Warga Ngropoh Ubah TPS Liar Sungai Waras Jadi Ruang Terbuka Hijau

Warga Ngropoh Ubah TPS Liar Sungai Waras Jadi Ruang Terbuka Hijau



Bupati Sleman Sri Purnomo melihat RTH di sungai Waras dusun Ngropoh, Condongcatur, Depok, Sleman usai peresmian RTH itu, Senin (8/4/2019)

SEMBADA.ID-Warga  Ngropoh, Condongcatur, Depok, Sleman  yang ada di sekitar sungai Waras dusun setempat berhasil mengubah kawasan tersebut yang dulunya sebagai tempat pembuangan sampah liar menjadi taman terbuka hijau (RTH). Padahal dulu kawasan tersebut bukan hanya kumuh dan penuh sampah namun juga membuat pencamaran lingkungan. 

Keberadan RTH tersebut,  bukan hanya sebagai kawasan konservasi lingkungan hidup,  namun juga  menjadi  ruang publik sekaligus ajang sosialiasi, baik bagi warga setempat maupun warga dari daerah lain.  

Kondisi ini tidak terlepas dengan adanya program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang digagas oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupr). Bupati Sleman Sri Purnomo meresmikan RTH tersebut bersama dengan fasilitas jalan dan drainase,  Senin (8/4/2019).

"Dulu kalau lewat kali ini pasti tutup hidung, karena bau dari sampah," kata kepala desa (Kades)  Condongcatur, Reno Chandra Sangaji di sela-sela peresmian tersebut, seperti dilansir sindonews.

Reno menjelaskan setelah menjadi RTH sekarang sudah jauh berbeda bukan hanya menjadi tempat yang bersih dan ditata dengan apik. Namun juga menjadi ruang publik. Untuk itu sebagai tindaklanjutnya telah menyiapkan beberapa event yang rencananya akan digelar di tempat tersebut. Seperti lomba mancing, finish fun bike, pentas musik dan kesenian serta festival. Termasuk event Condongcatur Art Festival yang akan menampilkan Festival Jazz Lepen. 

"Itulah beberapa agenda yang kami siapkan di tempat ini," paparnya.

Bupati Sleman Sri Purnomo menambahkan program Kotaku ini sebagai upaya pemerintah dalam percepatan penanganan pemukiman kumuh dan mendukung terwujudnya pemukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan. 

"Karena itu adanya RTH ini harus terus dijaga bahkan dapat dikembangkan menjadi tempat destinasi dan rekreasi," kata Sri Purnomo saat meresmikan RTH tersebut.(sdn)


Read More
UGM Tembus Rangking 200 Dunia

UGM Tembus Rangking 200 Dunia




SEMBADA.ID-UGM menempati rangking 200 University Impact Ranking 2019 versi Times Higher Education (THE) yang dirilis, Kamis (4/4/2019).

University Impact Ranking berisi daftar peringkat universitas di dunia didasarkan atas dampaknya kepada masyarakat luas. Standar yang dipakai oleh THE dalam menyusun pemeringkatan berbasis pada 11 dari 17 indikator SDGs oleh Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).

Dalam daftar tersebut, UGM masuk peringkat 50 besar dunia untuk indikator SDGs Decent Work and Economic Growth dan  peringkat 70 besar untuk indkator SDGs Gender Equality serta untuk keseluruhan indikator, UGM mendapati peringkat antara 101-200. 

"Hasil ini merupakan gambaran utuh dari performa UGM sepanjang tahun 2018 lalu," kata Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM,  Hatma Suryatmojo seperti dilansir sindonews,  Minggu (7/4/2019).,

Hatma Suryatmojo menjelaskan survei yang dilakukan THE ini berbeda dengan survei dari lembaga lainnya. Jika lembaga lain hanya menilai dari sebanyak apa kerja yang universitas lakukan dalam setahun maka THE menilai dampak dari kerja tersebut.

"Survei THE ini secara acak dan melihat siapa saja yang ada kaitannya dengan UGM, baik langsung maupun tidak langsung., Sampel yang diambil tidak hanya dari sivitas akademika yang aktif, melainkan dari mitra dan alumni yang berdampak pula. Sehingga
Bisa dibilang proses tersebut lebih fair,” terang  Hatma Suryatmojo yang biasa dipanggil Mayong itu.

Menurutnya peringkat ini juga bentuk pengakuan dunia atas kualitas UGM. Pengakuan dunia itu penting bagi sebuah universitas. Sebab, dengan pengakuan tersebut, sebuah universitas akan lebih tampak eksistensinya di mata dunia. Jika mendapat peringkat yang baik maka akan banyak mendatangkan mitra strategis untuk semakin meningkatkan kualitas universitas.

"Akan tetapi, tetap berharap untuk tidak berpuas diri atas raihan ini," tandasnya

Aoalagi peringkat tersebut belum hasil maksimal yang diraih UGM. Selama persiapan pendaftaran masih banyak kekurangan, terutama dalam pengumpulan informasi yang akan disetorkan.

Oleh karena itu, meminta bantuan kepada berbagai pihak di UGM, utamanya para stakeholder, alumni, serta para mitra untuk berkolaborasi mempersiapkan diri dalam survei yang akan datang dan mengajak kepada seluruh sivitas akademika di UGM untuk berkolaborasi dalam dua hal. Yaitu  integrasi data dari berbagai unit di UGM, baik di tingkat universitas maupun fakultas lebih ditingkatkan agar pengumpulan lebih mudah dan seluruh sivitas UGM untuk bersama mendorong peningkatkan performa tiap indikator. 

"Peningkatan tersebut tidak hanya pada kerjanya saja, namun juga mengingat dampaknya pula," jelasnya

Mayong menambahkan tanpa adanya kolaborasi ini maka raihan yang lebih baik lagi tidak akan diperoleh UGM. Apalagi,  untuk pemeringkatan tahun ini, THE akan menggunakan keseluruhan inidikator yang terdapat dalam SDGs, yakni berjumlah 17. Dengan demikian, persiapan yang dibutuhkan akan lebih banyak dari sebelumnya.(sdn)


Read More
Labuhan Merapi 2019 Masih Diminati  Warga

Labuhan Merapi 2019 Masih Diminati Warga



Juru kunci gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Harga alias Mas Asih (kiri) memimpin ritual labuhan Merapi di lereng Merapi,  Minggu (7/4/2019)

SEMBADA.ID-Antusias masyarakat untuk mengikuti ritual labuhan Merapi dalam rangka Tingalan Jumenengan Ndalam Raja Keraton Yogyakarta tidak surut. Terbukti dalam pelaksaanan labuhan  Minggu (7/4/2019), ribuan orang mengikuti ritual tersebut. Dari pantauan usai sholat Subuh, sekitar pukul 05.00 WIB, warga sudah berbondong-bondong menuju tempat awal prosesi ritual labuhan. Yakni di petilasan kediaman juru kunci Merapi (alm) Mbah Maridjan, Kinaherjo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.

