Kualitas Air Di Sleman Mulai Turun


Sekda Sleman Sumadi saat membuka kegiatan kenduri banyu udan (air hujan) di pendopo rumah dinas bupati Sleman, Selasa (4/12/2018)


SEMBADA.ID -Kualitas dan kuantitas air di Sleman harus mendapat perhatian serius. Sebab kondisinya mulai ada penurunan (pencemaran). Jika tidak segata ada solusi, tentunya akan terjadi krisis air. Dampaknya bukan hanya Sleman namun daerah di bawahnya, Yogyakarta dan Bantul. Sebab Sleman merupakan penyangga air untuk wilayah itu.  Alih fungsi lahan dan perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarang diduga menjadi penyebabnya.

“Untuk itu
 masyarakat Sleman  dituntut  memiliki kesadaran dalam  menjaga kelestarian alam yang ada di sekitarnya. Terutama sumber mata air dari pencemaran,” kata sekretaris daerah (Sekda) Sleman Sumadi saat a membuka kegiatan kenduri banyu udan (air hujan) di pendopo rumah dinas bupati Sleman, Selasa (4/12/2018)

Lebih lanjut Sumadi mengatakan bahwa air merupakan sumber kehidupan yang vital bagi seluruh makhluk hidup. Namun menurutnya air bersih semakin lama semakin sulit dijumpai, terutama pada kawasan perkotaan. Ia mennuturkan bahwa air yang ada pada sumber-sumber perkotaan mulai tercemar karena perilaku dan kecenderungan manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan.

“Tercemarnya air menyebabkan rusaknya ekosistem dan kelestarian alam, kemudian menimbulkan barbagai macam penyakit,” paparnya.

Menidaklanjuti hal tersebut, Pemkab  Sleman terus mengupayakan pengelolaan sumber daya air sesuai dengan undang-undang RI No. 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, diantaranya konservasi sumber daya air, pendayaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Sebagai upaya konservasi sumber daya air, Sumadi mengatakan Pemerintah Kabupaten

Sleman telah mempunyai 21 embung, yaitu 10 unit embung milik Pemerintah Kabupaten Sleman dan 11 unit embung yang dibangun oleh pemerintah DIY. Sedangkan konservasi dalam bentuk vegetatif yakni dengan penanaman pohon, baik di pinggiran sungai, halaman rumah, maupun di lokasi lainnya.

Hal ini memerlukan komitmen bersama oleh seluruh komponen masyarakatdan institusi pemerintah,” tegasnya.


Kepala Desa (Kades)  Sardonoharjo,  Ngaglik, Sleman,  selaku panitia kegiatan  Harjuno Wiwoho, menambahkan substansi dari acara Kenduri Banyu Udan ini untuk membangun kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan air hujan seoptimal mungkin. Di samping itu, acara tersebut juga dimaksutkan untuk mengkampanyekan rasa cinta kepada lingkungan dan alam sekitar.

“Kita tengah menghadapi degradasi lingkungan yang luar biasa. Maka dari itu, kita harus mempunyai kesadaran, mulai dari masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah serta seluruh elemen di masyarakat, terutama di Sleman. Dan ini menjadi kampanye besar di Sleman,” tambahnya.(sbd)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kualitas Air Di Sleman Mulai Turun"

Posting Komentar