Pasar Cokrokembang Cangkringan Belum Dimanfaatkan Optimal
Kondisi
pasar Cokrokembang, Duwet, Wukirsari, Cangkringan, Sleman sepi dari aktitas
perdagngan karena belum dimanfaatkan secara optimal, Rabu (3/4/2019).
SEMBADA.ID-Perkembangan pasar Cokrokembang, yang ada di Duwet, Wukirsari,
Cangkringan, Sleman belum sesuai dengan harapan. Sebab meski sudah beroperasi
sejak tahun 2011 lalu hingga sekarang masih sepi dari aktivitas perdagangan.
Jika ada yang berjualan hanya pada pagi hari, yaitu antara pukul 06.00 WIB
hingga 09.00 WIB setelah itu sudah sepi.
itupun hanya untuk jualan sayur dan lauk pauk serta jika ada yang jual
sayuran maupun kebutuhan pokok lainnya hanya sedikit yang dibawa.
Pasar
Cokrokembang sendiri awalnya sebagai pasar darurat paska erupsi Merapi 2010
lalu. Kemudian dikembangkan menjadi pasar desa serta dibangun permanen dan
diresmikan Juli 2011 lalu oleh bupati Sleman Sri Purnomo.
Pasar
yang terletak di tepi jalan
Geblok-Kaliadem, Duwet, Wukirisari, Cangkringan tersebut berdiri di lahan tanah
kas desa. Bangunan bagian depannya berupa kios yang jumlahnya
ada tujuh unit dan untuk belakangnya berupa tiga bangunan los pasar serta
dibagian selatan dibangun mushola.
Sebelum dibangun pasar awalnya dimanfaatkan untuk tanaman kayu, terutama
sengon. Tanaman kayu sengon sendiri, masih terlihat ada di belakang bangunan
los pasar.
“Awalnya
pasar ini ramai, terutama untuk memenuhi warga yang ada di hunian sementara
paskaerupsi Merapi 2010, setelah warga tersebut pindah ke hunian tetap (huntap)
pasar menjadi sepi,” kata warga
Cokrokembang Duwet, Wukirsari,Cangkringan, Sleman, Saroh, 52, Rabu (3/4/2019).
Menurut
Saroh sepinya pasar Cokrokembang, karena sudah banyak warga, khususnya yang ada
di Huntap ada yang membuka toko kelontong, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya
warga ke toko tersebut. Dengan kondisi ini akhirnya pasar menjadi sepi, sebab
pembelinya bukan hanya berkurang, namun dapat dikatakan tidak ada.
“Untuk
aktivitas pasar sebenarnya masih ada, tapi hanya pagi hari, yaitu untuk jual
beli lauk pauk untuk sarapan bukan untuk kulakan. Jika ada yang jual sembako
hanya melayani eceran,”ungkap Saroh yang juga menjadi pedagang makanan di pasar
itu jika pagi hari.
Hal
yang sama diungkapkan warga lainnya, Tati, 60. Ia mengatakan sebenarnya jika
dimanfaatkan pasar ini bisa berkembang. Terutama untuk pemasaran hasil bumi
warga setempat, seperti kelapa, pisang dan hasil bumi lainnya. Sehingga bisa
menjadi sentra pasar hasil bumi.
“Sayang
pasar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Atas kondisi ini, berharap ada
perhatian dari pemerintah,” harapnya.
0 Response to "Pasar Cokrokembang Cangkringan Belum Dimanfaatkan Optimal"
Posting Komentar