Bahkan beberapa rombongan dari luar daerah sudah bermalam di tempat ini. Menjelang prosesi ritual dimulai, warga yang akan mengikuti kegiatan tersebut terus berdatangan.  “Saya sengaja  datang, bersama rombongan, sejak tadi malam. Dan menginap disini. Sekaligus mengikuti beberapa acara rangkaian labuhan,” aku warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah (kalteng),  Deri, 25 yang mengikuti labuhan Merapi tersebut.  

Deri mengaku baru pertama kali mengikuti ritual labuhan Merapi. Selain ingin mengetahui bagaimana prosesi labuhan Merapi, juga berharap dengan agar selalu mendapatkan keselamatan dan ketentraman jiwa.

Udara dingin pagi yang menyelimuti kawasan lereng Merapi masih sangat terasa. Tepat pukul 07.00 WIB, juru kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Harga alias  Mas Asih memimpin labuhan di Gunung Merapi. Prosesi tersebut diawali dengan memanjatkan doa yang dipimpin langsung Asih. Setelah itu, perarakan labuhan yang dipimpin Asih diikuti oleh abdi ndalem dan ribuan warga mulai berjalan dari petilasan kediaman Mbah Maridjan menuju tempat labuhan di Sri Manganti  kaki Gunung Merapi.

Setelah berjalan sekitar 1,5  jam rombongan sampai di Sri Manganti. Uba rampe labuhan dari Keraton Yogyakarta yang akan dilabuh kemudian dikeluarkan dari kotak kayu tempat membawa barang labuhan.

Uba rampe yang terdiri  dari  Sinjang Cangkring, Sinjang Kawung Kemplang, Semekan Gadhung, Semekan Gadhung Mlathi, Semekan Bangun Tulak, Kampuh Poleng Ciut, Dhestar Dara Muluk, dan Paningset Udaraga, masing-masing berjumlah satu lempar.   Sela (kemenyan), Ratus (taburan menyan) dan liyah konyoh (minyak wangi), yatra tindhih (uang tindih) satu amplop serta Ses Wangen (rokok harum) satu contong dan kambil wathangan  lalu digelar diatas altar labuhan.

Prosesi labuhan dilanjutkan dengan, membakar sela ratus atau kemenyan, ritual ini sebagai awal menghaturkan barang labuhan kepada Tuhan, melalui penjaga Gunung Merapi, yaitu Empu Rama, Empu Ramadi, Gusti Panembahan Prabu Jagad (Sapujagad), Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbok Ageng Lambang Sari, Mbok Nyai Gadhung Mlati dan Kyai Megantoto.

Setelah itu, pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka agama. Seusai memanjatkan doa untuk memohon keselamatan, keamanan, kesejahteraan dan ketentraman wilayah DIY.  Prosesi labuhan diakhiri dengan dengan pembagian nasi berkat, lauk dan jajanan pasar  kepada abdi dalem dan masyarakat  yang mengikuti prosesi  itu.

"Alhamdulillah, labuhan ini dapat berjalan dengan lancar.” ungkap Mas Asih seusai ritual labuhan Merapi, seperti dilansir sindonews.

Selain di Gunung Merapi, labuhan dalam rangka hajat Ndalem Raja Keraton Yogyakarta ini juga digelar di Gunung Lawu, Karanganyar dan Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Tengah serta Pantai Parangkusumo, Bantul. Untuk labuhan di Gunung Lawu dan Tirtomoyo, Wonogiri waktunya bersamaan dengan Gunung Merapi. Sedangkan di pantai Parangkusumo, dilakukan sehari sebelumnya atau  Sabtu (6/4/2019).

Read More
Pemilu Run 5K Di Sleman Diikuti Ratusan Peserta

Pemilu Run 5K Di Sleman Diikuti Ratusan Peserta



Bupati Sleman Sri Purnomo melepas peserta Pemilu Run 5K di lapangan Denggung, Sleman, Minggu (7/4/2019).

SEMBADA.ID-Ratusan peserta mengikuti Pemilu Run 5K di Sleman, Minggu (7/4/2019). Bupati Sleman Sri Purnomo melepas langsung para peserta di Lapangan Denggung, Sleman.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman Trapsi Haryadi mengatakan event tersebut merupakan langkah KPU untuk mensosialisasikan tahapan pemilu dan tata caranya. Terutama saat pelaksanaan Pemilu 17 April mendatang. Sehingga pemilu akan berjalam aman lancar dan damai.

"Untuk penyelenggarannya sendiri serentak di seluruh Indonesia," kata Trapsi di sela-sela kegiatan tersebut, seperti dilansir sindonews.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengajak seluruh warga Sleman untuk menyambut Pemilu dengan suasana damai dan gembira.

 ”Namanya juga pesta jadi pesta demokrasi ini harus senang gembira,” harapnya

Untuk itu menghimbau untuk selalu menjaga kesatuan hingga paska Pemilu nanti dan mengingatkan untuk datang ke TPS pada Rabu 17 April 2019 mulai pukul 07.00 sampai 13.00 WIB untuk menggunakan hak pilih.

“Mari Sukseskan pemilu. Dengan kita berpartisipasi pada pemilu itu guna mendukung pesta  demokrasi di Indonesia,” tandasnya. (sdn)

Read More
Kontingen Bantul Juara Umum STQ DIY 2019

Kontingen Bantul Juara Umum STQ DIY 2019





Bupati Sleman Sri Purnomo menutup STQ DIY  2019 di pendopo Parasamya Pemkab Sleman, Sabtu (6/4/2019) sore.foto Dok Humas Pemkab Sleman

SEMBADA.ID-Kontingan Bantul juara umum Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) tingkat  DIY 2019 yang berlangsung di Sleman, Sabtu (6/4/2019). 

Bantul juara umum setelah mengumpulkan 4 emas, 3 perak dan 6 perunggu. Disusul kontingen kota Yogyakarta, 4 emas, 1 perak dan 6 perunggu. Sedangkan kontingen Sleman mengumpulkan 2 emas dan 6 perak, Kulonprogo 2 perak dan 3 perunggu dan Gunungkidul  1 perak dan 1 perunggu. Sementara kontingen LPTQ Yogyakarta meraih 3 emas dan 3 perunggu dan LPTQ DIY meraih 3 emas.  

Para juara ini nantinya akan mewakili DIY dalam lomba yang sama untuk tingkat nasional. Bupati Sleman Sri Purnomo secara resmi menutup kegiatan tersebut.

STQ DIY melombakan delapan kategori untuk putra dan putri, yaitu tilawah dewasa, tilawah anak-anak, tahfidz 1 juz dan tilawah, tahfidz 5 juz dan tilawah, tahfidz 10 juz dan tilawah, tahfidz 20 juz dan tilawah, tahfidz 30 juz dan tilawah serta tafsir bahasa Arab. 

STQ sendiri diikuti empat kabupaten dan satu kotamadya se DIY serta kontingen LPTQ Yogyakarta dan DIY. Masing-masing kontingan mengirimkan 16 kalifah.

