Sleman Lakukan Kontrak Awal Pengadaan Barang dan Jasa 2019

Sleman Lakukan Kontrak Awal Pengadaan Barang dan Jasa 2019

Bupati Sleman Sri Purnomo (kanan) menyaksikan penandatangan kontrak awal pengadaa barang dan jasa tahun anggaran 2019  Sleman di aula lantai III Pemkab setempat, Senin (31/12/2018)


SEMBADA.ID – Pemkab Sleman akhir tahun 2018 membuat terobosan besar, dalam mempercepat pembangunan,  yaitu  mengadakan kontrak awal pengadaan barang dan jasa  tahun anggaran (TA)  2019.  Untuk kepentingan tersebut, pemkab Sleman melakukan penandatangan kontrak dengan rekanan penyedia jasa di aulal lantai III Pemkab setempat,  Senin (31/12/2018).

Penandatanganan kontrak dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan penyedia jasa serta disaksikan langsung Bupati Sleman Sri Purnomo dan Sekda Sleman Sunadi.  Ada11 kontrak pengadaan barang dan jasa yang ditandatangi, masing-masing tujuh  pengadaan jasa keamanan, tiga  jasa kebersihan  dan satu  pengadaan  makanan senilai Rp11  miliar. 

Bupati Sleman, Sri Purnomo mengadakan selain sebagai tindaklanjut dari  Inpres nomer 1/2015 tentang percepatan proses pengadaan barang dan jasa.  Kegiatan ini juga untuk mempercepat proses pembangunan.  Sebab pengadaan barang dan jasa di awal waktu akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang dilakukan pada akhir tahun anggaran.

“Hal ini penting dilakukan dengan harapan untuk mendapatkan kualitas barang dan jasa yang lebih baik sekaligus untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi seperti gagal lelang serta
berpengaruh pada percepatan pelaksanaan anggaran pada tahun anggaran,” kata Sri Purnomo usai penandatangan kontrak awal pengadaan barang dan jasa TA 2019  Sleman tersebut.

Namun tetap meminta kepada para penyedia jasa dalam melaksanakan proyek harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak mengambil untung terlalu banyak serta dalam melakukan persaingan juga sehat. Sebab  jika sesuai dengan prosedur tentu haslnya akan baik. Sebaliknya
tidak hasilnya tidak akan sesuai harapan.

“Jika itu persaingannya baik dan sehat kalau ada sisa, sisanya tidak terlalu jomplang, tapi kalau permainan yang tidak sehat nanti sisanya pasti akan banyak. Tapi kalau sisa masih sekitar plus minus 10 persen perencanaan nya itu masih dalam batas wajar,” tandas buoati Sleman dua periode itu.


Sri Purnomo nenjelaskan untuk tahun 2018  Sleman telah menyelesaikan  pengadaan barang jasa sebanyak 291 paket dengan data pagu aggaran lebih dari Rp371  milya. Dari proses pengadaan barang dan jasa pada tahun 2018 tersebut berhasil melakukan efisiensi Rp50 milyar atau mencapai 8,66%.


Sekretaris daerah (Sekda) Sleman Sumadi menambahkan dalam pengadaan barang dan jasa ini Pemkab Sleman sudah menerapkan sistem yang baru, yaitu sistem pengadaa secata elektronik (SPSE) versi 4.3, hal ini juga sesuai dengan amanat peraturan presiden (Perpres) No 16/2018 tentang pengadaan barang/jasa. 

“Untuk itu, karena akan ada 21 paket  pekerjaan  yang tayang,   diharapkan bagian  pengadaan dapat menandatanganinya pada  awal Januari 2019 ini,” harapnya
Read More
Polda DIY Temukan bukti awal dugaan pencabulan mahasiswi UGM

Polda DIY Temukan bukti awal dugaan pencabulan mahasiswi UGM



Dirreskirmum Polda DIY Kombes Pol Hadi Utomo (kanan) memberikan keterangan soal perkemangan penyidikan kasus dugaan pencabulan terhadap mahasiswi UGM saat KKN di Seram Maluku, 2017 lalu di Mapolda DIY, Senin (31/12/2018)


SEMBADA.ID - Polda DIY mengaku menemukan bukti permulaan yang cukup dalam kasus  pelecehan seksual atau pencabulan terhadap mahasiswi Fisip UGM AL. Penyidik  hingga saat ini telah memeriksa 19 saksi.

"Dari penyelidikan, kami menemukan bukti permulaan yang cukup. Yaitu ada  peristiwa, orang, dan tempat kejadian perkara (TKP)," kata Direktur Reserse  Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda DIY Kombes Pol Hadi Utomo kepada media  soal perkembangan kasus tersebut di Mapolda DIY, seperti dilansir sindonews, Senin (31/12/2018).

Kasus dugaan pelecehan seksual ini terjadi setahun silam saat AL mengikuti  KKN di Pulau Seram, Maluku. Berdasarkan laporan ke polisi, terduga  pelakunya adalah mahasiswa Fakultas Teknik UGM berinisial HS, yang juga  rekan satu KKN di tempat yang sama.

Hadi mengungkapkan, kasus ini bukan dilaporkan oleh AL, tapi perwakilan UGM  atas nama Ari Nurcahyo yang menjabat sebagai Kepala Pusat Keamanan,  Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM. AL diketahui enggan  membuat laporan ke polisi. Meski begitu, karena kasus ini delik biasa, maka  siapa pun bisa melaporkan asal mendengar dan melihat adanya tindak pidana.

"Sebagai tindak lanjut, kami telah mengirimkan surat pemberitahuan  dimulainya penyidikan (PSDP) ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi  (Kejati) DIY per 10 Desember 2018," katanya.

Menurut Hadi, pihaknya masih melakukan kajian dan pengumpulan alat bukti  untuk memutuskan kasus ini masuk dalam kategori tindak pidana atau tidak.  Proses masih panjang untuk sampai pada penetapan tersangka.

Saksi yang sudah dimintai keterangan sebanyak 19 orang. Mereka adalah AL  dan HS, teman-teman AL dan HS, serta pihak UGM. AL sudah diminta keterangan  beberapa kali, sedangkan HS baru dua kali. 

"Hari ini (Senin, 31/12/2018) kami kembali meminta keterangan pelapor Arif  Nurcahyo untuk melengkapi berkas keterangan. Untuk perkara ini menerapkan  Pasal 285, 289, dan 290 dengan ancaman hukuman di atas lima tahun," katanya.

Kepala PK4L UGM, Arif Nurcahyo mengatakan kapasitasnya melaporkan kasus  ini, lebih didasari pada moral profesional. Selain alumnus UGM, dirinya  juga seorag psikolog dan kebetulan kasus ini masuk dalam wilayah tugasnya.  Dia berharap segera ada kepastian hukum dalam kasus ini.(sbd)

Read More
Kencani  Wanita Bertarif Tinggi,  Residivis  Kuras  Hartanya

Kencani Wanita Bertarif Tinggi, Residivis Kuras Hartanya




Polsek Mlati  menunjukkan tersangka Curat dalam ungkap Kasus di Mapolsek setempat,


SEMBADA.ID – Keluar masuk penjara dengan kasus yang sama ternyata tidak membuat Jimmi Kuliku alias Joihn Weku, 38,  jera,. Justru sebaliknya setelah keluar penjara kembali melakukan  aksi dengan modus yang sama.   Yaitu mengajak kencan  wanita dengan tarif tinggi (high class)  di hotel berbintang lalu mengambil barang-barang berharga wanita itu dengan cara mengikat dan mengancamnya dengan korek api berbentuk pistol.

