Labuhan Merapi 2019 Masih Diminati Warga
Juru kunci gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Harga alias Mas Asih (kiri)
memimpin ritual labuhan Merapi di lereng Merapi, Minggu (7/4/2019)
SEMBADA.ID-Antusias
masyarakat untuk mengikuti ritual labuhan Merapi dalam rangka Tingalan
Jumenengan Ndalam Raja Keraton Yogyakarta tidak surut. Terbukti dalam
pelaksaanan labuhan Minggu (7/4/2019), ribuan orang mengikuti ritual
tersebut. Dari pantauan usai sholat Subuh, sekitar pukul 05.00 WIB, warga sudah
berbondong-bondong menuju tempat awal prosesi ritual labuhan. Yakni di petilasan
kediaman juru kunci Merapi (alm) Mbah Maridjan, Kinaherjo, Umbulharjo,
Cangkringan, Sleman.
Bahkan
beberapa rombongan dari luar daerah sudah bermalam di tempat ini. Menjelang
prosesi ritual dimulai, warga yang akan mengikuti kegiatan tersebut terus
berdatangan. “Saya sengaja datang, bersama rombongan, sejak tadi
malam. Dan menginap disini. Sekaligus mengikuti beberapa acara rangkaian
labuhan,” aku warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah (kalteng), Deri, 25
yang mengikuti labuhan Merapi tersebut.
Deri mengaku
baru pertama kali mengikuti ritual labuhan Merapi. Selain ingin mengetahui
bagaimana prosesi labuhan Merapi, juga berharap dengan agar selalu mendapatkan
keselamatan dan ketentraman jiwa.
Udara dingin
pagi yang menyelimuti kawasan lereng Merapi masih sangat terasa. Tepat pukul
07.00 WIB, juru kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Harga alias Mas
Asih memimpin labuhan di Gunung Merapi. Prosesi tersebut diawali dengan
memanjatkan doa yang dipimpin langsung Asih. Setelah itu, perarakan labuhan
yang dipimpin Asih diikuti oleh abdi ndalem dan ribuan warga mulai berjalan
dari petilasan kediaman Mbah Maridjan menuju tempat labuhan di Sri
Manganti kaki Gunung Merapi.
Setelah
berjalan sekitar 1,5 jam rombongan sampai di Sri Manganti. Uba rampe
labuhan dari Keraton Yogyakarta yang akan dilabuh kemudian dikeluarkan dari
kotak kayu tempat membawa barang labuhan.
Uba rampe
yang terdiri dari Sinjang Cangkring, Sinjang Kawung Kemplang,
Semekan Gadhung, Semekan Gadhung Mlathi, Semekan Bangun Tulak, Kampuh Poleng
Ciut, Dhestar Dara Muluk, dan Paningset Udaraga, masing-masing berjumlah satu
lempar. Sela (kemenyan), Ratus (taburan menyan) dan liyah konyoh
(minyak wangi), yatra tindhih (uang tindih) satu amplop serta Ses Wangen (rokok
harum) satu contong dan kambil wathangan lalu digelar diatas altar
labuhan.
Prosesi
labuhan dilanjutkan dengan, membakar sela ratus atau kemenyan, ritual ini
sebagai awal menghaturkan barang labuhan kepada Tuhan, melalui penjaga Gunung
Merapi, yaitu Empu Rama, Empu Ramadi, Gusti Panembahan Prabu Jagad (Sapujagad),
Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbok Ageng Lambang Sari, Mbok Nyai
Gadhung Mlati dan Kyai Megantoto.
Setelah itu,
pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka agama. Seusai memanjatkan doa untuk
memohon keselamatan, keamanan, kesejahteraan dan ketentraman wilayah DIY.
Prosesi labuhan diakhiri dengan dengan pembagian nasi berkat, lauk dan jajanan
pasar kepada abdi dalem dan masyarakat yang mengikuti prosesi
itu.
"Alhamdulillah,
labuhan ini dapat berjalan dengan lancar.” ungkap Mas Asih seusai ritual
labuhan Merapi, seperti dilansir sindonews.
Selain di
Gunung Merapi, labuhan dalam rangka hajat Ndalem Raja Keraton Yogyakarta ini
juga digelar di Gunung Lawu, Karanganyar dan Tirtomoyo, Wonogiri, Jawa Tengah
serta Pantai Parangkusumo, Bantul. Untuk labuhan di Gunung Lawu dan Tirtomoyo,
Wonogiri waktunya bersamaan dengan Gunung Merapi. Sedangkan di pantai
Parangkusumo, dilakukan sehari sebelumnya atau Sabtu (6/4/2019).
0 Response to "Labuhan Merapi 2019 Masih Diminati Warga"
Posting Komentar