"Inilah yang membedakan STQ tahun ini dengan tahun sebelumnya. Selain kontingen dari perwakilan kabupaten dan kota se DIY juga diikuti kontingen LPTQ DIU dan LPTQ Yogyakarta," kata Kabiro Bina Mental Spiritual Pemda DIY, Puji Astuti di sela-sela STQ itu, seperti dilansir sindonews, Sabtu (6/4/2019)

Gubernur DIY Sultan HB X mengatakan selain sebagai ajang seleksi yang nantinya mewakili DIY di tingkat nasional STQ ini juga untuk berikhtiar agar Al Qur'an senantiasa dipelajari, dipahami dan diamalkan. 

"Mudah-mudahan kegiatan ini akan membawa manfaat dan mampu meningkatkan motivasi bagi pemerintah dan masyarakat untuk membangun DIY ke arah yang lebih religius," kata Sultan dalam sambutannya yang dibacakan Sekda DIY Gatot Saptadi.

Bupati Sleman,  Sri Purnomo berharap pada para kafilah yang mengikuti  kegiatan STQ ini tidak hanya bertanding untuk memperebutkan kejuaraan semata, namun yang lebih penting harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur'an serta menyebarkannya di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. (sdn)

Read More
Puluhan Kalifah Ikuti STQ Tingkat DIY di Sleman

Puluhan Kalifah Ikuti STQ Tingkat DIY di Sleman



Tari Saman memeriahkan pembukaan STQ tingkat DIY di pendopo Parasamya Pemkab Sleman, Sabtu (6/4/2019)


SEMBADA.ID-Pemda DIY menggelar Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) tingkat  DIY 2019.  Penyelenggaraan tahun ini dipusatkan di kabupaten Sleman, Kamis-Sabtu (4-6/4/2019). Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi secara resmi membuka kegiatan tersebut, di pendopo Parasamya pemkab Sleman, Jumat (5/4/2019) malam.

STQ tersebut diikuti 80 kalifah perwakilan dari empat kabupaten dan satu kota se DIY, atau masing-masing daerah mengirimkan 16 kalifah serta perwakilan LPTQ DIY. STQ sendiri melombakan delapan kategori, yaitu tilawah dewasa, tilawah anak-anak, tahfidz 1 juz dan tilawah, tahfidz 5 juz dan tilawah, tahfidz 10 juz dan tilawah, tahfidz 20 juz dan tilawah, tahfidz 30 juz dan tilawah serta tafsir bahasa Arab. 

"STQ Ini diawali Rakerda Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an, Kamis (4/4/2019). Dilanjutkan  Pawai Ta'aruf dan pembukaan, Jumat (5/4/2019) malam dan pelaksanaan STQ, Sabtu (6/4/2019)," kata Kabiro Bina Mental Spiritual Pemda DIY, Puji Astuti di sela-sela STQ itu, seperti dilansir sindonews.Sabtu (6/4/2019).

Puji menjelaskan secara umum STQ tahun ini sama dengan penyelenggaran sebelumnya. Yang membedakan hanya pesertanya ada perwakilan LPTQ DIY yang sebelumnya menjadi kafilah DIY dalam Mushabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional 2018.  

"Adanya perwakilan LPTQ DIY ini diharapkan akan muncul bibit-bibit baru," jelasnya,

Gubernur DIY Sultan HB X mengatakan selain sebagai ajang seleksi yang nantinya mewakili DIY di tingkat nasional STQ ini juga untuk berikhtiar agar Al Qur'an senantiasa dipelajari, dipahami dan diamalkan. 

"Mudah-mudahan kegiatan ini akan membawa manfaat dan mampu meningkatkan motivasi bagi pemerintah dan masyarakat untuk membangun DIY ke arah yang lebih religius, " kata Sultan dalam sambutannya yang dibacakan Sekda DIY Gatot Saptadi saat pembukaan STQ tersebut

Bupati Sleman,  Sri Purnomo berharap pada para kafilah yang mengikuti  kegiatan STQ ini tidak hanya bertanding untuk memperebutkan kejuaraan semata, namun yang lebih penting harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur'an serta menyebarkannya di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. 

"Kita  buktikan dengan upaya dan langkah perbaikan secara nyata.  Upaya untuk mengaplikasikan nilai-nilai  tilawah, memahami dan menginternalisasi, maka pemahaman terhadap Al Quran akan dapat di aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari, " harap Sri Purnomo. (sdn)

Read More
 Untuk  Labuhan Merapi,   Petilsan Mbah Maridjan Ditutup Sementara

Untuk Labuhan Merapi, Petilsan Mbah Maridjan Ditutup Sementara



Juru kunci Merapi Mas Kliwon Surakso  Hargo memberikan keterangan soal labuhan Merapi di sela-sela penyerahan ubo rampe labuhan dari Kraton di pendopo kecamatan Cangkringan, Sleman, Sabtu (6/4/2019)

SEMBADA.ID- Petilasan  kediaman mbah Maridjan di Kinahrejo,  Umbulharjo, Cangkringan, Sleman  ditutup sementara selama proses labuhan Merapi, Sabtu-Minggu (6-7/4/2019).  Namun  tetap terbuka bagi masyarakat yang ingin menyaksikan prosesi  labuhan Merapi tersebut. 

“Secara umum obyek wisata di lereng Merapi tidak ditutup, hanya petilsan mbah Maridjan diitutup sementara selama proses labuhan Merapi, setelah  prosesi selesai  dibuka lagi,” kata juru kunci gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Hargo atau Mas Asih, di sela-sela penyerahan ubo rampe  labuhan Merapi  dari Kraton di pendopo kecamatan Cangkringan, seperti dilansir sindonews, Sabtu (6/4/20190.

Untuk prosesi  labuhan Merapi sendiri, di awali dengan   penyerahan ubo rampe dari Kraton kepada juru kunci Merapi Mas Kliwon Surakso Hargo di pendopo kecamatan Cangkringan, Sleman, Sabtu (6/4/2019).  Kemudian ubo rampe tersebut dibawa ke petilasan kediaman mbah Maridjan di Kinahrejo,  Umbulharjo,  Cangkrigan.

Hanya saja  sebelum dilabuh, ubo rampe  itu diinapkan dulu di tempat itu dan baru dilabuh  Minggu (7/4/2019) pagi.  Labuhan akan dimulai pukul 06.00 WIB yang dipimpin juru kunci gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Hargo dengan.Yaitu dengan membawa ubo rampe ke tempat  labuhan  di Sri Manganti, sekitar 1,5 kilometer (KM) utara petilasan mbah Maridjan.  

Usai prosesi, uba rampe labuhan kemudian dibagikan kepada msyarakat dan rombongan kembali ke petilasan kediaman mbah Mardijan di Kinahrejo.

Ditanya apa untuk ubo rampe yang akan dilabuh tersebut sudah ada yang memesan. Menurut Mas Asih memang sudah ada yang memesannya. Namun karena jumlahnya terbatas tidak semua masyarakat yang memesan  mendapatkannya.  Mereka yang memesan bukan hanya warga lokal namun juga warga luar daerah.

“Ubo rampe akan dibagikan kepada masyarakat yang belum mendapatkan tahun sebelumnya.  Warga percaya dengan mendapatkan ubo rampe itu akan membawa berkah, kemanan dan keselamatan,” paparnya. (sdn).

