Candi Kedulan Dikembangkan Dalam Tiga Tahap
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar
Farid bersama bupati Sleman memasang batu kemuncak di candi Kedulan,
Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Kamis (1/11/2018). Pemasang batu kemuncak menandai purnapugar rehabilitasi candi Kedulan
sejak ditemukan tahun 1993 lalu dan terpendam lahar erupsi Gunung Merapi
sedalam 8 meter di bawah permukaan tanah. Foto sembada.id/dery supre.
SEMBADA.ID
–Proses pemugaran candi induk Kedulan yang terletak di Kedulan,
Tirtomatani, Kalasan, Sleman, dinyatakan
telah selesai. Hal ini ditandai dengan
pemasangan batu kemuncak atau ratna dicandi tersebut, Kamis (1/11/2018)
sore.
Kegiatan
pemasangan batu kemuncak di puncak candi induk Kedulan tersebut dilakukan
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Hilmar Farid bersama kepala balai pelestarian cagar budaya (BPCB)
DIY Ari Setyastuti dan bupati Sleman, Sri Purnomo.
Candi Kedulan sendiri ditemukan pada tahun 1993 lalu, yaitu saat warga setempat sedang mencari pasir di lokasi itu.. Candi Kedulan merupakan candi dengan latar belakang agama Hindu yang diperikirakan dibangun pada zaman kerjaan Mataran Kuno abad 10 masehi.
Candi Kedulan sendiri ditemukan pada tahun 1993 lalu, yaitu saat warga setempat sedang mencari pasir di lokasi itu.. Candi Kedulan merupakan candi dengan latar belakang agama Hindu yang diperikirakan dibangun pada zaman kerjaan Mataran Kuno abad 10 masehi.
Untuk
pengembangan dan pelestarian candi tersebut akan dilakukan dalam tiga
tahap. Meliputi pemugaran candi perwara dan pagar tahun 2019, pemugaran halaman candi tahun 2020, dan penataan
lingkungan candi tahun 2020-2022.
Kepala
BPCB DIY Ari Setyastuti mengatakan pemasangan batu kemuncak ini menandai
selesainya purnapugar rekonstruksi candi induk. Namun begitu bukan
berarti pemugaran sudah selesai. Sebab masih ada beberapa pekerjaan lagi yang
harus dilakukan. Yaitu rekonstruksi tiga candi pewara dan penataan
lingkungan.
Untuk pemugaran candi pewara direncanakan tahun 2019 bersamaan dengan pembangunan pagar candi. Setelah itu dilanjutkan dengan penataan lingkungan tahun 2020 dan diharapkan dapat selesai pada tahun 2022.
“Untuk purnapugar candi induk Kedulan menghabiskan anggaran Rp1,5 miliar,” kata Ari usai pemasangan batu kemuncak candi induk Kedulan tersebut.
Ari menjelaskan hal lain yang menjadi perhatian dalam pemugaran candi Kedulan ini, yakni soal tata lingkungan. Selain masalah tanah di barat candi juga ada sungai, yang letaknya lebih tinggi dibandingkan dengan candi, sehingga perlu penangangan lebih lanjut untuk masalah ini. Termasuk juga irigasi. Sebab dengan letak candi dibawah, tentunya saat hujan akan terjadi genanangan air, sehingga perlu penangganan lebih lanjut.
“Karena itu, perlu dukungan dari semua pihak, terutama instansi yang terkait,” paparnya.
Menurut Ari untuk batu candi sendiri 85% masih asli, sehingga 15% batu memakai batu penganti. Untuk batu penganti ini jenis andesit diambilkan dari gunung Merapi sedangkan batu putih untuk bagian dalam diambilkan dari pegununan selatan Prambanan.
“Meski masih dalam tahap pengembangan, namun keberadaan candi Kedulan sudah bisa dimanfaatkan. Terutama untuk belajar tentang sejarah. Termasuk lokasinya bisa dijadikan camping ground dan pertunjukan kesenian atau pentas seni lainnya,” jelasnya.
Untuk pemugaran candi pewara direncanakan tahun 2019 bersamaan dengan pembangunan pagar candi. Setelah itu dilanjutkan dengan penataan lingkungan tahun 2020 dan diharapkan dapat selesai pada tahun 2022.
“Untuk purnapugar candi induk Kedulan menghabiskan anggaran Rp1,5 miliar,” kata Ari usai pemasangan batu kemuncak candi induk Kedulan tersebut.
Ari menjelaskan hal lain yang menjadi perhatian dalam pemugaran candi Kedulan ini, yakni soal tata lingkungan. Selain masalah tanah di barat candi juga ada sungai, yang letaknya lebih tinggi dibandingkan dengan candi, sehingga perlu penangangan lebih lanjut untuk masalah ini. Termasuk juga irigasi. Sebab dengan letak candi dibawah, tentunya saat hujan akan terjadi genanangan air, sehingga perlu penangganan lebih lanjut.
“Karena itu, perlu dukungan dari semua pihak, terutama instansi yang terkait,” paparnya.
Menurut Ari untuk batu candi sendiri 85% masih asli, sehingga 15% batu memakai batu penganti. Untuk batu penganti ini jenis andesit diambilkan dari gunung Merapi sedangkan batu putih untuk bagian dalam diambilkan dari pegununan selatan Prambanan.
“Meski masih dalam tahap pengembangan, namun keberadaan candi Kedulan sudah bisa dimanfaatkan. Terutama untuk belajar tentang sejarah. Termasuk lokasinya bisa dijadikan camping ground dan pertunjukan kesenian atau pentas seni lainnya,” jelasnya.
Bupati
Sleman Sri Purnomo mengatakan akan terus berkomitmen mengupayakan melakukan
restorasi candi-candi yang ada di Sleman, termasuk Candi Kedulan yang akan
dilakukan pemugaran. Apalagi pengelolaan Candi Kedulan juga sudah diberikan kepada pemkab Sleman. Sehingga
dengan kehadiran candi baru tersebut diharapkan dapat menjadi daya tarik dan meramaikan destinasi wisata di Sleman.
Dirjen
Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan
selain harus dapat memberikan manfaat
yang besar bagi warga sekitar candi. Pemanfaatan
candi juga sebagai cara pelestarian
cagar budaya. Karena itu, sangat mengapresiasi kepada para tim yang
mendedikasikan waktu dan pikirnya untuk pembangunan candi tersebut.
Ia juga
memberikan apresiasi kepada Bupati Sleman karena telah berkomitmen untuk
menjaga dan melestarikan cagar budaya yang ada di wilayah Kabupaten Sleman, ia
berharap hal tersebut dapat menjadi contoh untuk kepala daerah lainya.
“Membangun
kembali candi tidak mudah, butuh percobaan berkali-kali untuk mencocokan
pasangan batu yang satu dan yang lainya,” kata Hilman. (der)
0 Response to "Candi Kedulan Dikembangkan Dalam Tiga Tahap"
Posting Komentar