Cegah Antraks. Sleman Sosliasiakan Kebijakan Penanganannya
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo
memberikan penjelasan soal antraks saat sosialisasi kebijakan penanggana
antraks bagi camat, kepala desa, puskesmas, puskeswan dan penyuluh peternakan Sleman
di ruang Praja I, Pemkab setempat, Kamis (20/6/2019).
SEMBADA.ID-Pemkab
Sleman mensosialisaiskan kebijakan penanggana antraks bagi camat, kepala desa,
puskesmas, puskeswan dan penyuluh peternakan Sleman di ruang Praja I, Pemkab
setempat, Kamis (20/6/2019). Selain
untuk menyamakan persepsi tentang penanganan penyakit Antraks kegiatan
tersebut juga sebagai antisipasi dan penegahan atraks di Sleman.
Kepala
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo mengatakan antisipasi ini
penting. Sebab di Sleman pernah ditemukan adanya penyakit atraks tersebut pada
sapi di wilayah Pakem, tahun 2003 lalu. Sehingga meski setelah itu hingga
sekarang tidak ada kasus antraks namun tetap harus ada antisipasi dan mencegah
terjadinya antraks. Apalagi penyakit ini zoonosis atau bisa menular ke manusia
melalui kulit, inhalasi dan mulut melalui makanan dan bersifat spora,”
“Antraks
sendiri merupakan penyakit menular pada hewan peliharaan atau liar pemamah biak
seperti sapi, domba, kerbau, kuda dan babi yang disebabkan oleh bakteri
Bacillus antracis,” terang Joko dalam kegiatan itu, seperti dilansir sindonews.
Menurut
Joko untuk pencegahan dan penanganan, di antaranya dengan memberlakukan
kebijakan pengamatan pada penderita atau tersangka antraks di wilayah terpapar.
Selain itu melakukan pengobatan dengan antibiotik dosis tinggi sedini mungkin
bila ada penderita dengan gejala mirip antraks di puskesmas atau rumah sakit.
“Kita
juga memberikan penyuluhan pada masyarakat dan melakukan koordinasi bersama
lintas sektor dalam rangka mencegah penyebaran penyakit ke daerah lain,”
paparnya..
Medik
Veteriner Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Sleman Wisnu Sutomo, menambahkan
pola penularan antraks pada manusia diantaranya adanya tradisi penyembelihan hewan ternak yang mati
mendadak (rebahan). Biasanya daging rebahan tersebut kemudian dibagikan ke
tetangga, bahkan dengan alasan ekonomi ada yang dijual dengan harga murah.
Padahal
hewan ternak yang mati mendadak karena antraks tidak boleh dibuka karena
oksigen yang masuk kedalam tubuh hewan tersebut dapat membantu pembentukan
spora antraks. Hewan ternak mati
mendadak sebaiknya jangan disembelih atau dibuka agar oksigen tidak masuk
sehingga bakteri antraks akan hancur karena tidak sempat membentuk spora
bersama dengan bangkai.
0 Response to "Cegah Antraks. Sleman Sosliasiakan Kebijakan Penanganannya"
Posting Komentar