Terbukti setelah keluar Lapas di  Jakarta Utara  kembali melakukan aksinya di Sleman dengan cara yang sama. Yaitu megambil barang-barang berharga wanita kencannyanya. Seperti perhiasan, jam tangan , handphone serta  ATM, senilai Rp75 juta  Kali ini korbannya warga Jakarta dengan inisal I. Kejadian itu terjadi  di hotel yang ada di wilayah Mlati, Sleman, 27 November 2018.  Korban lalu melaporkan ke Polsek Mlati, Sleman.

Polsek Mlati, setelah menerima laporan tersebut langsung menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan dan akhirnya berhasil menangkap John Weku di tempat karaoke di wilayah Sleman, 8 Desember 2018 lalu. Untuk memepertanggungjawabkan perbuatannya, sekarang John Weku di tahan di Mapolsek Mlati.

Kapolsek Mlati,Sleman Kompol Yugi Bayu Hendarto mengatakan dari rekam jejak ternyata John Waku juga melakukan aksi serupa  di beberapa tempat, seperti Jakarta, Bogor dan Yogyakarta. Termasuk pernah mendekam di penjara pada tahun 2011 di Jakarta Barat dan 2013 di Jakarta Utara. Korbannya rata-rata wanita dengan tarif tinggi dan untuk menyakinkan korbannya selalu menyewa mobil mewah dan mengaku seorang pejabat.

“Tersangka kami jerat dengan pasal 365 tentang curat dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara,” kata Yugi. seperti dilansir sindonews (sbd)
Read More
Wabup  Sleman,  Lomba Burung  Bisa Tingkatkan Penangkaran dan Pelestarian

Wabup Sleman, Lomba Burung Bisa Tingkatkan Penangkaran dan Pelestarian



Suasana lomba burung berklicau wakil bupati Sleman Cup 2018 di Agrowisata, Bangunkerto,  Turi, Sleman Minggu (30/12/2018). Foto sembada.id/doni kardika

SEMBADA.ID- Ratusan  burung berkicau berbagai jenis dari  daerah di Indonesia mengikuti kontes burung berkicau nasional memperebutkan piala  wakil  Bupati Sleman Cup 2018  di  Agrowisata, Bangunkerto,  Turi, Sleman Minggu (30/12/2018). Wakil  Bupati Sleman Sri Muslimatun membuka langsung lomba tersebut.

Ada sembilan kelas yang dilombakan dalam lomba tersebut, yaitu  lovebird, murai batu, cucak hijau, kacer, kenari, anis merah  atau  punglot, tledekan, cendet dan pleci.

Wakil Bupati Sleman,  Sri Muslimatun mengatakan penyelenggaraan lomba burung berkicau bukan hanya untuk mencari pemenang. Namun yang lebih pentng lagi untuk menjaga dan melestarikan ekosistem burung berkicau  di alam. Karena  itu berharap dengan diadakannya lomba ini, dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menangkarkan burung berkicau.

“Saya  harapkan burung yang dilombakan ini dapat ditangkarkan untuk menjaga kelestariannya di alam,” kata Muslimatun saat membuka lomba tersebut.

Untuk  itu,  para penangkar dapat membentuk kelompok-kelompok agar dapat berbagi ilmu sehingga tingkat kesuksesan dalam penangkaran semakin tinggi dan dapat meningkatkan perekonomian,  Di antaranya  urung anis merah/punglor.

“Selain menjadi ikon satwa Sleman. burung punglor yang hidup di kebun salak lereng Merapi saat ini juga sudah mulai langka,” tandasnya

Ketua panitia,  Eko Cahyono menambahkan selain sebagai ajang silaturahmi dan media berbagi ilmu dalam penangkaran burung antar kicau mania, lomba ini juga untuk menjaga eksistensi keberadaan burung di alam.  (dik

Read More
Volume Kubah Lava Merapi Meningkat, Warga Diminta Waspadai Banjir Lahar

Volume Kubah Lava Merapi Meningkat, Warga Diminta Waspadai Banjir Lahar




Gambar visual Merapi setelah pertumbuhan kubah lava selama seminggu 21-27 Desember 2018. Foto Dok BPPTKG DIY

SEMBADA.ID – Gunung Merapi yang akhir-akhir ini sering mengeluarkan guguran kubah lava,  ternyata juga diiringi dengan peningkatan pertumbuhan kubah lava tu sendiri. Balai Penyelidikan dan Pengembangan  Teknologi Kebencanaan  Geologi (BPPTKG)  DIY mencatat untuk peride 21 -27 Desember 2018  pertumbuhannya lebih besar dibandingkan dengan  minggu lalu.  Untuk periode minggu ini percepatan kubah lava mencapai 2.300 meter kubik (m3) per hari. Untuk minggu sebelumnya 2.200 m3 atau lebih besar 100 m3.

Namun secara umum  pertumbuhan   itu  masuk kategori rendah. Sebab masih dibawah 20.000 m3 per hari.  Untuk  pertumbuhan kubah lava  gunung Merapi sendiri  per 27 Desember mencapai 389.000 m3. Status gunung Merapi tetap waspada atau level II.

“Secara umum  kubah lava  Merapi saat ini masih stabil.  Termasuk untuk deformasi atau pengembungan tubuh gunung juga tidak signifikan, ” kata kepala bidang kedaruratan dan logistik  badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Sleman Makwan, Sabtu (29/12/2018).


Namun begitu, Makwan tetap mengingatka agar warga lereng Merapi di sekitar sungai tetap meningkatkan kewaspadaan.  Terutama terhadap ancaman  banjir lahar, yaitu saat hujan dengan intensitas tinggi  dengan durasi waktu yang lama

“Ini yang perlu diwaspadai,warga saat beraktivitas di alur sungai  yang berhulu di Merapi,” terang Makwan.

BPPTKG sendiri tetap merekomendasikan, agar radius 3 km dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian. Masyarakat di kawasan rawan bencana (KRB) III  untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Merapi dan  saat musim hujan  warga  yang ada di sekitar sungai yang berhulu di Merapi mewaspadai banjir lahar.  Termasuk akan menginfotmasikan jika ada perkembangan perubahan aktivitas dan status Merapi. 
Read More
Mahasiswa UGM  Terlapor Dugaan Pencabulan, Akui Cium dan Gerayangi Agni

Mahasiswa UGM Terlapor Dugaan Pencabulan, Akui Cium dan Gerayangi Agni




Pemasehat hukum HS, mahasiswa  FT UGM  terlapor dugaan pencabulan memberikan keterangan soal kasus tersebut di Condongcatur, Sleman, Sabtu (29/12/2018)

SEMBADA.ID –Fakta baru terungkap dalam  kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami Agni (nama samaran)  mahasiswa fakutas ilmu sosial dan politik (Fisip) UGM  saat mengikuti KKN di pulau Seram, Maluku, Juli-Agustus 2017.  Terduga pelaku, HS mahasiswa fakultas teknik (FT) UGM,  mengakui mencium, pegang tangan dan mengerangi bagian tubuh Agni.  Namun perbuatan itu dilakukan  dalam keadaan sadar tanpa ancaman dan paksaan.

Kuasa Hukum, HS, Tommy Susanto menegaskan bahwa kliennya dan Agni tidak melakukan hubungan intim.

“Itulah fakta yang terjadi. Tidak ada perbuatan yang melawan hukum,”  kata kuasa hukum HS, Tommy Susanto memberikan keterangan soal kasus tersebut di Condongcatur, Depok, Sleman, seperti dilansir sindonews,  Sabtu (29/12/2018).