Read More
Kraton Serahkan 11 Ubo Rampe Untuk  Labuhan Merapi 2019

Kraton Serahkan 11 Ubo Rampe Untuk Labuhan Merapi 2019

Utusan kraton memperlihatkan ubo rampe labuhan Merapi di pendopo kecamatan Cangkringan, Sleman. Sabtu (6/4/2019).

SEMBADA.ID -Kraton Yogyakarta telah menyerahkan ubo rampe (perlengkapan) untuk prosesi labuhan Merapi, Minggu (7/4/2019) kepada juru kunci Merapi Mas Kliwon Surakso Hargo atau yang dipanggil Mas Asih.  Secara simbolis ubo rampe tersebut diserahkan oleh perwakilan Kraton, KRT Widyo Bayu Kusumo kepada camat Cangkringan Mustadi yang mewakili Pemkab Sleman di pendopo kantor kecamatan setempat, Sabtu (6/4/2019).

Ada 11 macam ubo rampe yang diserahkan, terdiri dari delapan jenis kain, yakni, Sinjang Cangkring, Sinjang Kawung Kemplang, Semekan Gadhung, Semekan Gadhung Mlathi, Semekan Bangun Tulak, Kampuh Poleng Ciut, Dhestar Dara Muluk, dan Paningset Udaraga, masing-masing berjumlah satu lembar. Uba rampe lainnya, yaitu satu wadah Sela (kemenyan), Ratus (taburan menyan) dan iisah konyong (minyak wangi), yatra tindhih (uang tindih) satu amplop serta Ses Wangen (rokok harum) sebanyak 10 biji. 11 macam ubo rampe ini dijadikan satu dalam kotak kecil.  

Selain menyerahkan ubo rampe, Kraton juga menyerahkan tali asih untuk juru kunci Merapi Mas Kliwon Surakso Hargo

Seusai menerima ubo rampe tersebut, camat Cangkringan, kemudian menyerahkannya kepada juru kunci gunung Merapi Mas Asih. Setelah acara serah terima selesai, ubo rampe untuk labuhan Merapi itu, dibawa ke petilasan kediaman mbah Maridjan di Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan.

Sebelum dilabuh ubo rampe ini disimpan semalam di petilsan mbah Maridjan dan baru pada Minggu (7/4/2019) pagi sekitar pukul 06.00 WIB, dilabuh di Bukit Sri Manganti, lereng Merapi. Atau 2,5 km arah utara  Kinahrejo (tempat alhmarhum mbah Maridjan).

Untuk mangayubagyo labuhan Merapi, di petilasan kediaman mbah Maridjan juga digelar  beberapa kegiatan, di antaranya gelar  budaya dan  prosesi wilujungan serta  pentas wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Abu dari Magelang.

KRT Widyo Bayu Kusumo mengatakan secara umum untuk prosesi labuhan tidak ada perubahan, tetap sama dengan tahun sebelumnya. Yaitu tetap berpedoman pada pakemnya. Sedangkan, kegiatan labuhan Merapi sendiri dalam rangka jumenengan Raja Kraton Yogyakarta.

“Selain itu juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan dan leluruh, yang telah menjaga gunung Merapi. Sehingga terjalin komunikasi dan hormanisasi,” kata  KRT  Widyo Bayu Kusumo, seperti dilansir  sIndonews.
  
Hal senada juga diungkpan oleh juru kunci Merapi Mas Asih. Ia mengatakan tidak mendapat wangsit khusus dari Kraton Yogyakarta ataupun dari almarhum ayahnya, Mbah Maridjan perihal ritual magis Kraton yang akan dipimpinnya tersebut. 

"Tidak ada yang khusus, semuanya sama. Pesan Sultan supaya dilaksanakan dengan baik dan mengikuti proses,” kata mas Asih.

Mas Asih mengharapkan dengan labuhan Merapi ini, masyarakat Cangkringan khususnya dan DIY umumnya tetap dapat hidup aman dan tentram. Termasuk tetap dapat menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. (sdn)

Read More
Sleman Salurkan Bantuan Rp300 Juta Bagi Bencana Tsunami Pandeglang

Sleman Salurkan Bantuan Rp300 Juta Bagi Bencana Tsunami Pandeglang






Bupati Sleman Sri Purnomo (lima dari kanan) menyerahkan bantuan untuk bencana tsunami Pandeglang diterima bupati  Pandeglang Irna Narulita di pemkab Pandeglang, Juma(5/4/2019). Foto Dok Humas Pemkab Sleman


SEMBADA.ID-Pemkab Sleman menyalurkan bantuan Rp300 juta untuk bencana tsunami Pandeglang, Jawa Barat, Jumat (5/4/2019). Bantuan tersebut berasal.dari dana Korpri Sleman Peduli. Bupati Sleman Sri Purnomo menyerahkan langsung bantuan itu dan diterima langsung bupati Pandeglang Irna Narulita di kantor Pemkab Pandeglang.

"Sebelum menyerahkan bantuan, Bupati Sleman bersama rombongan terlebih dahulu meninjau lokasi terdampak tsunami yakni wilayah pantai Carita," kata Kabag Humas dan Protokol Sleman Savitri Nurmala Dewi, Jumat (5/4/2019).

Savitri mengatakan menurut Camat Carita, di wilayah tersebut terdapat korban warga setempat meninggal 8 orang dan lebih dari 100 wisatawan. Sementara jumlah rumah yang rusak 37 unit dan dihuni 175 KK. Sehingga adanya bantuan ini akan  digunakan pemkab Pandeglang untuk penanganan korban bencana tsunami. Baik untuk membangun infrastruktur maupun mencukupi kebutuhan masyarakat yang terkena musibah.

"Karena itu bupati Pandeglang mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kunjungan Pemkab Sleman ini," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan bantuan daru Korpri Sleman ini merupakan bentuk kepedulian dari Korpri Sleman. berharap bantuan ini dapat membantu meringankan beban masyarakat  Pandeglang sehingga masyarakat yang terkena musibah segera bisa bangkit kembali untuk beraktivitas.

Sekda Sleman Sumadi menambahkan  bantuan tersebut merupakan bagian dari program Korpri Sleman sebagai bentuk kepedulian terhadap korban bencana.(sdn)




Read More
Polsek Ngaglik Tangkap Residivis Pecah Kaca Mobil

Polsek Ngaglik Tangkap Residivis Pecah Kaca Mobil



Polsek Ngaglik, Sleman menunjukkan tersangka pecah kaca mobil dengan obeng saat ungkap kasus di Mapolsek setempat, Jumat (5/4/2019).

SEMBADA.ID-Pernah mendekam di penjara karena kasus pecah kaca mobil dan mengambil barang yang ada didalamnya,  tidak membuat warga Semarang, Jawa Tengah, NA, 40 kapok. Buktinya,  setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan (Lapas) Semarang, 2018 lalu, NA kembali ditangkap Polsek Ngaglik, Sleman, karena melakukan tindak pidana pencurian dengan pemberatan (curat) yaitu pecah kaca mobil milik warga  Plosokuning II, Minomartani, Ngaglik, Octavian Dwi Wardono, 43, 11 Maret 2019 pukul 19.15 WIB. Barang yang diambil tas yang isianya, ada dua handphone dan uang tunai Rp5,2 juta. Untuk mempertanggungjawabkan perbutannya, NA sekarang meringkuk lagi di sel tahanan Mapolsek Ngaglik.

