Menuju Pengelolaan Modern, Sleman Revitalisasi Pasar Tradisional
Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Sleman Tri Endah Yitnani
SEMBADA.ID Pemkab Sleman kembali akan melakukan revitalisasi sejumlah pasar tradisional
pada tahun 2019 ini. Revitalisasi ini, sebagai bentuk keseriusan pemerintah
kabupaten (Pemkab) Sleman yang akan mengubah pengelolaan manajeman pasar
tradisional menjadi pasar modern. Baik bentuk fisik pasar yang memang rata-rata
sudah tua dan dalam hal pengelolaan serta penyajian dagangannya. Dimana nanti barang
dagangan sudah tidak dikemas lagi secara tradisional, tapi dibuat sama seperti
layaknya di toko modern.
Selain itu, juga sebagai respons terhadap membanjirnya toko waralaba (jejaring) di Sleman, yang diduga menjadi penyebab terus sepinya pasar tradisional. Di Sleman sendiri, ada 41 pasar tradisional yang tersebar di 17 kecamatan se Sleman dan 31 pasar desa.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman Tri Endah Yitnani mengatakan memang saat ini, sedang melakukan berbagai langkah untuk mengubah pengelolaan manajeman pasar tradisional menjadi pasar modern. Di antaranya dengan merevitalisasi atau menata kembali sejumlah pasar tradisional. Diharapkan dengan adanya perubahan tersebut, dapat menarik lagi minat masyarakat untuk berkunjung ke pasar tradisonal, yang sekarang mulai ditinggalkan.
“Tahun ini, ada satu pasar yang akan direvitalisasi, yaitu pasar Kejambon, Sndumartani, Ngemplak dengan anggaran Rp1,5miliar. Lainnya hanya rehabilitasi kecil-kecilan,” kata Endah panggilan Tri Endah Yitnani, seperti dilansir sindonews, Kamis (14/2/2019).
Selain itu, juga sebagai respons terhadap membanjirnya toko waralaba (jejaring) di Sleman, yang diduga menjadi penyebab terus sepinya pasar tradisional. Di Sleman sendiri, ada 41 pasar tradisional yang tersebar di 17 kecamatan se Sleman dan 31 pasar desa.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman Tri Endah Yitnani mengatakan memang saat ini, sedang melakukan berbagai langkah untuk mengubah pengelolaan manajeman pasar tradisional menjadi pasar modern. Di antaranya dengan merevitalisasi atau menata kembali sejumlah pasar tradisional. Diharapkan dengan adanya perubahan tersebut, dapat menarik lagi minat masyarakat untuk berkunjung ke pasar tradisonal, yang sekarang mulai ditinggalkan.
“Tahun ini, ada satu pasar yang akan direvitalisasi, yaitu pasar Kejambon, Sndumartani, Ngemplak dengan anggaran Rp1,5miliar. Lainnya hanya rehabilitasi kecil-kecilan,” kata Endah panggilan Tri Endah Yitnani, seperti dilansir sindonews, Kamis (14/2/2019).
Endah
menjelaskan meskipun nantinya manajeman pasar dikelola secara modern, namun
untuk ciri dan suasana pasar tradisional tetap dipertahankan. Termasuk dalam
jual belinya tetap dikemas dalam sistem tradisional. Seperti adanya tawar
menawar antara pembeli dan penjual untuk produk tertentu.
“Untuk mewujudkan hal ini, selain memerlukan perencanaan yang matang dan anggaran yang besar, juga membutuhkan partisipasi semua pihak,” paparnya.
Endah menambahkan selain dengan melakukan revitalisasi pasar, pihaknya juga akan memberikan sarana dan prasarana untuk melengkapi keberadaan pasar tersebut. Di antaranya, fasilitas umum (Fasum), pos satpam, tempat bermain dan penitipan anak. Fasum tersebut, nantinya akan berada satu lokasi dengan pasar. Sehingga pembeli dan pedagang menjadi nyaman saat melakukan transaksi di pasar.
“Sebelumnya tahun 2018 kami juga sudah melakukan beberapa revitalisasi pasar Tradisional, yaitu Pasar Ngablak, Bangunkerto, Turi dan Saran, Wedomartani dengan anggaran Rp3,8 miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK),” jelasnya.
“Untuk mewujudkan hal ini, selain memerlukan perencanaan yang matang dan anggaran yang besar, juga membutuhkan partisipasi semua pihak,” paparnya.
Endah menambahkan selain dengan melakukan revitalisasi pasar, pihaknya juga akan memberikan sarana dan prasarana untuk melengkapi keberadaan pasar tersebut. Di antaranya, fasilitas umum (Fasum), pos satpam, tempat bermain dan penitipan anak. Fasum tersebut, nantinya akan berada satu lokasi dengan pasar. Sehingga pembeli dan pedagang menjadi nyaman saat melakukan transaksi di pasar.
“Sebelumnya tahun 2018 kami juga sudah melakukan beberapa revitalisasi pasar Tradisional, yaitu Pasar Ngablak, Bangunkerto, Turi dan Saran, Wedomartani dengan anggaran Rp3,8 miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK),” jelasnya.
“Termasuk dalam pelaksanaan juga harus memilih rekanan yang benar-benar qualified. Sehingga kasus mandegnya pengerjaan di tengah jalan seperti yang terjadi di pasar Sleman tahun 2017 lalu tidak terjadi lagi,” tandasnya.(sbd)
0 Response to "Menuju Pengelolaan Modern, Sleman Revitalisasi Pasar Tradisional"
Posting Komentar