Tommy menjelaskan kejadian yang terjadi tanggal 1 Juli 2017 sekitar sekitar pukul 03.00 WIT, berawal ketika malam itu  Agni mendatangi pondokan tempat HS. Saat Agni datang HS  tertidur. Sesampainya di tempat itu, Agni  kemudian menuju kamar dan membangunkan HS.  Kemudian  mereka  ngobrol di dalam kamar itu dan terjadinya peristiwa tersebut. 

“Mengenai apa maksud Agni ke tempat HS dan  berapa lama berada di kamar itu   saya  secara pasti tidak mengetahuinya.  Sebenarnya setelah kejadian itu HS akan mengantar ke pondokan Agni, namun dengan alasan tidak enak dengan pemilik pondokan,  baru paginya di antar,”  paparnya.

Fakta lainnya,  waktu kejadian itu, di pondokan juga banyak teman HS, sehingga mereka tidak hanya berdua. Untuk yang membuka pintu juga teman HS, sebab saat Agni datang HS masih tidur. Sehingga
jika terjadi pemaksaan atau ancaman, tentunya, Agni berteriak,  tetapi hal tersebut tidak ada.


Tommy juga menyampaikan, yang melaporkan kasus tersebut ke Polda DIY,  bukan Agni, melaikan atas nama Arif Nurcahyo dari UGM. Yaitu  LP  764/XII/2018/SPKT, 9 Desember 2018.  Atas laporan ini, Polda DIY telah memanggil HS,untuk dimintai keterangan,  tanggal 17 Desember 2017 lalu  Kapasitas HS sendiri bukan sebagai terlapor, melaikan sebagai saksi.


“Kami berharap kepolisian dalam menangganai kasus ini, profesional,  modern dan terpecaya. Bukan karena tekanan  sehingga menjustifikasi sepihak,” tandasnya.

Tommy dalam kesempatan tersebut, juga mempertanyakan kenapa Agni tidak melaporkan kasus itu ke kepolisian namun justru ke Balairung UGM dan baru pada tahun 2018, padahal kejadiannya tahun 2017.  Termasuk sudah ada hukuman moral dari UGM,  yaitu menunda wisuda HS. Padahal secara akademis sudah selesai. 

“Ada muatan apa,  hukum pidana atau ada  maksud lain. Ini yang kami pertanyakan. HS juga siap menerima sanksi hukum jika terbukti,”  paparnya.

Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto membenarkan,  jika yang melaporkan kasus tersebut, bukan Agni,melainkan dari pihak UGM.  Namun yang jelas untuk perkara ini, sudah dalam tahap penyidikan.  Pasal yang dikenakan, yaitu tentang pencabulan.  Untuk berapa saksi yang sudah diperiksa, Yuliyanto belum bisa memberikan keterangan. 

“Untuk berapa saksi saya cek dulu,”  jelasnya.

Kepala bagian humas dan protokol UGM Iva Ariani mengatakan secara institusi UGM belum pernah melaporkan kasus tersebut ke Polda DIY.  Melainnya hanya sebatas melakukan pengaduan. Mengenai proses hukum, UGM menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.  Namun jika diminta data dan lainnya  UGM siap memberikan. 

Soal permintaan penasehat hukum, HS, agar  UGM mewisudanya  karena sudah menyelesaikan akademi. Iva  belum dapat memberikan keterangan. Sebab untuk masalah sedang melakukan proses akamdis dan  etika.

“Untuk wisuda HS, kami masih melihat perkembangan, setelah proses akademis dan etika selesai, 31 Desember 2018. Sehingga  setelah itu bisa dibicarakan lagi,”  ungkapnya
Read More
Mendikbud,  Yogyakarta  Bisa Jadi Tempat Destinasi Wisata  Sejarah Muhammdiyah

Mendikbud, Yogyakarta Bisa Jadi Tempat Destinasi Wisata Sejarah Muhammdiyah


Mendikbud Muhadjir Effendy (tiga dari kanan) saat menghadiri dies natalis ke 58 UAD Yogyakarta, Sabtu (29/12/2018)


SEMBADA.ID- Menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan sebagai tempat kelahiran Muhammadiyah,  Yogyakarta  bisa  menjadi destinasi wisata sejarah tentang  Muhammdiyah. 

Apalagi di beberapa tempat ada situs awal mula berdirinya Muhammdiyah tersebut.  Di antaranya  ada makan KHA Dahlan di Karangkajeng,  Mergangsang, Yogyakarta dan dan Nyi Ahmad Dahlan di komplek Masjid Gede Kauman. Gedung suara Muhammdiyah di Jalan KHA Dahlan Yogyakarta. Termasuk sebentar lagi akan ada Museum Muhammadiyah di Kampus 4 Universita Ahmad  Dahlan (UAD)  Yogyakarta.

“Tempat-tempat itu bukanhanya layak untuk dikunjungi dan ziarahi. Terutama bagi siswa-siswa,mahasiswa-mahasiswi Muhammdiyah maupun masyarakat umum. Namun juga akan memperkuat pelajaran Al-Islam dan  Kemuhammadiyahan (AIK),” kata Muhadjir  dalam  pidato  ilmiah Milad ke-58  UAD  Yogyakarta di Amphitarium  Lantai 9 Kampus 4 UAD,  Jl  Ahmad Yani  (Ring Road Selatan)  Yogyakarta,  Sabtu (29/12/2018), seperti dilansir sindonews

Muhadjir mengatakan  selain akan menjadi destinasi wisata  edukasi dan religi baru di Yogyakarta, terutama yang ingin mengetahui tentang Muhammdiyah. Tentunya juga akan berdampak pada perekonomian bagi masyarakat. 

“Untuk itu,  saya  mengapresiasi UAD  sebagai tempat Museum Muhammadiyah ini,”  paparnya.

Selain itu, sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dengan visi menjadi  universitas yang diakui secara internasional dan berlandaskan pada  nilai-nilai ke-Islaman, UAD  juga terus  mengembangkan nilai-nilai Al-Islam dan  Kemuhammadiyahan (AIK). Dimana pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai AIK melalui matakuliah yang ada di  dalam kurikulum maupun kompetensi pelaksanaannya menunjukkan hasil yang  baik.

Ketua Umum PP Muhammadiyah,  Haedar Nashir mengatakan, selain harus menjadi madrasah pemikiran  yang mampu membawa kemajuan dan perubahan sosial.  PTM  juga harus menjadi penghasil generasi  berkemajuan yang juga fokus pada kebudayaan.  Sebab  peran besar kekuatan Islam di Indonesia,  yaitu  akulturasi budaya, integrasi sosial dan fungsi pencerahan. 

“Itu adalah modal agar Indonesia menjadi negara yang maju dan Muhammadiyah  selalu bergerak untuk mencapai hal itu," tandasnya.

Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan selain sebagai ingin menjadi  perguruan  tinggi yang diakui secara internasional dan dijiwai nilai-nilai Islam. Sebagai lembaga pendidikan  tinggi  UAD  juga ingin  memperoleh kepercayaan luas dari pemangku kepentingan serta  memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa dan  negara

“Untuk itu UAD terus akan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM,”  terangnya. 
Read More
Nenek  70 Tahun  Warga  Godean Ditemukan  Tewas  Di Dalam Sumur  Rumahnya

Nenek 70 Tahun Warga Godean Ditemukan Tewas Di Dalam Sumur Rumahnya

Petugas saat melakukan evakuasi warga Prenggan, Sidokarto, Godean, Slemam,  Sumiyati yang terjebur sumur di rumahnya, Jumat (28/12/-2018) malam. Foto Ist

SEMBADA.ID- Warga Prenggan, Sidokarto, Godean, Sleman, Sumaryati, 70 tewas setelah terjebur sumur di dalam rumahnya sedalam 10 meter, Jumat (28/12/2018) pukul 18.30 WIB.  Sumaryati pertama kali diketahui  terjebur ke sumur  oleh tetangga dan saudaranya  Gatot Sudarsono, 49 dan Yosi Bayun Mutakin, 29. 