“Terungkapnya kasus ini setelah warga melapor adanya kasus tersebut,” kata Kapolsek Ngaglik, Kompol Danang Kuntadi saat ungkap kasus di Mapolsek setempat, Jumat (5/4/2019).

Danang menjelaskan dari laporan tersebut petugas menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan. Selain dengan meminta keterangan korban dan olah tempat kejadian perkara (TKP) juga dengan mencari dan mengumpulkan informasi pendukung lainnya. Dari data itu akhirnya 1 April 2019 mendapatkan titik terang pelaku pecah kaca tersebut termasuk keberadaanya, yaitu di Kalioso, Kutowinangun Kidul, Salatiga.

"Petugas gabungan Polsek Ngaglik, Polres Sleman dan Polda DIY langsung berangkat ke Salatiga dan berhasil menangkap NA beserta barang bukti di Salatiga, 3 April 2019 dan membawanya ke Mapolsek Ngaglik," jelasnya.

Untuk barang bukti yang diamankan, yakni obeng minus panjang 25 cm, sepeda motor, helm dan pakaian yang digunakan saat melakukan tindak curat pecah kaca serta dua handphone hasil curat. Dari pemeriksaan NA merupakan residivis kasus yang sama di beberapa tempat, antara lain di Semarang, Salatiga, Bantul dan terakhir di Semarang. Karena itu petugas masih mengembangkan kasus ini. 

"Dalam melakukan aksinya NA melakukan pecah kaca dengan memakai obeng minus. NA dijerat pasal 363 KUHP ancaman hukuman maksimal 7 tahun," terang Kanit Reskrim Polsek Ngaglik Iptu Budi Karyanto.

NA dihadapan petugas mengaku melakukan pecah kaca mobil dan mengambil barang yang ada didalamnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam melakukan aksinya membutuhkan waktu 1 menit. Untuk di Plosokuning II Minomartani Ngaglik melakukan pecah kaca dua mobil sekaligus. Dimana mobil itu di parkir berdekatan. Namun untuk kejahatan tersebut hanya melakukan sendiri.

"Saya hanya sendiri tidak dengan orang lain" akunya.(sdn)

Read More
Sekolah Instruktur Penerbang TNI Diakui Dunia Luar

Sekolah Instruktur Penerbang TNI Diakui Dunia Luar




Wadan Kodiklatau Marsma TNI I Nyoman Tri Santosa menyematkan tanda sekolah instruktur penerbang (SIP) angkatan ke 81 kepada perwira siswa  di wisma Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (4/4/2019). Foto dok Pentak Lanud Adisutjipto Yogyakarta.


SEMBADA.ID– Keberadaan sekolah instruktur penerbang (SIP) TNI mulai mendapat pengakuan dari angkatan bersenjata negara lain. Terbukti saat  pembukaan  SIP  angkatan ke -81  TNI AU,  pesertanya bukan hanya berasal dari interen TNI AU namun juga AU dari negera lain, yaitu Malaysia. Dimana dari 13 peserta  SIP, satu di antaranya berasal dari tentara udara diraja Malaysia (TUDM). Perwira siswa ini berpangkat mayor dan kapten.



Wadan Kodiklatau Marsma TNI I Nyoman Tri Santosa mewakili Dankoditklatau Marsda TNI Andjar Sungkowo secara resmi membuka SIP TNI AU angkatan 81 tersebut di wisma Lanid Adisutjipto Yogyakarta, Kamis (4/4/2019). 


Dankoditklatau Marsda TNI Andjar Sungkowo mengatakan karena  Sekolah Instruktur Penerbang ini menjadi basis pengembangan karier berikutnya, sebab kualifikasi instruktur akan menjadi pertimbangan bagi kemajuan perkembangan perwira penerbang itu sendiri. Oleh karena itu, para pasis harus mengikuti pendidikan ini dengan penuh kesungguhan. 

"Janganlah sia-siakan kesempatan yang sudah para pasis genggam," kata Dankoditklatau Marsda TNI Andjar Sungkowo dalam sambutannya yang dibacakan Wadankodiklatau Marsma TNI I Nyoman Tri Santoso saat membuka SIP ke 81 itu.

Selain itu, Pasis SIP juga harus dapat memanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengasah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dengan lebih mendalam tentang profesi sebagai instruktur penerbang, sehingga regenerasi akan terus berkembang sesuai harapan pimpinan TNI.

Kepala penerangan dan perpustakaan Kapentak Lanud Adisutjipto Mayor Sus Ambar Rejiyati menambahakan setelah melaksanakan pendidikan SIP, para perwira penerbang tersebut akan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dengan menjadi Insruktur Penerbang di Lanud Adisutjipto. (sdn)


Read More
Ponpes Pandanaran Sleman Deklarasi Pemilu Damai

Ponpes Pandanaran Sleman Deklarasi Pemilu Damai





Juru bicara Ponpes Sunan Pandanaran, Azka Syabana saat deklarasi pemilu damai 2019 di ponpes setempat, Kamis (4/4/2019).

SEMBADA.ID-Pondok pesantren (Ponpes) Sunan Pandanaran di dusun Candi Winangun, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman mendeklarasikan pemilu damai di ponpes setempat, Kamis (4/4/2019) sore. Ribuan orang yang terdiri dari santri, jamaah dan warga sekitar menghadiri kegiatan tersebut.  

Ada tiga poin dalam deklarasi itu, yakni warga Ponpes komitmen aman dan damai dalam pemilu, menolak segala bentuk hoax, ujaran kebencian dan kebohongan serta menjaga ketentraman dan kedamaian khususnya di ponpes dan DIY pada umumnya.

Juru bicara Ponpes Sunan Pandanaran, Azka Syabana mengatakan deklarasi pemilu damai itu bukan tanpa alasan. Selain ponpes bebas dan tidak boleh untuk kampanye karena ponpes merupakan wilayah pendidikan dan netral tidak memihak salah satu pasangan calon (paslon). Juga karena agama sangat sensitif dan rentan terhadap ujaran kebencian dan hoax. Sehingga dengan langkah ini diharapkan pemilu akan berlangsung damai dan aman.

"Deklarasi pemilu damai di ponpes ini juga didukung mabes Polri dan Polda DIY," kata Gus Azka panggilan Azka Syabana soal deklarasi tersebut.

Gus Azka berharap dengan deklarasi ini nantinya dalam Pemilu 17 April 2019 nanti bukan hanya aman, damai dan tidak ada keributan, namun juga adil serta tidak ada hoax, ujaran kebencian dan kebohongan.

"Namanya kan pesta demokrasi, harusnya juga menyenangkan bukan sebaliknya," tandasnya.(sdn)


Read More
Hujan dan Angin Kencang Belasan Pohon Di Sleman Tumbang Timpa Rumah

Hujan dan Angin Kencang Belasan Pohon Di Sleman Tumbang Timpa Rumah





Pohon tumbang melintang di jalan Patran, Sinduadi, Mlati, Sleman, Kamis (4/4/2019). Foto Dok BPBD Sleman


SEMBADA.ID-Hujan disertai angin kencang yang menguyur wilayah Sleman, Kamis (4/4/2019) sore menyebabkan belasan pohon tumbang.  Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat pohon tumbang terjadi di 15 titik. Satu titik di wilayah kecamatan Gamping, 10 titik di kecamatan Mlati dan empat titik di kecamatan Sleman. 

