Inovasi Dosen UMY, Aspal dan Karet Ban Bekas Untuk Bantalan Rel KA
Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY), Dian Setiawan (kanan) sebagai best paper award internasional conference
on sustainable infrastruktur engineering (ICSIE) 2018 di Kualumpur Malaysia,
awal Desember 2018 lalu.foto dok Humas
UMY
SEMBADA.ID – Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY), Dian Setiawan berhasil mengolah campuran aspal dan karet ban beksa
menjadi bantalan rel kereta api (KA).
Olahan tersebut, bukan lebih tahan lama
untuk ballas rel KA, namun juga untuk keamanan dan meningkatkan
kecepatan KA.
Dian
Setiawan menjelaskan ide ini mucul, karena selama ini jalan rel itu sangat rentan terhadap
kerusakan, terutama ballast (bagia badan rel KA tempat penenpatan bantalan rel
KA) yang mudah hancur karena hujan, erosi dan penuruan tanah. Selain
mempengaruhi kecepakatan, kondisi ini
juga membahayakan perjalanan KA.
“Berawal
dari itu, kemudian melakukan penelitian,
mencari bahan untuk meningkatkan kekuatan bantalan KA,, yaitu aspal
dicampur dengan karet ban bekas,” kata
Dian di kampus UMY, Rabu (26/12/2018).
Dian
menjelaskan setelah melakukan beberapa kali percobaan akhirnya menemukan
formula, untuk membuat jalan untuk
bantalan rel KA, yaitu aspal yang dicampur dengan karet ban bekas dalam
da luar kendaraan sepeda motor. Dimana dari 2% aspal yang dicampur dengan 10% karet ban bekas motor, hasilnya lebih baik dalam menahan beban
dibandingkan aspal tanpa campuran ban bekas.
“Dari
hasil uji coba di laboratorium teknik UMY, yaitu dengan Universal Testing
Machine (UTM) menunjukkan bantalan rel dengan campuran ini mampu
menahan beban 28% atau 478
kilopascak lebih kuat dibandingkan aspal
tanpa campuran ban bekas,” terangnya
Uji
coba itu menghasilkan kesimpulan terkait Vertical Deformation yaitu bagaimana
kekuatan material tersebut terhadap perubahan bentuk ketinggian struktur
landasan rel. Dengan adanya karet bekas
itu menghasilkan lapisan ballast yang lebih tahan lama, karena sifat elastis
karet serta terikatnya material aspal mampu menurunkan potensi kehancuran jalan
rel jika mendapat tekanan besar.
“Dengan
begitu maka ballast akan lebih bersifat mengikat dan bertambah
kekakuannya. Jadi akan adaptif dengan tinggi beban yang diterima,” jelasnya.
Menurut
Dian semakin kuat jalan relnya maka semakin tinggi kecepatan kereta. Di
Indonesia kecepatan rel normalnya 70 km/jam, padahal di luar negeri bisa
mencapai kecepatan 400 km/jam. Sehingga ini bisa menjadi solusi untuk
meningkatkan kecepatan KA, yaitu dari 70 km/jam menjadi 200 km/jam.
“Setelah
dipatenkan, bahan aspal bercampur karet ini akan diperkenalkan ke publik,’
paparnya
0 Response to "Inovasi Dosen UMY, Aspal dan Karet Ban Bekas Untuk Bantalan Rel KA"
Posting Komentar