Tim UGM Sabet Juara Inovasi Alkes Di Thailand
Tim
mahasiswaUGM yang berhasi menjadi juaraInovasi alat kesehatan di ThailandInvention
Day, di Bangkok, Thailand, 2-6 Februari 2019 lalu.Foto Dok Humas UGM
SEMBADA.ID- Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, berhasil menjadi juara inovasi alat kesehatan (alkes) saat Thailand Inventors Day di Bangkok,Thailand, 2-6 Februari 2019 lalu. Alkes yang mereka kembangkan, berupa metode iontophoreric bagi pasien asma anak yang diberi nama Asthilon.
SEMBADA.ID- Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, berhasil menjadi juara inovasi alat kesehatan (alkes) saat Thailand Inventors Day di Bangkok,Thailand, 2-6 Februari 2019 lalu. Alkes yang mereka kembangkan, berupa metode iontophoreric bagi pasien asma anak yang diberi nama Asthilon.
Mereka
terdiri dari Kadek Hendra Darmawan (Fakultas Farmasi), Abdillah Faisal
Nur Fajar (FMIPA), Aron Bagas Dewantoro (FMIPA), Christian Felix Napitupulu
(FT), dan M. Abdurachman Fairuz (FT)
Dalam
ajang tersebut,mendapatkan tiga penghargaan, yakni Gold Medal dari
kategori Medicine and Public Helat, The Best Interational Invention and
Innovation of Social and Quality of Life Award dari National Research Council
of Thailand, dan The Best Innovation dari India Innovation Association.
Thailand Investor Days merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset Tinggi Thailand bekerjasaa dengan World Investors and Promotion Association. Diadakan sebagai ajang bertemunya para inventor dari berbagai belahan dunia untuk berbagai informasi dan mempresentasikan inovasi yang telah dikembangkan. Pada tahun ini diikuti 500 peserta dari benua Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.
Ketua tim pengembang Asthlon, Kadek Hendra Darmawan menjelaskan pengembangan prototipe tersebut sebagai opsi alternatif dalam pengobatan asma. Sekaligus untuk melengkapi kekurangan pada pengobatan konvensional secara oral melalui pil, tablet, dan injeksi.
Inovasi yang diajukan berupa aplikasi metode iontophoresis. Metode tersebut merupakan cara terkini dalam sistem pemberian obat dengan menghantarkan obat yang bermuatan ke dalam kulit menggunakan arus listrik rendah.
“Kami memfokuskan inovasi pada kasus Moring Dip yang sering muncul pada penyakit asma pada pasien anak,” kata Kadek, seperti dilansir sindonews, Senin (11/2/2019).
Menurut Kadek aplikasi peralatan dilakukan secara transdermal yakni dengan meletakkan dibagian tubuh pasien. Selanjutnya untuk memantau jalannya terapi bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi mobile. Aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengontrol dan menghubungkan pasien dengan dokter sehingga memudahkan dalam proses monitoring pasien
“Kami berharap dengan inovasi tersebut, bisa berkontribusi dalam upaya pengobatan pasien asma. Termsuk meningkatkan tingkat kepatuhan pasien anak dalam menjalani pengobatan meningkat sehingga meningkatkan keberhasilan terapi asma,” paparnya. (sbd)
Thailand Investor Days merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset Tinggi Thailand bekerjasaa dengan World Investors and Promotion Association. Diadakan sebagai ajang bertemunya para inventor dari berbagai belahan dunia untuk berbagai informasi dan mempresentasikan inovasi yang telah dikembangkan. Pada tahun ini diikuti 500 peserta dari benua Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia.
Ketua tim pengembang Asthlon, Kadek Hendra Darmawan menjelaskan pengembangan prototipe tersebut sebagai opsi alternatif dalam pengobatan asma. Sekaligus untuk melengkapi kekurangan pada pengobatan konvensional secara oral melalui pil, tablet, dan injeksi.
Inovasi yang diajukan berupa aplikasi metode iontophoresis. Metode tersebut merupakan cara terkini dalam sistem pemberian obat dengan menghantarkan obat yang bermuatan ke dalam kulit menggunakan arus listrik rendah.
“Kami memfokuskan inovasi pada kasus Moring Dip yang sering muncul pada penyakit asma pada pasien anak,” kata Kadek, seperti dilansir sindonews, Senin (11/2/2019).
Menurut Kadek aplikasi peralatan dilakukan secara transdermal yakni dengan meletakkan dibagian tubuh pasien. Selanjutnya untuk memantau jalannya terapi bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi mobile. Aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengontrol dan menghubungkan pasien dengan dokter sehingga memudahkan dalam proses monitoring pasien
“Kami berharap dengan inovasi tersebut, bisa berkontribusi dalam upaya pengobatan pasien asma. Termsuk meningkatkan tingkat kepatuhan pasien anak dalam menjalani pengobatan meningkat sehingga meningkatkan keberhasilan terapi asma,” paparnya. (sbd)
0 Response to "Tim UGM Sabet Juara Inovasi Alkes Di Thailand"
Posting Komentar