"Ini data sementara hingg pukul 17.00 WIB," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan, Kamis (4/4/2019).

Selain melintang di jalan, pohon yang tumbang itu juga menimpa rumah dan bangunan serta jaringan listrik.  Pohon tumbang yang melintang di jalan terjadi di 7 titik. Yaitu di Nogotirto, kecamatan Gamping, Jalan kabupaten Jambon, Bedingin, Jonggang, selatan embung Sendari dan SKE, kecamatan Mlati serta Sucen, kecamatan Sleman.

Pohon tumbang menimpa rumah dan fasilitas umum terjadi di 7 titik. yakni di Cebongan, Climping, Konteng dan SD Al Azhar, kecamatan Mlati, serta di Sleman 3, Kantong dan Ngangkrik, kecamatan Sleman. Di cebongan menimpa mushola, di Climpling menimpa kios pasar dan SD Al Azhar menimpa parkiran. Di Konteng, Sleman 3, Kantong dan Ngangkrik menimpa Rumah warga.

"Di Jombor kecamatan Mlati dan Sucen kecamatan Sleman pohon tumbang menimpa jaringan listrik. Di Sucen angin kencang juga merusak atap rumah warga," terang Makwan.

Makwan menjelaskan untuk mengkondisikan keadaan, petugas tim reaksi cepat (TRC) BPBD Sleman bersama relawan dan warga setempat langsung melakukan assesment dan pembersihan pohon baik yang melintang di jalan, menimpa rumah dan bangunan serta jaringan listrik. (sdn)

Read More
Pabrik Busa Di Sleman Terbakar

Pabrik Busa Di Sleman Terbakar




Petugas sedang melakukan olah tempat kejadian perkara terbakarnya pabrik busa yang ada di Babadan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Kamis (4/4/2019). 

SEMBADA.ID-Ruang produksi busa dan springbad PT Tol Jogja di Babadan, Purwomartani, Kalasan, Sleman terbakar, Kamis (4/4/2019) pukul 11.30 WIB. Dugaan sementara kejadian itu berasal dari percikan api alat pemotong busa. Ruang produksi busa dan springbad sendiri berada di ujung barat komplek perusahaan tersebut. 

Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa namun untuk kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Selain busa dan springbad,  dokumen, laptop serta barang-barang milik karyawan yang ada ditempat itu juga ikut terbakar. Sebab mereka tidak sempat membawanya saat menyelamatkan diri.

"Saat kejadian kami langsung lari tidak sempat membawa barang-barang, yang penting selamat," kata staf produksi busa dan springbad PT Tol Jogja, Sariyanto di lokasi kejadian, Kamis (4/4/2019).

Sariyanto menjelaskan awal kejadian ada api kecil yang berasal dari percikan alat pemotong busa yang ada di pojok utara. Adanya api ini menyebabkan alarm berbunyi. Mendengar ada alarm karyawan yang ada di tempat ini langsung berhamburan keluar dan meninggalkan barang yang ada di dalam ruangan itu.  Sebelum membesar sebenarnya berusaha memadamkan dengan peralatan seadanya. Namun karena yang ada di dalam berisi busa yang mudah terbakar, sehingga api cepat menjalar dan membakar semua barang yang ada di ruangan itu.

"Yang terbakar bukan hanya busa dan springbad, tapi semua dokumen dan peralatan serta barang karyawan juga terbakar," ungkapnya.

Mengenai besarnya kerugian Sariyanto belum bisa memastikan sebab masih dalam investigasi. Namun diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Kapolsek Kalasan, Sleman, Kompol Partono mengatakan untuk perkara ini belum bisa memberikan keterangan secara detail. Sebab masih dalam penyelidikan petugas. Untuk kepentingan ini tim inafis gabungan Polres Sleman dan Polda DIY masih melakukan investigasi termasuk sudah melakuka  olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Dugaan sementara api berasal dari percikan api alat pemotong busa," paparnya di sela-sela olah TKP.

Untuk kepentingan penyelidikan usai olah TKP petugas memberi garis polisi tempat terjadinya kebakaran itu.

Komandan regu (Danru) 3 Damkar Satpol PP Sleman Sigit Kurniawan mengatakan setelah mendapat laporan kebakaran pada pukul 11.45 WIB langsung menuju ke lokasi. Lima mobil Damkar (tiga milik Sleman dan masing-masing satu unit milik kota dan UGM) dikerahkan untuk memadamkan api. Tim tiba di TKP pada pukul 12.15 WIB dan setelah dua jam akhirnya berhasil memadamkan api dan menguasai keadaaan.

"Untuk pemadaman ini kami terkendala mencari sumber api karena busa tertutup rangka baja dan atap," terangnya.(sdn)
Read More
Pasar Cokrokembang Cangkringan Belum Dimanfaatkan Optimal

Pasar Cokrokembang Cangkringan Belum Dimanfaatkan Optimal




Kondisi pasar Cokrokembang, Duwet, Wukirsari, Cangkringan, Sleman sepi dari aktitas perdagngan karena belum dimanfaatkan secara optimal, Rabu (3/4/2019). 

SEMBADA.ID-Perkembangan  pasar Cokrokembang, yang ada di Duwet, Wukirsari, Cangkringan, Sleman belum sesuai dengan harapan. Sebab meski sudah beroperasi sejak tahun 2011 lalu hingga sekarang masih sepi dari aktivitas perdagangan. Jika ada yang berjualan hanya pada pagi hari, yaitu antara pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB setelah itu sudah sepi.  itupun hanya untuk jualan sayur dan lauk pauk serta jika ada yang jual sayuran maupun kebutuhan pokok lainnya hanya sedikit yang dibawa.

Pasar Cokrokembang sendiri awalnya sebagai pasar darurat paska erupsi Merapi 2010 lalu. Kemudian dikembangkan menjadi pasar desa serta dibangun permanen dan diresmikan Juli 2011 lalu oleh bupati Sleman Sri Purnomo.

Pasar yang  terletak di tepi jalan Geblok-Kaliadem, Duwet, Wukirisari, Cangkringan tersebut berdiri di lahan tanah kas desa.  Bangunan  bagian depannya berupa kios yang jumlahnya ada tujuh unit dan untuk belakangnya berupa tiga bangunan los pasar serta dibagian selatan  dibangun mushola. Sebelum dibangun pasar awalnya dimanfaatkan untuk tanaman kayu, terutama sengon. Tanaman kayu sengon sendiri, masih terlihat ada di belakang bangunan los pasar.

“Awalnya pasar ini ramai, terutama untuk memenuhi warga yang ada di hunian sementara paskaerupsi Merapi 2010, setelah warga tersebut pindah ke hunian tetap (huntap) pasar menjadi sepi,”  kata warga Cokrokembang Duwet, Wukirsari,Cangkringan, Sleman, Saroh, 52, Rabu (3/4/2019).

