24% Siswa SMP Di Sleman Miliki Masalah Kejiwaan
Wakil bupati
Sleman Sri Muslimatun saat mencanangkan SMPN 1 Seyegan sebagai sekolah sehat
jiwa di aula SMP setempat, Rabu (12/12/2018)
SEMBADA.ID - Siswa usia sekolah menengah pertama (SMP) di Sleman banyak yang memiliki masalah kejiwaan
atau psikososial. Indikasinya dari hasil sampling yang dilakukan Dinas
Kesehatan (Dinkes) Sleman terhadap 390 orang siswa usia SMP, 96 atau 24,62 % siswa memiliki masalah psikososial.
Untuk itu berbagai upaya terus dilakukan Pemkab
Sleman untuk mengatasi permasalahan
tersebut. selain dengan melakukan
pemeriksaan kepada para siswa tersebut, terutama untuk mengetahui permasalahan
psikososial apa yang dialami siswa, agar tepat penanganannya. Juga dengan
mencanangkan sekolah sehat jiwa.
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mengatakan pengembangan
kesehatan jiwa di sekolah tidak berbeda dengan pelaksanaan kesehatan lainnya
yang telah dikembangkan di sekolah melalui trias UKS pada program UKS. Dimana
usaha yang diberikan pada pengembangan kesehatan jiwa berupa bimbingan,
pelatihan keterampilan sosial dan tuntunan kepada peserta didik tentang
kesehatan jiwa.
“Pendidikan kesehatan jiwa meliputi perkembangan fisik
dan jiwa sesuai kelompok usia peserta didik, permasalahan yang dihadapi dan
keterampilan sosial dalam meningkatkan ketahanan mental agar kepribadian
peserta didik dapat tumbuh dengan baik,”kata Joko saat pencananganan SMPN 1
Seyegan menjadi sekolah sehat jiwa di aula sekolah tersebut, seperti dilansir
sindonews, Rabu (12/12/2018).
Joko menjelaskan dengan pencanangan sekolah sehat jiwa
ini diharapkan dapat melahirkan kader-kader
kesehatan sekolah yang telah mendapat pembekalan secara optimal dan
berkelanjutan, sehingga tahu dan mampu melaksanakan kegiatan Sekolah Sehat Jiwa
di wilayah sekolah masing-masing.
“Hingga sekarang sudah ada dua sekolah yang
dicanangkan menjadi sekolah sehat jiwa.Selain SMPN Seyegan, pada tahun 2017 SMPN 2 Kalasan juga sudah dicanangkan,”
terangnya
Wakil bupati Sleman
Sri Muslimatun mengatakan sekolah memegang peran penting dalam
meningkatkan kesehatan jiwa yang berdampak pada kesehatan mental masyarakat.
Namun pada kenyataannya, peran sekolah masih sangat terbatas. Hal ini
disebabkan kurikulum yang diberlakukan hanya fokus pada ranah akademik.
“Sedangkan fokus untuk pemberdayaan anak agar dapat berfungsi
secara baik dalam hubungan sosial belum terumuskan secara optimal,”ujarnya
Untuk itu pencanangan
ini sebagai upaya mewujudkan peningkatan kesehatan jiwa masyarakat sejak dini.
Terlebih tingkat emosi dan perilaku anak usia sekolah, terutama pada siswa SMP,
perlu mendapat perhatian ekstra.
0 Response to " 24% Siswa SMP Di Sleman Miliki Masalah Kejiwaan"
Posting Komentar