Warga Wonosobo Meninggal Tertimbun Pasir Saat Tambang Di Cangkringan


Warga Kaliwuluh Balong, Umbulharjo, Cangkringan,  menunjukkan lokasi kejadian warga Wonosobo tertimbung pasir saat menambang di daerah tersebut, Rabu (23/1/2019)

SEMBADA.ID- Warga RT 06/05, Sontonoayan,  Kepancar , Kretek, Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng), Mistan, 43 satu dari empat  penambang pasir  meninggal dunia setelah tertimbung pasir saat menambang pasir secara manual di lokasi penambangan Kaliwuluh Balong, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Rabu (23/1/2019) pada pukul 10.00 WIB. 

Dari informas yang dihumpun, kejdian itu berawal  saat  Mistan bersama empat temannya,  yaitu Paeran Isnan,. Teman dan  Paijo semua warga Wonosobo  serta Bondan sopir truk, warga Jombalng, Karang Bendo, Banguntapan, Bantul  melakukan penambangan pasir di tempat tersebut. Lahan itu milik warga Tegal, Balong, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Harno. Mereka menambang pasir sejak pukul 06.30 WIB.

Namun saat sedang mengisi pasir ke dalam truk, pada pukul 10.WIB,  tiba-tiba tebingg di sisi barat setinggi 5 meter runtuh dan menyebabkan dua  batu besar yang ada di tebing tersebut ikut  longsor. Mengetahui hal itu keempat teman Mistan berhasil menyelamatkan diri,  sedangkan Mistan,  tidak sempat lari karena terhalang truk yang  sedang diisi muatan.  Sehingga  tertimbun  material rerruntuhan tebih dan pasir sedalam 1,5 meter serta tergenjet bodi truk sebelah belakang,

Sedangkan temannya  Paeran Isnan meski dapat menyekamatkan diri namun mengalami luka di wajahnya. Untuk tiga penambang pasir lainnya tidak mengalami luka.

Warga sekitar  yang mengetahui kejadian itu  mencoba memberikan pertolongan kepada Mistan. Namun karena dalam evakuasi dengan cara manual, membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar  dua jam. Sebab  baru  pukul 12.00 WIB Mistan bisa ditemukan.  Sehingga saat ditemukan sudah meninggal.

Selanjutnya  oleh petuhas  Mistan di bawa ke RS Bhayangkara Polda DIY di Jalan Yogya-Solo, Kalasan, Sleman  untuk kepentingan penyelidikan sedangkan Paeran Isnan yang menderita luka di wajahnya di bawa ke RS PKU Muhammadiyah, Pakem.  Untuk tiga penambang lainyang selamat dimintai keterangan di Mapolsek Cangkringan.


“Saat kejadian,  saya mendengar seperti truk jomplang,” kata warga setempat, Tukijo yang rumahnya sebelah timur lahan tambang pasir itu di lokasi kejadian, seperti dilansir sindonews,  Rabu (23/1/2019).

Kapolsek Cangkringan AKP Ar Sutarman mengatakan setelah mendapatkan laporan adaya tebing longsor,  petugas langsung menuju ke lokasi untuk melakukan tindakan pertama tempat kejadian perkara (TPTKP), termasuk melakukan evakuasi  dan mengamankan lokasi dengan memasang garis polisi (police line) di pintu masuk tambang sebelah timur dan di dekat kejadian.

“Selain membawa korban meninggal  dan luka  ke rumah sakit serta  meminta keterangan penambang yang selamat di Mapolsek,  untuk kepentingan penyelidikan kami juga  mengamankan barang bukti,” kata AR Sutaraman saat ada di lokasi kejadian.

Menurut Sutarman untuk dugaan sementara,  kejadian ini karena factor human error, yaitu kurang kehati-hatian penambang. Sebab untuk menambang harus tetap mengutamakan keselamatan dan memakai standar  perlatan  yang telah ditentukan, baik untuk menambang  maupun hal teknis lainnya.

“Untuk  kepentingan penyelidikan,  sementara  akan menutup lokasi tambang ini,” paparnya.
Selain  itu  juga akan melakukan koordinasi dengan instansi  berwenang dan stakeholder untuk  penangganan masalah ini. Termasuk sosialiasai agar kegiatan penambangan di lahan ini dikurangai, sebab juga akan berdampak pada lingkungan, terutama sumber-sumber mata air.  

“Kejadian ini bukan yang pertama kali, sebab tahun lalu juga terjadi tiga kali longsor, dua di lokasi tambang manual dan satu di sungai,

Camat Cangkringan  Mustadi  mengatakan sebenarnya tambang manual ini tidak ada izinnya atau ilegak  dan sudah melaporkan ke Pemkab. Namun untuk menutupnya belum bisa memberikan keterangan. Selain bukan kewenangan kecamatan,  juga masih akan melakukan koordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait.

“Di Cangkringan tambang seperti ini cukup banyak, terutama di Umbulharjo dan lokasinya di lahan pribadi, untuk pengerjaaan  dengan sistem bagi hasil, “ ungkapnya.

Mustain menambahkan meski  illegal, namun tetap  menghimbau kepada penambang untuk mengutamakan keselamatan. Yaitu harus nemakai teori dan teknis menambang yang benar. Bukan asal menambang dan berani.   

“Kami sebenarnya sudah selalu mengingatkan dan mensosialiasaikan masalah ini, Tetapi semua kembali kepada komitmen mereka,”  akunya.(sbd)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Warga Wonosobo Meninggal Tertimbun Pasir Saat Tambang Di Cangkringan"

Posting Komentar