorium air museum air Jogja Bay Watepark, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Sabtu (13/10/2018)


SEMBADA.ID - Sleman pada akhir  tahun 2018 menambah destinasi wisata baru.  Kali ini wisata edukasi berbasis air yang berada di  komplek  Jogja Bay Watepark, Maguwoharjo, Depok, Sleman.  Yaitu  Museum Air ‘Water For Life’.  GKR Hemas  secara resmi membuka  museum air  yang  berada di sis utara the Harbour theater Jogja Bay Waterpark,  Sabtu (13/10/2018).

Meski namanya museum air, bukan berarti tempat ini hanya berisikan air, namun sesuai dengan visinya, yaitu wisata edukasi, maka berbagai wahana yang berhubungan dengan pendidikan, khususnya air ada di sini. Sehingga bagi yang berkunjung, bukan hanya sekedar melihat obyek yag berhubungan dengan air,  tetapi juga akan mendapatkan informasi tentang  air itu sendiri.

Museum air  menghadirkan suasana layaknya petualangan untuk memahami  asal muasal, siklus, konservasi, tata kelola dan pentingnya unsur air dalam  interior dark ride.

Selain itu, suasana laboratorium juga memberikan kesempatan bagi pengunjung  untuk berinteraksi secara langsung melalui percobaan-percobaan atas unsur,  sifat, kimia dan fisika air.  Para pengunjung pun diwajibkan menggunakan jas  laboratorium yang telah disediakan.

Museun air  memiliki  empat zona ruangan terpisah dengan spot edukasi dan visualisasi yang menarik. Diantaranya info display, water table interactive, classroom, video maping dan virtual reality.  Adapula sembilan ruangan tematik di dalamnya yang akan mengajak pengunjung
untuk belajar mengenal tentang air lebih dekat.


Wisata air sejarah pun dihadirkan dalam museum air ini. Yaitu sejarah mengenai Selokan Mataram yang dibangun pada masa pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942.  Saluran air ini merupakan karya  fenomenal yang di prakarsai oleh  Sri Sultan HB IX. Dimana pembangunan selokan ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertanian, namun juga kecerdikan Sri Sultan HB X dalam menyelamatkan warganya dari kerja paksa Jepang, Romusha.


Para pengujung juga dapat meyaksikan sejarah selokan mataram,  di ruang thater museum air ini. film tersebut berdurasi sekitar 30 menit.


GKR Hemas mengatakan adanya museum air ini bukan hanya sebagai wahana wisata, bagi anak-anak, namun yang lebih penitng lagi dapat memberikan pendidikan tentang air,  teritama bagaimana terjadinya,pengunaan dan pemeliharaan air.  Terutama bagaimana harus menghemat dan menjaga kebersihan air,


“ini penting bagi masyarakat dan anak-anak di Yogya, yang harus tahu museum air ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan pengetahuan dan pemhanan tentang air,” kata Hemas usai meresmikan museum air tersebut.


Menurut Hemas, pengetahuan tentang air ini penitng, apalagi paska erupsi Merapi 2010 lalu banyak  persoalan air yang harus diperbaiki. Termasuk banyaknya hotel yang berdiri juga harus menjadi perhatian kepala daerah di DIY. Terutama tentang kebutuhan dan ketersediaan air  untuk bisnis perlu diatur.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengapresiasi dibukanya museum air tersebut. Pihaknya berharap museum air  dapat memberikan manfaat bagi anak dan wisatawan yang berkunjung ke Sleman
maupun DIY.


"Ini menjadi tempat edukasi yang tepat bagi anak dan pelajar di Sleman dan  DIY bahkan Indonesia untuk belajar air di wahana ini. Selain itu, ini  menjadi semangat untuk menggerakkan warga masyarakat Sleman supaya gemar  datang ke museum," terangnya.

Soal pengunaan air hotel. Menurut Sri Purnomo untuk hotel, sudah membuat aturan tidak boleh mengambil air tanah, untuk kebutuhan hotel mengambil dari PDAM Sleman. Dimana sumber air PDAM sangat mencukupi untuk keperluan hotel. Termasuk sudah melakukan MoU dengan guebrnur, tentang adanay PAM regional.

“Yang lebih penitng lagi masyarakat bijak dalam mengunakan air itu,” ungkapnya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Museum Air, Tawarkan Wisata Edukasi dan Sejarah "

Posting Komentar