Kapolsek Godean Kompol Herry Suryanto mengatakan  penemuan itu, berawal saat Gatot  mendengar ada benda jatuh sebanyak dua kali di dalam rumah Sumaryati. Kemudian memberitahukannya kepada saudara Sumaryati, Yosi. Setelah itu, keduanya masuk rumah Sumaryati,  tidak ada orang, termasuk melihat dapur dan kamar juga kosong. Mereka baru curiga, saat melihat ada selendang Sumaryati ada dibibir sumur  dan setelah dicek melihat ada orang di dalam sumur. 

“Mereka kemudian memberitahuka kepada warga lainnya dan melaporkan ke  Polsek Godean,” kata Herry, Sabtu (29/12/2018).

Setelah menerima laporan, petugas bersama tim SAR dan BPBD Sleman mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan evakuasi.  Saat dilokas melihat ada orang di dalam sumur dan diperkirakan sudah meninggal. Tim SAR pun melakukan evakuasi dan benar orang yang di dalam sumur  itu Sumaryati.

 "Sumaryati  berhasil diangkat dari dalam sumur itu, sekitar pukul 22.10 WIB," paparmya

Menurut Herry dari hasil pemeiksaan tim inafis Polres Sleman,  Sumaryati sudah meninggal dunia dan tidak  ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada  tubuh  Sumaryati.  Diduga saat berakivitas di sekitar sumur itu terpeleset dan terjatuh ke dalam sumur.  Selanjutnya, di serahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.(sbd)
Read More
Ratusan Peserta Ikuti Jalan Sehat Hari Amal Bhakti Kemenag Di Sleman

Ratusan Peserta Ikuti Jalan Sehat Hari Amal Bhakti Kemenag Di Sleman





Bupati Sleman Sri Purnomo (tengah) ikut menjad peserta jalan sehat HAB Kemenag tingkat Sleman di Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (29/12/2018). Foto sembada.id/doni kardika

SEMBADA.ID-Ratusan peserta mengikuti jalan sehat hari amal bhakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) ke 73 tahun 2018 tingkat Sleman di Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Minggu (30/12/2018). Rute jalan sehat seputar komplek kecamatan Cangkringan dengan jarak tempuh sekitar 5 kilometer (km). Bupati Sleman Sri Purnomo bukan hanya melepas para peserta namun juga mengikuti kegiatan tersebut.

Selain jalan sehat, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penghijauan di lereng Merapi, barat sungai Gendol, Bronggang,  Argomulyo, Cangkringan, Sleman dengan menanam pohon pucuk merah.

Kepala Kantor Kemenag Sleman Sa'ban Nuroni mengatakan kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan dalam rangka HAB Kemenag. Selain untuk berolahraga, sekaligus ikut melestarikan lingkungan, yaitu dengan penghijauan. Sehingga untuk tempat kegiatan selalu berpindah lokasi.

"Peserta yang mengikuti acara ini selain dari Kantor Kemenag Sleman, juga KUA serta guru-guru MAN dan MTS se Sleman," kata Sa'ban di sela-sela.acara tersebut.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyambut baik acara tersebut.  Sebab bukan hanya mengatakan dapat menjaga kesehatan pegawai di lingkungan kemenag Sleman tetap sehat dan bugar sehingga bisa melayani masyarakat dengan maksimal. Namun juga ikut menjaga kelestarian alam khususnya di lereng Merapi tetap hijau dan sejuk dengan penanaman pohon. (dik)



Read More
Polda DIY Tidak Dilabatkan  Satgas Mafia Bola Tangkap Mbah Putih di Yogyakarta

Polda DIY Tidak Dilabatkan Satgas Mafia Bola Tangkap Mbah Putih di Yogyakarta





SEMBADA.ID-Polda DIY mengaku belum mengetahui jika Satgas  Anti Mafia Bola menangkap komisi displin (komdis) PSSI  Dwi Irianto atau yang lebih dikenal dengan panggilan  Mbah Putih  di Yogyakarta, Jumat (28/12/2018).  Termasuk untuk kegiatan tersebut, juga tidak terlibat. 

Direktur reserse kriminal umum (Direksirmum) Polda DIY Kombes Pol Hadi Utomo mengatakan untuk penangkapan Dwi Irianto  Polda DIY tidak  ikut menangganinya.  Justru baru mengetahui ada penangkapan,  setelah ada pertanyaan  soal hal  tersebut.

“Nggak ikut penangkapan, saya malah baru tahu dari mas ini,” kata Hadi Utomo,  Jumat (28/12/2018) malam.

Hal yang sama dungkapkan Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto. Ia mengatakan untuk  Satgas Anti Mafia Bola  di Mabes Polri. Sehingga untuk  kegiatan di wilayah, Polda DIY  sifatnya hanya memback up.  Namun untuk penangkapan Mbah Putih tidak terlibat.

“Ngak ikut,”  katanya singkat. priyo setyawan

Satgas anti mafia bola menangkap Mbah Putih,  setelah manajer persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani melaporkan adanya pengaturan skor pada kompetisi Liga 2 2018, yang melibatkan  Mbah Putih.(sbd)

Read More
Polisi Bekuk Empat Anggota  Komplotan  Pencuri Brankas

Polisi Bekuk Empat Anggota Komplotan Pencuri Brankas


Dua tersangka pencuri brangkas ditunjukkan petugas saat ungkap kasus di Mapolsek Mlati, Sleman, Jumat (28/12/2018)

SEMBADA.ID-Polsek Mlati, Sleman berhasil menangkap empat dari lima tersangka pencuri brankas perusahaan yang berada di Jalan Magelang Km 7,5  Sendangadi, Mlati Sleman, 26 November 2018. Mereka MW, 38, HW, 40, MR, 43  dan NW, 35, keempatnya Warga Jakarta Utara. Satu tersangka lagi dengam  inisial  BY, 38 yang juga warga Jakarta Utara masih dalam  pengejaran petugas.

Kapolsek Mlati, Sleman Kompol Yugi Bayu mengatakan pencurian ini diketahui  pertama kali oleh  Cici, 45 karyawan perusahaan tersebut.  Yaitu saat akan  masuk halaman kantor melihat pintu pagar sudah terbuka dan saat didekati gembok pagar sudah  hilang. Mengetahui hal  tersebut, kemudian memberitahukan kepada  karyawan lain, Tutik untuk mengeceknya.

“Saat  keduanya masuk,  melihat  pintu masuk kantor (Rolling Door) sudah terbuka dan gemboknya juga hilang  Karena curiga keduanya lalu masuk dalam ruangan kantor untuk mengecek,”  jelas Yugi. saat ungkap kasus di Mapolsek Mlati,  seperti dilansir  sindonews,  Jumat (28/12/2018).


