Serangan Umum, 1 Maret 1949 Diusulkan Jadi Hari Nasional


Seminar nasional peringatan 70 tahun SU 1 Maret 1949 Penegakan KedaualanNKRI digelar di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Sabtu (2/3/2019).


SeMBADA.ID-Serangan Umum (SU), 1 Maret 1949  diusulkan menjadi hari nasional. Usulan ini bukan tanpa alasan. Sebab SU, 1 Maret 1949 merupakan peristiwa yang sangat penting untuk
bangsa Indonesia. Bukan hanya sekedar menunjukkan Indonesia masih berdiri, namun juga memperkuat posisi Indonesia dalam sidang PBB  sehingga berdampak pada pengakuan kedaulatan Indonesia.

“Untuk kepentingan tersebut, saat ini kami sedang mengali dengan melakukan kajian dan menyusun naskah akademik,” kata kepala Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjan Mada (UGM) Sri Margana saat seminar peringatan 70 tahun SU 1 Maret 1949 Penegakan KedaualanNKRI di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, seperti dilansir sindonews, Sabtu (2/3/2019).

Sri Margana menjelskan ada dua nilai penting yang harus digali, agar SU 1 Maret bisa dijadikan  alasan menjadi hari Nasio. Pertama dari nilai  momen terbesar  persatuan antara pemimpin sipil dan pemimpin militer mencapai satu tujuan.  Kedua, dari sisi militer, hari nasional yang diperingati sebagai hari  militansi TNI karena SU 1 Maret merupakan keberhasilan operasi militer yang  luar biasa sehingga berujung pada pengakuan kedaulatan.

"SU 1 Maret merupakan revolusi rakyat semesta yang mengikutkan seluruh lapisan masyarakat," jelasnya.

Selain itu, juga harus mengusulkan SU 1 Maret menjadi hari nasional.  Ada dua usulan, yaitu  Hari Kedaulatan Nasional Indonesia dan Hari  Penegakan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Untuk itu sekarang sedang melakukan kajian. Sedikitnya ada 30 karya buku dan kajian tentang SU 1 Maret, baik dari  saksi atau pelaku dalam sebuah buku memoar. Ada juga yang ditulis kalangan  militer, sejarahwan para akademisi dan para jurnalis yang menjadi saksi mata. 

“Ada tiga inti dalam buku-buku dan kajian  tentang SU 1 Maret itu, yaitu  Pra dan Pasca SU 1 Maret, lalu detail-detail, dan dampaknya,"  terangnya.

Kepala Museum Benteng Vredeburg, Suharja juga mengatakan SU 1 Maret  1949 yang terjadi 70 tahun silam merupakan peristiwa besar yang punya  pengaruh sangat signifikan.  Dimana  peristiwa tersebut,  sebagai lonceng bangun tidurnya  dunia karena menunjukkan republik Indonesia bersama TNI masih eksis.

" Selama 6 jam, TNI mampu masuk dan menduduki pusat Kota Yogyakarta. Peristiwa ini mampu memojokkan Belanda dalam Sidang  Dewan PBB," jelasnya.

Ia pun menyebut SU 1 Maret merupakan bagian dari politik bersama bangsa  Indonesia sehingga harapannya seminar ini bisa memberikan pehamaman sejarah bagi generasi muda agar melek sejarah.

Hal yang sama diungkapkan  Gubernur DIY,   Sultan Hamengku Buwono (HB)  X  mengatakan SU 1  Maret merupakan peninggalan sejarah dalam menghadapi agresi militer Belanda.  Sehingga membuktikan kedudukan  Pemerintah Indonesia masih ada dan eksis, serta memperkuat posisi Indonesia  dalam dalam sidang Dewan PBB.

“"Selain itu mematahkan moral pasukan Belanda dan membuktikan kepada dunia
bahwa TNI masih punya kekuatan," kata Sultan HB X dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Kesbangpol DIY, Agung Supriyono.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Serangan Umum, 1 Maret 1949 Diusulkan Jadi Hari Nasional "

Posting Komentar