Geplakan, Gamping Belum Terbebas Dari Jentik Nyamuk



Wakil bupati Sleman (dua dari kiri) saat melakukan pemantaun jentik nyamuk di dusun Geplakan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Jumat (15/2/2019). Foto sembada.id/hafid

SEMBADA.ID- Dusun Geplakan, Banyuraden, Gamping masih belum terbebas dari angka jentik nyamuk. Terbukti saat tim elompok kerja operasional (Pokjanal) DBD Sleman melakukan monitoring di tempat tersebut, Jumat (15/2/2019)  angka bebas jentik (ABJ) masih dibawah ketentuan, yaittu 95%.  Untuk keperluan tersebut, tim pokjanal DBD Sleman mememeriksa 88 rumah warga. Dari jumlah itu, 8 rumah diketahui positif ada jentik. Sehingga untuk ABJ  hanya 90,97%. 

Untuk itu warga setempat diminta meningkatka pola hidup bersih dan sehat (PHBS), baik di dalam lingkungannya sendiri maupun sekitarnya.  Ini penting, sebab untuk DBD  pada awal tahun 2019 jumlahnya cukup banyak yakni mencapai 78 kasus. Diharapkan dengan langkah ini, dapat mengurangi populasi nyamuk penyebab DBD. yaitu aides aigepti.

Wakil bupati Sleman Sri  Muslimatun menjelaskan DBD dapat dikendalikan dengan langkah-langkah preventif. Diantaranya dapat dimulai dari membiasakan PHBS  di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Termasuk melakukan gerakan 3 M  (menguras bak mandi seminggu sekali, menutup penampungan air dan mengubur barang bekas).

“Kami juga mengajak masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang marak akhir-akhir ini,” ajak Muslimatun di sela-sela melakukan pemantauan jentik di Geplakan, Banyuraden, Gamping, Jumat (15/2/2019).


Selain itu, masyarakat juga harus  mengoptimalkan peran juru pemnatau jentik (Jumantik) di lingkungannya. Dimana setiap rumah minimal harus ada satu Jumantik. Sebab pencegahan dinilai lebih efektif dibandingkan fogging .

“Fogging itu pilihan terakhir. Yang terpenting itu setiap rumah harus ada Jumantiknya,” harapnya.(fid)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Geplakan, Gamping Belum Terbebas Dari Jentik Nyamuk"

Posting Komentar