62,1 hektare di Sleman Masih Kumuh




Salah satu spot Kalibuntung Kutudukuh, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati Sleman yang dijadikan lokasi dalam sayembara desain tata ulang Kalibuntung. Foto sembada.id/iwan anshori


SEMBADA.ID - Kabupaten Sleman sampai saat ini masih memiliki 62,1 hektare masuk kategori kumuh. Luasan tersebut tersebar di 17 desa atau 43 titik. Targetnya 2020 mendatang, Kabupaten Sleman sudah bebas kawasan kumuh.

Kordinatot Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kabupaten Sleman, Adi Hariadi mengatakan, mayoritas kawasan kumuh di Sleman berada di sekitar bantaran sungai. Salah satunya di bantaran Kalibuntung Dukuh Kutuduku, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman.  

Menurut dia, tahun ini di kawasan Kalibuntung tersebut akan ditata, dimulai dengan sayembara desain di kawasan tersebut. "Kawasan kumuh ditangani secara serius. Targetnya 2020 Kabupaten Sleman selesai kawasan kumuh. Harapannya tidak muncul lagi kawasan kumuh baru," katanya di Kantor PU Sleman, Senin (12/11.2018).

Kepala Seksi Perumahan formal Dinas PU Sleman Muhammad Nurrochmawardi mengatakan, penataaan kawasan kumuh di Kalibuntung ini sepanjang 4 kilometer, dimulai dari Karangwaru sampai Monjali. "Karangwaru sudah bersih, sudah tertata sedemikian rupa. Kita ingin Kalibuntung juga bersih," katanya.

Dia mengatakan, penataan kawasan dimulai dengan menggelar sayembara desain yang bekerja sama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) DIY. Pendaftaran dimulai sejak 7 November sampai 7 Desember 2019. Pemenangnya nanti yang menjadi rujukan dalam penataan kawasan kumuh di wilayah tersebut. "Hasil yang dicapai desain kawasan yang aplikabel, karena ini melibatkan masalah sosial juga," ujarnya. 

Ketua Bidang Sayembara Erlangga Winoto menambahkan, desaian tata ulang Kalibuntung ini setidaknya harus memperhatikan tujuh kriteria, yakni ekologi, edukasi, ekonomi, teknologi, kebudayaan, konservasi dan kesehatan. "Dewan juri terdiri dari berbagai kalangan seperti akademisi, birokrat, serta arsitek kaliber nasional dan internasional," ungkapnya.

Sayembara desain ini memperebutkan total hadiah Rp110 juta. Pengumpulan karya dimulai 7 November, penjurian tahap pertama 13 November, tahap kedua 20 Desember sekaligus menetapkan pemenang. "Kami mengajak arsitek profesional dan insan arsitek di seluruh Indonesia untuk mencurahkan visi, inovasi dan kreativitas di sayembara ini," ungkapnya. (iwn).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "62,1 hektare di Sleman Masih Kumuh"

Posting Komentar