PHRI Sleman Nilai Sambut NYIA Belum Perlu Hotel Berbintang Baru


Ketua PHRI Sleman Joko Pramono


SEMBADA.ID- Perhimpunan hotel dan restoran Indonesia (PHRI) Sleman menyatakan belum perlu membangun hotel berbintang atau penginapan  baru di Sleman maupun DIY  dengan beroperasinya bandara bari New Yogyakarta Internasional (NYIA). Sebab kapasitas hotel berbintang dan penginapan yang ada di  DIY saat ini masih mampu menampung jumlah wisatawan maupun tamu yang datang di DIY.

“Kami menilai Hotel berbintang dan Penginap baru belum menjadi kebutuhan mendesak,” kata Ketua PHRI Sleman, Joko Paromo,  seperti dilansir sindonews, Minggu (6/1/2019).

Menurut Joko  justru yang lebih urgen ialah masalah optimalisasi,  koordinasi dan kerjasama antar para pengelola hotel, penginapan serta  berbagai stakeholder yang mengampu wisata.  Terutama untuk menyatukan visi misi dan tetap fokus memberikan pelayanan yang terbaik, bagi para tamu  daripada mencari solusi dengan menambah penginapan atau hotel.

“Namun  kami  menyerahkan masalah itu  kepada pemerintah, terutama  perizinan pembangunan hotel baru,” ungkapnya.

NYIA sendiri  meski belum 100% pemebangunannya selesai, namun direncanakan sudah akan mulai beroperasi Maret atau April 2019. Dimana dengan  hadirnya NYIA tersebut diprediksi akan meningkatkan jumlah kunjungan  di  DIY,  terutama wisatawan  baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Sebab akan banyaknya penerbangan langsung  (direct flight) dari beberapa kota Indonesia, negara  Asia dan Eropa.


Atas kondisi ini Pemkot Yogyakarta mencabut moratorium pembangunan hotel di wilayahnya. pencabutan moratorium ini tertuang dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Yogyakarta Nomor 85 tahun 2018 tentang Pengendalian Pembangunan Hotel tertanggal 31 Desember 2018. Aturan yang mulai berlaku per 1 Januari 2019 tersebut mengizinkan pembangunan hotel bintang lima, bintang empat dan guest house atau rumah singgah.

 "Kebutuhan akan hotel bintang lima dan empat masih sangat kurang. Saat ini jumlah hotel berbintang lima hanya ada empat dan bintang empat baru ada 13 unit," ungkap wakil walikota Yogyakarta Heroe  Purwadi soal pencabutan moratorium pembangunan hotel di Yogyakarta.

Menurut Heroe, dengan memberi izin pembangunan hotel bintang lima dan empat, harapannya bertambah kamar tidak menambah jumlah hotel baru. Jika izin diberikan ke tingkat lebih rendah, kemungkinan bertambahnya hotel akan meningkat.  Keberadaan hotel bintang lima dan empat juga memiliki keuntungan karena adanya jaringan yang bisa mendatangkan wisatawan secara mandiri. (sbd)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PHRI Sleman Nilai Sambut NYIA Belum Perlu Hotel Berbintang Baru"

Posting Komentar