Menurut Yugi kecurigaan mereka benar,  sebab  saat di dalam kantor melihat  brankas  yang berada di ruangan kantor sudah tidak ada ditempat semula. Kejadian tersebut  kemudian dilaporkan ke Polsek Mlati

"Petugas kemudian menindaklanjut dengan melakukan penyelidikan, di  antaramya dengan melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta  keterangan beberapa saksi," katanya

Yugi menjelaskan setelah melakukan pengembangan penyelidikan akhirnya  petugas berhasil menangkap empat tersangka dI Banyumas, Jawa Tengah 9  Desember 2018 lalu. Mereka ditangkap saat akan melalukan aksi yang sama di daerah tersebut.  Dari para tersangka petugas juga menyita beberapa barang bukti (BB), di  antaranya satu unit mobil yang digunakan untuk melakukan pencurian, tang besar dan brangkas.

"Dari hasil pemeriksaan, ternyata  mereka  tidak hanya beraksi di Sleman tetapi juga di
Magelang,"  paparnya.

Untuk itu, terus akan  mengembangkan kasus ini, termasuk  melakukan  pengejaran tersangka BY.  Atas tindakanya tersebut, mereka dijerat pasal 363 KUHP  tentang pencurian dengan pemberatan (curat) dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.(sbd)
Read More
Tahun 2018,  Polda DIY  Miliki  2656  Tunggakan  Kasus

Tahun 2018, Polda DIY Miliki 2656 Tunggakan Kasus


Wakapolda DIY Brigjen Pol Bimo Anggoro Seno memberikan keterangan soal capaian dan kendala kinerja Polda DIY selama tahun 2018, di aula gedung Polda DIY, Jumat (28/12/2018)


SEMBADA.ID – Kepolisian daerah (Polda)  DIY  hingga penghujung tahun 2018  masih memiliki sederet tunggakan  kasus yang harus diselesaikan. Data Polda setempat,  dari 5013 jumlah kasus yang ada di sepanjang tahun 2018,  yang terselesaikan baru  2656  atau 47,019%, sisanya 2656 atau 52.09 %  kasus belum tuntas, sehingga menjadi  utang  jajaran korps baju cokelat itu.

Kasus-kasus yang belum terselesaikan, di antaranya kasus pencurian dengan pemberaran (curat) dari 540  kasus, baru selesai 214 kasus. Pencurian dengan kekerasan (curas) dari 133  kasus, baru 52 yang
terselesaikan.  Pencurian biasa, dari 669 kasus, selesai 238 kasus.

Untuk kasus penyalagunaan narkoba, tercatat ada 448  kasus,  baru 373 kasus yang terselesaikan. Sama halnya dengan kasus penipuan dari 886  kasus, yang sudah terselesaikan 279 kasus.  Pengelapan atau fidusia, dari 440 kasus, selesai 175  kasus, pengiayaan, dari 302  kasus, selesai  184  kasus.

Kemudian, untuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dari 115 kasus, baru 87 kasus yang selesai. 
Begitu juga kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Sepanjang 2018, Polda DIY mencatat ada  407  kasus. Namun baru  78  kasus yang selesai.

Waka Polda DIY  Brigjen Pol   Bimo Anggoro Seno,  mengatakan  secara kuantitas untuk  penyelesaian kasus yang masih dibawah 50%  dari  jumlah kasus  yang ada memang belum ideal.  Sebab  idealnya  dari  kasus yang ada bisa selesai di atas  50% . Namun ini bukan berarti kinerja jajaran Polda DIY tidak optimal. Sebab ada beberapa kendala yang menjadikan kasus itu tidak dapat terselesaikan.

“Dilihat kasusnya apa dulu.  Ada beberapa kasus yang sulit untuk ditangani misalnya kasus masalah tanah atau harga.  Kita menangani tidak sektoral, harus kerjasama dengan instansi terkait. Kadangkala dari instansi terkait, ada kendala sehingga waktu menghambat kita untuk menyelesaikan perkara. Mestinya yang bisa diselesaikan satu hari bisa menjadi dua hari,"  kata mantan Wakapolda Sumatera Selatan itu usai paparan akhir tahun 2018 kinerja Polda DIY,   di Gedung Serbaguna, Polda setempat,  seperti dilansir sindoews,  Jumat (28/12/2018)

Menurut Bimo, sebagai solusinya, selain akan meningkatkan kualitas angota dan menambah jumlah penyidik,  juga akan lebih meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait. Sehingga dengan langkah ini diharapkan, dapat menyelesaikan kasus di atas 50%.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda DIY Kombes Pol Hadi Utomo mengatakan untuk tunggakan kasus yang belum tertanggani tersebut, komitmen akan menyelesaikannya. Untuk itu, pada tahun 2019, selaian akan menanggani perkara yang dilaporkan, juga akan  menyelesaikan tunggakan kasus 2018.

“Semua tunggakkan perkara merupakan hutang kami, maka  semua akan kami selesaikan,” tandasnya. (sbd) 
Read More
Berkas Tidak Lengkap 4 Warga Binaan lapas Cebongan  Gagal Rekam E-KTP

Berkas Tidak Lengkap 4 Warga Binaan lapas Cebongan Gagal Rekam E-KTP

Petugas Disdukcapil Sleman saat melakukan rekam E-KTP di pantai Wreda Pakem, Sleman, Jumat (28/12/2018)



SEMBADA.ID – Pemkab Sleman melakukan pendataan kepada warga setempat yang belum melakukan rekam kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Terutama yang sudah memenuhi syatat namun memiliki keterbatasan akses. Seperti ke sekolah, pondok pesanten,   panti wreda dan lembaga pemasyarakatan (lapas). Yaitu  dengan mendatangi mereka  langsung di tempat  itu. 

Untuk kepentingan tersebut, Pemkab membagi dua tim. Satu tim mendatangi ke sekolah dan pesantren  serta  satu tim ke panti wreda dan lapas.

Kabid  Pelayanan Pendaftaran Penduduk  Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Sleman, Endang Mulatsih, mengatakan selain untuk memenuhi hak-hak kepemilikan dokumen warga,  langkah ini juga sebagai implementasi surat edaran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) No 471.13/24150/DUKCAPIL  tertanggal 17 Desember 2018  perihal Pelayanan Jemput Bola Perekaman KTP-el Serentak Secara Nasional.


“Untuk itu,  hari ini (Jumat, 28 Desember 2018) mendatangi pantai Wreda Pakem dan Lapas Kelas II A Cebongan, Sleman,” kata Endang, seperti dilansir sindonews, Jumat (28/12/2018).

Endang menjelaskan hasil pendataan di panti wreda, ternyata dari 130 orang penghuni, ada 39 orang yang belum rkam e- KTP. Untuk warga binaan Lapas Cebongan, ada 11 orang yang belum rekam e-KTP. Dari jumlah itu, untuk lansia  penghuni  panti Wreda Pakem, setelah melalui penelitian dokumen dan assessment asal usul penghuni semuanya dapat rekam e-KPT. Sedangkan warga binaan Sleman, hanya tujuh yang bisa rekam e-KTP.

“Warga binaan yang tidak bisa rekam e-KTP karena dokumennya kurang  lengkap,” jelas Endang.


Kepala Seksi Pelayanan dan Jaminan Sosial, Dinsos DIY, Gatot Yulianto sekaligus penanggungjawab panti Wreda Pakem mengatakan data  kependudukan ini penting bagi penghuni lansia.  Sebab para lansia tersebut ada di panti wreda  karena tidak memiliki keluarga. Baik yang dikirim masyarakar maupun hasil penyisiran di jalan (geladangan dan pengemis).

