Angka Bebas Jentik Depok Masih Dibawah Standar
Petugas monitoring jentik DinkesSleman
saat memeriksa bak penampung air warga Krodan, Maguwoharjo, Depolk, Sleman,
Jumat (2/11/2018)
SEMBADA.ID – Pemkab Sleman terus mengintensifkan pemeriksaan
terhadap jentik penyebab penyakit deman berdarah dengue (DBD), terutama di
tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk tersebut. Seperti bak
penampungan air dan tempat-tempat air lainnya.
Selain sebagai antisipasi menjelang musim hujan ,
kegiatan ini, juga meningkatkan kesadaran warga dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) sekaligus untuk menekan kasus DBD. Tercatat
hingga Oktober 2018, sudah ada 97
kasus DBD.
“Karena itu pemberantasan sarang nyamuk ini penting,”
kata Kabag Kesra Sleman Iriansya saat bersama tim kelompok kerja operasional (Pokjanal)
DBD Sleman melakukan monitoring jentik nyamuk di dusun Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman,
Jumat (2/11/2018).
Menurut iriansya
karena
masalah kebersihan lingkungan menjadi tanggungjawab bersama, maka mendorong
warga untuk terus memperhatikan kondisi di lingkungannya masing-masing, terutama di tempat-tempat yang menjadi saran
dan jentik nyamuk. Baik ada maupun tidak
ada pemeriksaan.
“Karena bisa jadi nyamuk yang ada di salah satu rumah akan
menggigit tetangga di sebelahnya,” tandasnya.
Hasil monitoring Pokjalan DBD Sleman di Krodan
menunjukkan untuk Angka Bebas Jentik (ABJ) masih dibawah standar. Sebab dari
125 rumah yang dipeirksa, 10 di
antaranya masih ditemukan jentik. Sehingga untuk ABJ baru mencapai 92%. Angka
ini masih dibawah ABJ yaitu 95%.
0 Response to "Angka Bebas Jentik Depok Masih Dibawah Standar"
Posting Komentar