Merapi Embuskan Awan Panas Guguran, Warga Diminta Tetap Tenang
SeMBADA.ID-Gunung
Merapi yang ada diperbatasan Sleman DIY dengan Magelang, Boyolali dan Klaten Jawa Tengah kembali
mengeluarkan awan panas, Sabtu (2/3/2019). BPPTKG mencatat dari pukul 00.00
WIB-06.00 WIB terjadi 21 kali guguran
dengan durasi 11-93 detik. Dari jumlah ini 7 di antaranya guguran awan panas, yaitu pukul 04.51WIB, 04.54 WIB,
05.03 WIB, 05.07 WIB, 05.10
WIB,
05.33 WiB dan 05.40 WIB dengan jarak luncur 800-900 meter.
Awan
panas ini menimbulkan hujan abu tipis di
beberapa tempat, yaitu di Kalitengah
Lor,
Glagaharjo, Cangkringan, Kaliurang, Hargobinangun, Turgo dan
Ngepring, Purwobinangun, Pakem, Nganggring, Girikerto dan Tunggul
Arum, Wonokerto, Turi.
Adanya
hujan abu ini menyebabkan truk-truk tambang di sepanjang jalur sungai Gendol meninggalkan lokasi. Namun
secara umum kondisi di wilayah kawasan
rawan bencana (KRB) III tetap kondusif dan aktivitas masyatakat tetap berjalan normal. Untuk status Gunung
Merapi level II (waspada).
Kepala
pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto mengatakan hujan abu terjadi
sekitar pukul 07.00 WIB. Adanya hujan
abu ini karena guguran awan panas tersebut terkena angin, sehingga jatuhnya
mengikuti arah angin tersebut.
"Jika
tidak terbawa angin hanya akan jatuh di sekitar guguran awan panasdan yang
terbawa angin akan jatuh di beberapa tempat," kata Joko di Pusdalops BPBD
Sleman Pakem, kepada Sindonews, Sabtu (2/3/2019).
Joko
mengatakan meski kondisi masih aman tetap meminta warga mematuhi rekomendansi
dari BPPTKG, di antaranya tidak ada aktivitas dan mengosongkan radius 3 km dari
Merapi. Warga di KRB III meningkatkan kesiapsiagaan, terutama yang berada di sepanjang aliran
sungai Gendol mewaspadai lahar dingin jika terjadi hujan di puncak Merapi.
"Untuk
antisipasi hujan abu ini sudah menyiapkan 600 ribu masker di gudang BPBD dan juga di balai desa KRB III, sehingga
bagi warga yang menginginkan masker bisa
meminta ke tempat tersebut," jelas mantan Kepala Sat Polpp Sleman itu.
Menurut
Joko BPBD Sleman sendiri telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dan menanggani bencana Merapi
ini. Di antaranya dengan membentuk desa
tangguh benxana (Destana) di KRB yang berada di wilayah kecamatan Cangkringan, Pakem dan Turi. KRB
III ini, berada di Kalitemgah Lor,
Kalitengah Kidul, Srunen, Kopeng, Petung dan Turgo.
Selain
itu juga sudah memberikan mitigasi bencana kepada warga. Membuat peta evakuasi, baik tempat titik kumpul dan
jalur menuju barak. Pemasangan rambu
jalur evakuasi dan barak pengungsian. Bahkan warga juga sudah menestimasi dan
menyiapkan berapa jumlah kendaraan yang diperlukan untuk evakuasi. Sehingga
mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi
erupsi
Merapi.
"Untuk
jalur evakuasi kami sudah memasang 300 rambu dan 22 barak pengungsian (12 milik pemkab dan 10 milik
desa). Tiap barak bisa menampung 300
pengungsi," terangnya.
Joko
juga menegaskan meski Merapi sering mengeluarkan awan panas tetapi untuk wisata di lereng Merapi, seperti
Kaliurang dan Lava Tour Merapi tetap
aman untuk dikunjungi.
0 Response to "Merapi Embuskan Awan Panas Guguran, Warga Diminta Tetap Tenang"
Posting Komentar