Cari Naskah Yang Hilang, Kraton Gelar Simposium Internasional Budaya Jawa


Sri Sultan HB X memberikan ketermgan soal pengembalian 75 naskah kraton Yogyakarta dari Inggri di hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Selasa (5/3/2019)

SeMBADA.ID-Kraton Yogyakarta menggelar Simposium Internasional Dengan mengangkat tema ”Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta”, di hotel Royal Ambarukmo, Selasa (5/4/2019). Selain dalam rangka memperingati (mangayubagya) 30 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X bertakhta. Kegiatan ini juga untuk mencari naskah apa yang hilang dari Kraton Yogyakarta. Terutama naskah yang ada di Inggris paska geger Sapehi tahun 1812.

"Simposium ini untuk menyampaikan bahwa, kraton itu kehilangan naskah apa waktu Geger Sepehi. Utamanya, menggali naskah Kraton Yogyakarta yang ada di Inggris," kata penanggungjawab dan ketua panitia simposium internasional, GKR Hayu kepada media soal kegiatan tersebut di hotel Royal Ambarukmo,Yogyakarta, seperti dilansir sindonews, Selasa (5/3/2019).

GKR Hayu menjelaskan dalam catatan sejarah, Kraton Yogyakarta kehilangan banyak naskah manuskrip yang berisi berbagai ajaran leluhur sejak peristiwa Geger Sepehi tahun 1812. Dimana saat itu Kraton Yogyakarta pernah dijarah Inggris dan ribuan naskah di era Hamengku Buwono II,  ada di Inggris dan Belanda.  Di antaranya ada di British Library, Raflles Foundation, dan menjadi milik individual. Belum lagi ada kapal penjarah yang karam,

"Berbagai naskah yang telah 207 tahun berada di Inggris itu, setelah negosiasi hampir lima tahun dengan pemerintah kerajaan Inggris tahun 2019 ini akan diserahkan kepada Kraton dalam bentuk digital dengan jumlah 75 manuskrip," jelasnya.

Naskah yang dikembalikan dalam versi digital antara lain manuskrip babad, seni tari, gending gamelan, serat Joyo Lengkoro Wulan, pakedutan, palintangan, primbon, dan Babad Ngayogyakarta.

GKR Hayu mengatakan simposium  internasional ini ingin datang kaum muda-muda sehingga bisa dilihat seberapa besar ketertarikan terhadap budaya Jawa. "Untuk tahun pertama itu, ini baru permulaan. Nanti akan ada tindak lanjut lagi melalui kerjasama dengan UNY dan UIN Suka," katanya.


Sri Sultan Hamengku Buwono X menceritakan pengembalian naskah manuskrip Kraton Yogyakarta ini terjadi setelah ada kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Inggris melalui konsul pendidikan dan kebudayaan.

"Setelah melakukan perjanjian kerjasama dalam bidang kebudayaan, saya tanya bisa tidak mendapatkan naskah Keraton Yogyakarta, baik itu fotokopi atau digital," imbuhnya.

Dari kesepakatan kerjasama budaya itu, Sultan segera menindaklanjutinya di British Library dengan alasan menindaklanjuti kerjasama pemerintah Indonesia dengan Inggris di bidang kebudayaan.

 "Proses 5 tahun sendiri, dalam perjanjian internasional, Inggris belum mau tanda tangan untuk pengembalian naskah asli," ujarnya.

Meski digital, Sultan mengatakan pengembalian 75 naskah digital ini menjadi tahap awal yang baik supaya menambah referensi sehingga nantinya akan bisa ditulis lagi dalam buku baru.

Rektor UNY, Sutrisna Wibawa mengatakan  akan mengkaji manuskrip yang ada di Kraton. Naskah itu nantinya akan dikaji dari berbagai bidang disiplin ilmu.(sbd)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Cari Naskah Yang Hilang, Kraton Gelar Simposium Internasional Budaya Jawa"

Posting Komentar