11% Balita Sleman Alami Stunting
Petugas sedang melakukan pemeriksaan
kesehatan warga saat hari gizi nasioal ke 59 tingkat Sleman di Denggung,
Tridadi, Sleman, Minggu (27/1/2019).foto sembada.id/rizal
SEMBADA.ID-Ribuan
bayi di bawah lima tahun (Balita) di Sleman ditenggarai kurang asupan
gizi. Terutama asupan protein pada masa pertumbuhan. Indikasinya balita
tersebut mengalami stunting (tubuh pendek). Data dinas kesehatan (Dinkes)
setempat pada tahun 2018 prevalensi balita stunting ada 11%. Kemudian balita gizi kurang 7,32% dan balita
kurus 3,97 %.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo mengatakan untuk
mengatasi permasalahan gizi tersebut, selain melalui melalui program perbaikan gizi,
juga dengan edukasi dan kampanye makan
buah dan sayur, konsultasi gizi, serta pemerikasaan kesehatan (tensi, IMT, gula
darah).
“Ini sekaligus sebagai upaya pencegahan penyakit
menular,” kata Joko Hastaryo di sela-sela peringatan hari gizi nasional ke 59
tingkat Sleman tahun 2019 di lapangan Denggung, Tridadi, Sleman, Minggu
(27/1/2019).
Joko menjelaskan stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang
disebbabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat yang mengakibatkan
kegagalan pertumbuhan, kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah
sakit, dan daya saing rendah.
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menambahkan untuk pencegahan stunting bisa
dilakukan dengan cara menimbang setiap bulan dan yang paling pentinh yaitu pada
1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai sejak janin dalam kandungan
hingga anak berusia 2 tahun.
0 Response to "11% Balita Sleman Alami Stunting"
Posting Komentar