“Karena itu kami sangat senang dengan langkah ini,” ungkapnya. (sbd)
Read More
Empat Desain Terbaik Jadi Rekomendasi Penataan Kali Buntung

Empat Desain Terbaik Jadi Rekomendasi Penataan Kali Buntung


Para pemenang sayembara lomba desain penataan kawasan kumuh di bantaran Kali Buntung berfoto bersama dengan panitia dari IAI DIY dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Sleman. foto sembada.id/ridwan anshori


SEMBADA.ID - Bantaran Kali Buntung di Dusun Kut Dukuh, Sinduadi, Kecamatan Mlati termasuk kawasan kumuh di Kabupaten Sleman. Namun, sebentar lagi kawasan yang berada di perbatasan Sleman dan Kota Yogyakarta ini segera ditata.

Sayembara desain penataan kawasan tersebut sudah dimulai dengan menetapkan empat karya terbaik dari arsitek profesional. Sayembara digelar oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Sleman.

Ketua Bidang Sayembara IAI DIY Erlangga Winoto menjelaskan, penentuan empat desain terbaik dilakukan melalui proses sayembara dengan penjurian dari orang yang kompeten di bidangnya. "Penjurian berlangsung secara independen dan akuntabel sehingga empat karya yang ditetapkan benar-benar yang terbaik," katanya, Jumat (28/12/2018)

Menurut dia, karya terbaik yang dipilih ini akan dijadikan sebagai rekomendasi untuk penataan kawasan kumuh perkotaan di Sleman, khususnya di bantaran Kali Buntung. Penataan dilakukan sepanjang empat kilometer, mulai dari sisi utara (Ringroad Monjali) sampai sisi selatan adalah MAN 3 Kota Yogyakarta. 

Kawasan tersebut berbatasan dengan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Pemkot Yogyakarta sudah menata wilayahnya menjadi Karangwaru Riverside serta menjadi percontohan penataan kawasan kumuh di tempat lain.

Erlangga mengatakan, desain terpilih sudah memperhatikan aspek sosial penataan dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan. Karya tersebut sudah memiliki kerangka penataan baik dari sisi sosial kemasyarakatan, kesehatan, kebudayaan, konservasi, teknologi, ekologi, edukasi hingga ekonomi.

Sekretaris Pelaksanaan Sayembara Penataan Kawasan Kumuh Sleman Ahmad Saefudin Mutaqi menambahkan, proses penjurian dilakukan pada 16 Desember 2018. Ada 16 karya karya desain yang masuk, yang lolos administrasi 15 karya. "Melalui penjurian akhirnya ditetapkan empat karya terbaik," imbuhnya.

Juara pertama dari Tim A+A yang diketuai Widodo Agung Nugroho dari IAI DIY. Juara kedua dari Tim Water Urbanism yang diketuai Basauli Umar Lubis dari IAI Bandung. Juara ketiga Tim Future Team yang dipimpin Bayu Yunianto dari IAI DIY serta juara harapan diraih Tim Beecons dari IAI DIY. (iwn)
Read More
 Bupati Sleman Minta Pramuka Sleman Tunjukan Kepribadian Luhur Di Era Globalisasi

Bupati Sleman Minta Pramuka Sleman Tunjukan Kepribadian Luhur Di Era Globalisasi



Bupati Sleman Sri Purnomo melepas  pramuka penegak Sleman peserta pengembaraan akhir tahun (Barata) 2018  di lapangan pemda Sleman, Jumat (28/12/2018).  Foto sembada.id/doni kardika



SEMBADA.ID- Sebanyak 667 pramuka tingkat  penegak  (SMA/SMK) se Sleman   selama lima hari,  yaitu  mulai  28 Desember 2018  hingga 1 Januari 2019  menggelar pengembaraan akhir tahun (Barata).  Kegiatan Baratan ini akan menempuh jarak 53  kilometer (km)  menyusuri selokan mataram,  dengan  rute pengembaraan diawali dari lapangan Pemda Sleman menuju lapangan Margokaton, Seyegan, lapangan Banjarharjo, Kalibawan,  lapangan  Margokaton, Seyegan dan berakhir di stadion Tridadi, Sleman.

Bupati Sleman, Sri Purnomo  mengatakan  gerakan pramuka bukan sebaga media untuk mendidik generasi muda memiliki bakat dan kepribadian luhur, namun juga menjadikan mereka  memiliki  jiwa patriotisme  dan  bela negera yang handal.

“Karena itu,  saya berharap  kegiatan Barata ini  dapat mengobarkan semangat bela negara dan memperkaya pengetahuan tetang ragam budaya dan desa wisata yang ada di Sleman,”  kata Sri Purnomo saat memberikan sambutan kegiatan tersebut di lapangan pemda Sleman, Jumat (28/12/.2018).

Menurut  Sri Purnomo  jiwa patriotisme dan bela negera itu penting. Sebab di era globalisasi berpotensi menumbuhkan gejala melemahnya rasa kebangsaan. Sehingga  melalui kegiatan yang beruansa cinta tanah air, gerakan Pramuka mengemban peranan penting untuk mempertebal semangat nasionalisme di tengah-tengah hiruk pikuk globalisasi.


Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sleman, Agung Armawanta menambahkan ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan peserta Barata ini. Di antaranya kegiatant umum,  bakti, wawasan, i pangkalan dan prestasi sangga. Kegiatan tersebut memperebutkan trophy juara umum dan tunggul kehormatan  Barata. (dik)

Read More
Akhir Tahun,  Pemkab Sleman  Ganti  4 Camat

Akhir Tahun, Pemkab Sleman Ganti 4 Camat


Bupati Sleman Sri Purnomo melantik  4 camat dan 59 pejaat baru Pemkab Sleman di pendopo parasamya Pemkab setempat, Kamis (27/12/2018). Foto sembada.id/doni kardika

SEMBADA.ID -  Pemkab Sleman di akhir tahun 2018 melakukan pergantian 4 camat di lingkungan pemkab setempat. Empat camat yang diganti tersebut, yaitu, camat Prambanan, Kalasan, Sleman dan Gamping. Bupati Sleman melantik langsung para pejabat tersebut di pendopo Parasamya Pemkab setempat, Kamis (27/12/2018)..

Camat Prambanan Eko Suhargono yang mendapat tugas baru sebagai camat Sleman diganti pejabat baru Rasyid  Ratmadi  Sosiawan  yang sebelumnya menjabat sekretaris camat (Sekcam) Gamping. Camat Sleman Wildan Solichin mendapat tugas baru sebagai camat Kalasan. Camat Kalasan Atif Marwoto mendapat tugas baru sebagai camat Gamping yang selama ini kosong, karena penjabat lama Priyo Handoko  menjadi kepala dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD)  Sleman.


Bupati Sleman, Sri Purnomo dalam sambutannya  mengatakan selain untuk penyegaran,  pergantian dan  pelantikan  pejabat juga  dinamika  dalam menjalankan pemerintahan. Oleh karena itu pejabat baru diharapkan langsung  bisa bekerja secara optimal.  Apalagi  tantangan yang dihadapi pemerintah ke depan tidak semakin ringan,  tetapi semakin berat, kompleks dan  bervariasi.

“Untuk  itu,  para pejabat harus selalu introspeksi diri bagaimana kualitas kerja selama ini, sehingga ke depan bisa memberi kesinambungan proses pembangunan yang lebih baik,” tandas bupati dua periode itu.

Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sleman Sri Winarti menambahkan secara keseluruhan ada 63 pejabat baru yang dilantik dan diambil sumpahnya oleh bupati Sleman. Selain 4 camat,  59 lainnya merupakan pengawas dan administrasi di lingkunga pemkab Sleman.(dik) 
Read More
Mahasiswi UGM  Korban Pelecehan Seksual Saat KKN  Lapor  Ke Polda DIY

Mahasiswi UGM Korban Pelecehan Seksual Saat KKN Lapor Ke Polda DIY


Kabid Humas Polda DIY memberikan keterangan soal perkembangan penangganan perkara dugaan pencabulan mahasiswi UGM di Mapolda setempat, Kamis (27/12/2018)

SEMBADA.ID-Dugaan pelecehan seksual (pencabulan) yang dilakuan mahasiswa Fakultas Teknik UGM, HS  kepada mahasiswi Fakultas  Ilmu Sosial dan  Politik (Fisipol) UGM, Agni (nama samaran)  saat kuliah kerja nyata (KKN) di pulau Seram, Maluku, Juli-Agustus 2017 memasuki babak baru.

Hal ini setelahAgni  melaporkan kasus itu ke Mapolda DIY, minggu lalu.  Polda DIY sendiri langsung melakukan penyelidikan  perkara ini setelah resmi ada laporan.

Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto membenarkan hal  tersebut.  Dimana  dalam laporannya,  Agni  melaporkan dugaan tindak pidana pencabulan yang dialaminya oleh HS. Sehingga kasus tersebut sekarang sudah masuk dalam tahap penyidikan. Hanya saja saat ini, belum ada penetapan tersangka.

“Mahasiswa UGM yang dilaporkan (HS), saat ini statusnya masih terlapor,” terang  mantan Kapolres Sleman itu di Mapolda DIY,  seperti dilansir sindonews, Kamis (27/12/2018).

Mengenai perkembangan penangganan perkara itu,  dengan alasan  itu masuk materi penyidika, sehingga  Yuliyanto tidak bisa menyampaikan hasilnya.

“Yang jelas akan ada keterangan resmi soal ini,”  ungkapnya.(sbd)
Read More
Aniaya Teman, Residivis Kembali Ditangkap Polisi

Aniaya Teman, Residivis Kembali Ditangkap Polisi

 Polda  DIY menunjukkan tersangka penganiayaan kepada temannya sendiri  saat ungkap kasus di  Mapolda setempat, Kamis (27/12/2018)


SLEMAN –Dua kali masuk penjara ternyata tidak membuat jera warga Ngabean, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, GAH, 23.  Buktinya sekarang kembali berurusan dengan polisi, karena melakukan penganiayaan kepada warga  Condongcatur, Depok, Sleman AS, 23.. Akibat tindakannya tersebut, sekarang kembali meringkuk di tahanan Polda DIY untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kasubdit 3 Direktorat reserse dan kriminal umum (Ditreskrimun) Polda DIY AKBP Riki Kurniawan mengatakan penganiaan tersebut berawal saat  GAH dan AS  sedang  judi kartu di Ngabean, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, 1 Desember lalu.  GAH dan AS sendiri sebelumnya sudah saling kenal bahkan AS  membelikan GAH anting-anting emas.  Namun  saat Judi itu terjadi perselisihan.  Ketika terjadi selisih, AS  meminta meminta anting-anting emas GAH  yang dibelikan itu.  Sehingga GAH menjadi emosi.

“Saat emosi itu GAH kemudian menyabet  kepala bagian belakang, pinggan da pantat AS. Karena lukannya itu, AS harus mendapat perawatan di rumah sakit,” kata Riki saat ungkap kasus di Mapolda DIY, Kamis (27/12/2018).

AS kemudian melaporkan kasus itu ke Polda DIY, 21 Desember 2018. Setelah mendapat laporan petugas kemudian menindaklanjutinya dengan melakukan penyelidikan dan akhirnya berhasil menangkap GAH di daerah Wedomartani, Ngempak, Sleman, 23 Desember 2018.  Hanya saja karena saat penangkapan tidak kooperatif,  terpaksa petugas melumpuhkan GAH dengan menembak kaki kirinya.

“Tindakan ini dilakukaan sebagai upaya tegas terukur setelah terlebih  dahulu dilakukan tembakan peringatan,’  terangnya.

Polisi menjerat GAH pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan berat dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.

Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto menambahkan GAH ini tercatat sebagai residivis dan dua kali masuk penjara dalam kasus berbeda. Yaitu  panganiayaan dan narkoba. Sehingga ini sudah untuk yang ketiga kalinya.(sbd)
Read More
OK OCE  Latih Ibu-Ibu Purwomartani Buat Telur Asin untuk Perbaikan Ekonomi

OK OCE Latih Ibu-Ibu Purwomartani Buat Telur Asin untuk Perbaikan Ekonomi


Ibu-ibu sedang mengikuti pelatihan membuat telur asin di Purwomartani, Kalasan,, Sleman, Kamis (27/12/2018). Pelatihan ini merupakan rangkaian dari aplikasi kegiatan One Kota/Kabupaten One Centre for Entrepreneurship (OK OCE) PRASASTI di Sleman. foto sembada.id/ridwan anshori

SEMBADA.ID - Telur asin selama ini identik dengan daerah Brebes, Jawa Tengah. Bahkan sudah menjadi oleh-oleh khas dari daerah tersebut. Kaum ibu di Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY berkeinginan membuat telur asin yang berbeda dari Brebes.

Penggagas pelatihan telur asin, Endang Rukmini, mengatakan, kaum ibu sangat antusias bisa membuat telur asin.

 "Dari pelatihan yang kami terima, Kami bercita-cita ingin membuat telur asin khas Yogyakarta. Membuat rasa yang berbeda dengan telur asin dari Brebes," katanya di sela-sela pelatihan, Kamis (27/12/2018).

Pelatihan ini merupakan rangkaian dari aplikasi kegiatan One Kota/Kabupaten One Centre for Entrepreneurship (OK OCE) PRASASTI di Kabupaten Sleman, DIY.

 "Saya punya grup OK Oce di Whatsapp, ternyata ibu-ibu antusias. Mereka akhirnya mendaftar," imbuhnya.

Endang mengaku selama ini sudah menekuni membuat telur asin. Namun dia ingin kalangan ibu-ibu juga memproduksinya. Setidaknya hal tersebut bisa menjadi tambahan ekonomi untuk keluarga. 

Menurut dia, dalam pelatihan tersebut para peserta diberi taknik membuat telur asin berkualitas. Tentunya berbeda dengan telur asin yang beredar pasaran selama ini. "Saya punya trik membuat telur asin berkualitas, trik itu yang kami berikan kepada peserta," jelasnya.

Dia berharap dalam pelatihan membuat telur asin ini membuat perekonomian keluarga lebih baik. Sekaligus menjadi kekhasan Sleman. "Harapan kami, oleh-oleh Yogyakarta tidak hanya bakpia atau gudeg, tapi telur asin juga. Kita sudah memulai untuk itu," ungkapnya.

Untuk bahan baku, selama ini masih mendatakan telur bebek dari Blitar Jawa Timur. Pasalnya telur asin dari Blitar lebih berkualitas, memiliki kandungan omega 3 yang lebih besar. "Di sana bebk petelurnya diberi pakan kepala udang, sehingga lebih berkualitas," ujarnya.

Koordinator OK OCE PRASASTI Nasional, Viktor Aritonang mengatakan, pelatihan produksi telur asin ini menjadi langkah kongkrit OK OCE dalam membuka lapangan kerja baru dari sektor UMKM. Kegiatan ini menjadi pintu masuk dalam menumbuhkan wirausaha baru di Sleman.

Menurut dia, ada lima lokasi yang menjadi sentra pelatihan dan aplikasi wirausaha OK OCE PRASASTI di Yogyakarta. Setelah dari Yogyakarta, Sabtu (29/12) mendatang akan menggelar pelatihan di Solo Raya yang meliputi Kota Solo, Sragen, Wonogiri, Klaten, Karanganyar dan Boyolali.