Menurut Saroh sepinya pasar Cokrokembang, karena sudah banyak warga, khususnya yang ada di Huntap ada yang membuka toko kelontong, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya warga ke toko tersebut. Dengan kondisi ini akhirnya pasar menjadi sepi, sebab pembelinya bukan hanya berkurang, namun dapat dikatakan tidak ada.

“Untuk aktivitas pasar sebenarnya masih ada, tapi hanya pagi hari, yaitu untuk jual beli lauk pauk untuk sarapan bukan untuk kulakan. Jika ada yang jual sembako hanya melayani eceran,”ungkap Saroh yang juga menjadi pedagang makanan di pasar itu jika pagi hari.

Hal yang sama diungkapkan warga lainnya, Tati, 60. Ia mengatakan sebenarnya jika dimanfaatkan pasar ini bisa berkembang. Terutama untuk pemasaran hasil bumi warga setempat, seperti kelapa, pisang dan hasil bumi lainnya. Sehingga bisa menjadi sentra pasar hasil bumi.

“Sayang pasar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Atas kondisi ini, berharap ada perhatian dari pemerintah,” harapnya.

Selain belum dioptimalkan, pasar tersebut juga belum ada aliran listrik, untuk aliran air sendiri dari informasi baru dipasang belum lama.  Karena belum ada listrik, saat malam hari suasaya menjadi gelap.(sbd)
Read More
Gali Kolam Ikan,  Warga Cangkringan Temukan Batuan Bangunan  Candi

Gali Kolam Ikan, Warga Cangkringan Temukan Batuan Bangunan Candi


Warga Duwet, Wukirsari,Cangkringan, Tukiran menunjukkan batuan candi yang ditemukan saat mengali lahan  untuk kolam ikan di dusun setempat, Rabu (3/4/2019). 


SEMBADA.ID- Warga dusun Duwet, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Tukiran, 58 menemukan  batuan yang diduga batuan bangunan candi saat mengali lahan yang akan dijadikan kolan ikan di dusun setempat.  Batuan itu ada yang terlepas dan ada yang tersusun empat berjejer rapi dengan panjang sekitar 30 centimeter (cm)  membujur dari arah utara ke selatan. 

Batuan tersebut ditemukan di lahan kolam  sisi barat paling utara.  Batuan yang lepas diletakkan di sudut barat sedangkan yang berususn berjajar ada di tengah kolam dan saat ini  tertutup air.  Selain itu, di sisi selatan yang juga akan djadikan kolam ikan juga terlihat ada beberapa batuan candi yang ada di tengah kolam.

Lahan tempat penemuan batuan yang diduga batuan candi itu merupakan tanah lungguh  Dukuh Gondang Pusung, Wukirsari, Cangkringan, Lokasi itu oleh warga akan dijadikan lahan kolam  konsumsi yang dikelola oleh kelompok pembuidaya ikan (Pokdawan) dusun Duwet. Sebelumnya lahan itu diolah warga untuk lahan pertanian padi. Namun karena hasilnya terus menurun, akhirnya  akan difungsikan menjadi kolam ikan.

“Saya mengali lahan ini,sekitar dua minggu lalu dan menemukan ada batu yang diduga batuan bangunan candi. Ada yang sendiri dan ada yang terususn membujur ke utara selatan,” kata Tukiran sambil menunjukan batuan yang diduga bangunan candi, Rabu (3/4/2019).

Mengenai di lokasi tersebut ada bangunan candi, Tukiran belum bisa memastikan. Namun menurutnya kemungkinan batuan tersebut berasal dari tempat lain dan sampai ke lokasi itu hanya terbawa saja. Ia justru memperkirakan jika ada bangunan candi ada di sebelah barat tempat tersebut, yaitu di dusun Salam, Wukirsari, Cangkringan. Apalagi di tempat itu dalam waktu yang hampir bersamaan juga ditemukan dua arca Jaladwara abad 7 masehi. Yakni di pekarangan warga setempat , Sukadi.

“Temuan ini sudah dilaporkan ke balai pelestari cagar budaya (BPCB) Yogyakarta,”  jelasnya.

Menurut Tukiran, petugas BPCB Yogyakarta  juga sudah mendatangi dan melihat temuan batuan tersebut. Namun, untuk langkah selanjutnya, belum mengetahui.  Termasuk untuk batuan yang diduga batuan bangunan candi juga masih ada di tempat ini dan apakah di sekitar juga ada batuan lagi juga tidak bisa memastikan.

“Kalau yang dua arca Jaladwara sudah dibawa ke kantor BPCB Yogyakarta, untuk batuan ini apakah juga akan dibawa atau tidak kami belum mengetahuinya,”  paparnya.

Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Muhammad Taufik menduga ada candi di lokasi penemuan batuan di Dusun Duwet tersebut. Selain  sebelumnya pernah menemukan Yoni di sekutar lokasi  serta informas dari warga juga pernah ada yang menemukan batuan sejenis saat menggali tanah. Juga di sekitar penemuan, yakni di pojok barat  ada mata air.

“Biasanya candi-candi itu dibangun  kalau tidak dekat sungau yang di dekat sumber  air,” kata Tufik.

Taufik menjelaskan  meski ada indikasi di lokasi itu ada bangunan candi, namun belum ada rencana untuk melakukan penggalian dan membawanya ke balai penampungan cagar budaya. Sebab bila dibawa ke  tempat penampungan   justru keluar dari konteksnya. Termasuk tidak bisa diceritakan dan  tidak ada  runtutannya.

 Untuk pelestarian sendiri ada dua yaitu dengan merekam dan memugar.  Sebagai upaya penyelamatannya, yakni dengan menimbul lagi benda-benda tersebut. Namun sebelumnya sudah melakukan pendokumentasian dan menentukan titik koordinatnya.


“kemungkinan jika di tempat itu ada candi, ukurannya tak jauh beda dengan Candi Kalasan atau Candi Kedulan. Dengan  perkiraan pembangunan pada abad 7-8 Masehi, kemungkinan (candi) Hindu," jelasnya. (sdn)
Read More
Wujudkan KLA, Sleman Gandeng Tiga Lembaga

Wujudkan KLA, Sleman Gandeng Tiga Lembaga


Kepala DP3AP 2KB Sleman Mafilindati Nuraini melakukan MOU dengan tiga lembaga untuk wujudkan Sleman KLA di kantor DP3AP2KB setempat, Selasa (2/4/2019). Foto Dok Humas Pemkab Sleman


SEMBADA.ID-Pemkab Sleman terus berupaya mewujudkan Sleman sebagai kabupaten layak anak (KLA). Selain dengan memberikan pendampingandan kebijakan, juga dengan melibatkan lembaga atau instansi luar. Di antaranya dengan mengadeng tiga institusi yang konsen terhadappermasalah tersebut.   yakni Yayasan Satu Nama, Lembaga Studi Pengembangn Perempuan dan Anak (LSPPA) dan Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (SAMIN). Sebagai implementasinya bertempat di kantor  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB)  Selasa (2/4/2019) melakukan penandagangan kerjasama dengan tiga lembaga tersebut.


“Selain sebagai landasan pelaksanaan kegiatan program perlindungan dan pemenuhan hak anak.  Kejasama ini juga untuk mengintegrasikan program  tersebut,  terutama guna percepatan pencapaian pengembangan KLA,”  kata Kepala DP3AP2KB  Sleman, Mafilindati Nuraini, Rabu (3/4/2019)

Selain itu,  juga  untuk mensinergikan  seluruh stakeholder.  Sehingga kerjasama ini penting. Apalahi pemerintah tidak mungkin bisa bekerja sendiri untuk mewujudkan KLA.  Perjanjian kerjasama sendiri  mencakup 24 poin.

Di antaranya  soal sosialisasi Undang-undang Perlindungan Anak, Undang-undang Sistem Peradilan Anak, Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), Pencegahan Pornografi, PUSPAGA, Pembentukan Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Evaluasi Desa dan Sekolah Ramah Anak.

Perwakilan Yayasan Satu Nama “Odi Shalahuddin menambahkan pkerjasama tersebut sangat positif dan menunjukkan Sleman memiliki komitmen yang kuat di dalam pemenuhan hak anak. Terutama dalam berbagai kegiatan bersama masyarakat seperti PATBM, pembentukan Satgas PPA dan juga upaya mengembangkan kapasitas forum anak baik di tingkat desa hingga kabupaten.

“Saya berharap melalui kerjasama ini akan menghasilkan inovasi baru untuk mengefektifkan perlindungan anak dengan melibatkan masyarakat, anak dan organisasi masyarakat,” tambahnya. (sdn)
Read More
Polsek Depok Barat Bekuk Kompolotan  Curanmor  Jaringan Lampung

Polsek Depok Barat Bekuk Kompolotan Curanmor Jaringan Lampung


Polsek Depok Barat  menunjukkan pelaku curnamor  saat ungkap kasus di Mapolsek setempat, Selasa (2/4/2019). 

SEMBADA.ID-Polsek Depok Barat, Sleman membekuk enam pelaku pencurian kendaraan bermotor (Curamor) jaringan Lampung yang beraksi di wilayah Depok, Sleman dan sekitarnya. Masing-masing  Aj, 39, MG, 22, RPP, 21 dan FH, 24 keempatnya warga Tebing Melinting, Lampung Timur, Lampung serta WP, 31 warga Ponowaren, Tawangsari, Sukoharjo dan AGS, 31 warga Gurawan, Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah.  Mereka ditangkap para hari yang sama tapi jamnya berbeda.  WP dan AGS ditangkap di rumah WP, Minggu (24/3/2019) siang sedangkan AJ, MG, RPP dan FH ditangkap di Jalan Yogya-Solo, Kalasan, Minggu (24/3/2019)  malam.

Petugas juga menyita, 13 unit sepeda motor berbagai merk dan jenis hasil  curamor serta tujuh kunci T dan lima handphone sebagai alat untuk melakukan aksi curanmor sebagai barang bukti  (BB).  Lima pelaku sekarang ditahan di Mapolsek Depok Barat.  Untuk  satu pelaku  masih dirawat di RS Bhayangkara Polda DIY karena menderita luka tembak di kaki.

Kapolsek Depok Barat, Sleman Kompol Sukirin Haryanto mengatakan penangkapan terhadap enam tersangka tersebut, setelah Sabtu (23/3/2019)  dua warga yang kos di daerah Caturtunggal,  Depok, Sleman melaporkan telah kehilangan sepeda motor  yang diparkir di halamam kos mereka. 

Mendapat laporan perugas  menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan. Selain dengan meminta keterangan korban,   juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Curanmor.

“Petugas akhirnya mendapatkan informasi keberadaan dua sepeda motor itu  berada di daerah Tawangsari,  Sukoharjo.  Minggu (24/3/2019) petugas  bergerak ke daerah tersebut  dan berhasil menemukan sepeda motor  di  rumah WP. WP  ini merupakan penandah curanmor,” kata Sukirin saat ungkap kasus di Mapolsek setemnpat, Selasa (2/4/2019).

Sukirin menjelaskan selain dua motor  tersebut, petugas juga menemukan ada tiga sepeda motor lain di rumah ini. dan  juga satu orang penandah curanmor lainnya, yakni AGS, warga Gurawan, Pasar Kliwon, Surakarta. Bahkan AGS ini merupaka residivis dalam kasus yang sama  baru  keluar dari  lembaga pemasyarakat  (lapas) Wonogiri  bula Oktober 2016 lalu.  Keduanya bersama lima sepeda motor kemudian dibawa ke Mapolsek Depok Barat

“Selain mengamankan dua penandah curanmor dan lima sepeda motor, dari keduanya perugas mendapatkan informasi siapa yang menjual sepeda motor  itu, yaitu empat orang jaringan Lampung,”  paparnya.

Menurut sukirin dari informasi itu, petugas kemudian menghubungi empat pelaku curanmor jaringan Lampung dengan alasan akan membeli sepeda motor.  Setelah disepakati, untuk transaksi pembelian, yakni di Jalan Yogya-Solo Kalasan, Sleman, Minggu (24/3/2019) pukul 22.00 WIB.  Namun saat petugas datang, keempat orang itu curiga dan berusaha lari. Karena tidak ingin kehilangan jejak, petugas menembak kaki ke empat orang tersebut dan membawanya ke Mapolsek Depok Barat. 

“Dari keterangan mereka, akhirnya petugas berhasil mengamankan delapan lagi sepeda motor, hasil curanmor mereka, sehingga jumlah sepeda motor yang berhasil diamankan ada 13 unit,” terangnya.

Dari pengakuan dari tersangka curanmor,  dalam seharinya bisa melakukan curanmor 4-5 unit.  Sasarannya yaitu sepeda motor yang diparkir di daerah yang sepi, terutama di depan kos-kosan. Satu unit sepeda motor matic dijual Rp2 juta dan yang sport Rp5 juta.  Untuk penjualan dengan menghubungi WP dan AGS, melalui media sosial Whatapps dan Facebook. 

“Dua dari empat pelaku curanmor,  yaitu AJ dan FB merupakan residivis dalam kasus yang sama. AJ keluar dari LP Sukadana Lampung 2016 lalu, sedangnan FB baru keluar dari LP Wirogunan, Yogyakarta, Februari 2019.  Untuk itu, saat ini terus mengembangkan penyelidikan dalam kasus ini,”  jelasnya.

Kanit Reskrim Polsek Depok Barat, Iptu Irwan menambahkan empatt  tersangka curanmor tersebut dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang  pencurian disertai pemberatan dengan ancaman kurungan penjara 7 tahun.  Sedangkan kedua pelaku penadah akan dijerat pasal 363 tentang penadahan  dengan ancaman kurungan 6 tahun.

Tersangka Curanmor  RPP dihadapan petugas mengaku telah melakukan pencurian motor  3 kali, yaitu dengan menyasar  motor matic di daerah kos-kosan.  Alasannya motor matic mudah dijual
 "Untuk mencuri butuh waktu, 2 menit dan dapat jatah 1 juta rupiah dari motor yang dijual,"  akunya. (sdn)
Read More