Wakil Ketua OK OCE PRASASTI Soni Laksono menegaskan akan terus melakukan pelatihan dan pendampingan dari berbagai sektor industri kecil dan menengah di Indonesia. "Kita sudah menggelar pelatihan dan pendampingan intensif di 10 Provinsi di Indonesia. Akan terus bertambah karena tingginya permintaan di berbagai daerah," ungkapnya. (iwn)



Read More
 GMG DIY  Dorong  Kanwil Pajak dan Polda DIY  Tindak Tegas Konsultan Pajak Ilegal

GMG DIY Dorong Kanwil Pajak dan Polda DIY Tindak Tegas Konsultan Pajak Ilegal




Gelora Muda Garuda (GMG) DIY adalah komunitas beberapa warga Yogyakarta  yang didirikan pada tahun 2016 yang concern dengan masalah perijinan,  perpajakan, lingkungan hidup dan kepentingan publik lainnya.

Gelora Muda Garuda (GMG) DIY, mengungkapkan MENDUGA ada Konsultan Pajak ilegal (abal abal) yg melakukan praktek di Wilayah DIY. Konsultan Pajak  ilegal ini DIDUGA telah melakukan manipulasi laporan perpajakan diantaranya  milik rumah makan ayam goreng ternama di Yogyakarta. Konsultan Pajak ilegal  tersebut berinisial RT yang juga berprofesi sebagai dosen disalah satu Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta, yang saat ini (RT) sudah berurusan  dengan pihak yang berwajib di Mapolda DIY.

Gelora Muda Garuda (GMG) DIY menghimbau dan mendorong Kantor Wilayah Dirjen  Pajak DIY untuk terus menelusuri Konsultan Pajak ilegal tersebut dan  berharap pihak Kepolisian (Polda DIY) dapat segera mengusut tuntas  Konsultan Pajak ilegal tersebut. (adv)



Read More
Inovasi  Dosen UMY,   Aspal dan Karet Ban Bekas Untuk Bantalan Rel KA

Inovasi Dosen UMY, Aspal dan Karet Ban Bekas Untuk Bantalan Rel KA




Dosen Teknik  Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dian Setiawan (kanan) sebagai best paper award internasional conference on sustainable infrastruktur engineering (ICSIE) 2018 di Kualumpur Malaysia, awal Desember  2018 lalu.foto dok Humas UMY


SEMBADA.ID – Dosen Teknik  Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dian Setiawan berhasil mengolah campuran aspal dan karet ban beksa menjadi bantalan rel kereta api (KA).  Olahan tersebut, bukan lebih tahan lama  untuk ballas rel KA, namun juga untuk keamanan dan meningkatkan kecepatan  KA.

Dian Setiawan menjelaskan ide ini mucul, karena selama ini  jalan rel itu sangat rentan terhadap kerusakan, terutama ballast (bagia badan rel KA tempat penenpatan bantalan rel KA) yang mudah hancur karena hujan, erosi dan penuruan tanah. Selain mempengaruhi kecepakatan, kondisi ini  juga membahayakan perjalanan KA. 

“Berawal dari itu, kemudian melakukan penelitian,  mencari bahan untuk meningkatkan kekuatan bantalan KA,, yaitu aspal dicampur dengan karet ban bekas,”  kata Dian di kampus UMY, Rabu (26/12/2018).

Dian menjelaskan setelah melakukan beberapa kali percobaan akhirnya menemukan formula, untuk membuat jalan untuk  bantalan rel KA, yaitu aspal yang dicampur dengan karet ban bekas dalam da luar kendaraan sepeda motor. Dimana dari 2% aspal  yang dicampur dengan 10%  karet ban bekas motor,  hasilnya lebih baik dalam menahan beban dibandingkan aspal tanpa campuran ban bekas.

“Dari hasil uji coba di laboratorium teknik UMY, yaitu dengan Universal Testing Machine  (UTM) menunjukkan  bantalan rel dengan campuran ini mampu menahan beban 28%  atau 478 kilopascak  lebih kuat dibandingkan aspal tanpa campuran ban bekas,”  terangnya

Uji coba itu menghasilkan kesimpulan terkait Vertical Deformation yaitu bagaimana kekuatan material tersebut terhadap perubahan bentuk ketinggian struktur landasan rel.  Dengan adanya karet bekas itu menghasilkan lapisan ballast yang lebih tahan lama, karena sifat elastis karet serta terikatnya material aspal mampu menurunkan potensi kehancuran jalan rel jika mendapat tekanan besar.

“Dengan begitu maka ballast akan lebih bersifat mengikat dan bertambah kekakuannya. Jadi akan adaptif dengan tinggi beban yang diterima,” jelasnya.

Menurut Dian semakin kuat jalan relnya maka semakin tinggi kecepatan kereta. Di Indonesia kecepatan rel normalnya 70 km/jam, padahal di luar negeri bisa mencapai kecepatan 400 km/jam. Sehingga ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kecepatan KA, yaitu dari 70 km/jam menjadi 200 km/jam.

“Setelah dipatenkan, bahan aspal bercampur karet ini akan diperkenalkan ke publik,’ paparnya

Staf Humas UMY Habibi menambahkan penelitian Dian Setiawan tersebut juga berhasil menjadi best paper award internasional conference on sustainable infrastruktur engineering (ICSIE) 2018 di Kualumpur Malaysia, awal Desember  2018 lalu. Dalam kegiatan itu Dian Setiawan menyampaikan penelitiannya dengan judul,  Scrap Rubber and Asphalt for Ballast Layer Improvement. 
Read More
Akhir  Tahun, 7 OPD Sleman Dapat Mobil Operasional Baru

Akhir Tahun, 7 OPD Sleman Dapat Mobil Operasional Baru


Beberapa mobil operasonal baru yang dibagikan Pemkab Sleman kepada 7 OPD di depan pendopo kantor Pemkab setempat, Rabu (26/12/2018)

SEMBADA.ID – Pemkab Sleman di penghujung akhir tahun 2018 membagikan 13 mobil operasional baru bagi   7 organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemkab setempat senilai Rp3,820 miliar. Anggaran tersebut berasal dari APBD 2018. 

7 OPD yang menerima mobil operasional yaitu,  Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), UPT Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdaganan (Diperindag), Bagian Humas dan Protokol, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),  Dinas Kebudayaan (Disbud) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Dari 7 OPD itu, DPUPKP mendapat 7 unit,  terdiri dari 5 unit dump truck dan 2 unit pick up,  BPDB dua unit Blind Van, Satpol PP dua unit (satu unit untuk SAR Kaliurang dan satu unit mobil pengawal (fore rider), UPT Meterologi Disperindag satu unit kendaraan pelayanan tera ulang serta bagian humas dan protokol satu unit mobil untuk operasional liputan kehumasan.

Bupati Sleman  Sri Purnomo mengatakan agar mobil opersional tersebut bisa dimanfaatkan, terutama untuk menunjang kegiatan tugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.. Sehingga dapat meningkatkan kinerja dan yang lebih penting lagi kendaraan tersebut harus dirawat.

“Kendaraan itu menggambarkan pemakainya, jika pemakainya bersih kendaraanya juga harus dirawat dan selalu bersih,” tandasnya. seperti dilansir sindows.

Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD)  Sleman Harda Kiswaya menambahkan proses pengadaan mobil operasional tersebut sudah dianggaran dalam APBD 2018. Untuk pengadaannya sendiri  dilakukan dengan pembelian secara elektronik di e-katalog.(sbd) 
Read More