Pemerintah Belum Optimal Lindungi UMKM
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta saat diskusi
publik bersama Kemenkominfo di Yogyakarta, Selasa, 12 November 2019. Foto sembada.id/iwan
SEMBADA.ID-
Bayak persoalan terhadap pengembangan UMKM pemasaran online, salah satunya
aksebilitas. Sampai saat ini tidak semua wilayah di Indonesia tersedia layanan
intenet. Faktanya memang masih ada zona blankspot, di Yogyakarta misalnya di
Gunungkidul, Kulon Progo dan Bantul.
Anggota
Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan ironisnya daerah yang masih blank spot itu
merupakan salah satu sentral batik. "Potensinya bagus banget tapi aksesnya
belum ada. Untuk itu kita dorong Pemerintah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)
bebas blank spot," katanya saat diskusi publik bersama Kementerian
Komunikasi dan Informatika di Yogyakarta, Selasa, 12 November 2019.
Politikus
PKS dari Dapil DIY ini mengatakan problem kedua adalah belum terkoneksi antara
pelaku UMKM, pelaku usaha dengan dunia digital. Kadang pelaku UMKM sudah merasa
nyaman karena sudah punya pelangggan, produknya tetap laku dan lainnya.
"Ini perlu didorong pelibatan pelatihan UMKM kepada mereka," ujarnya.
Wakil
Ketua Fraksi PKS Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPR RI ini mengatakan data
mencatat UMKM yang melakukan pemasaran lewat online, mengalami peningkatan
omzet 100-200 persen.
Sukamta
mengatakan UMKM itu belum terfasilitasi sarana pembayaran online oleh
pemerintah. Indonesia kalah bersaing dengan China karena pemerintahnya
memberikan subsidi berupa pengiriman barang dan pembayaran yang murah.
Pengirimannya bahkan hampir gratis. "Saya katakan kepada pemerintah ini
sudah perang dagang sesungguhnya," ujarnya.
Menurut
dia, pelaku UMKM semakin menjerit saat mendapati tiket peswaat di Indonesia yang
mahal. Dia menyontohkan Warga Yogyakarta membeli barang dari Beijing lebih
murah dari pada membeli barang dari Solo, Jawa Tengah. Barang dari China lebih
murah karena pengirimannya gratis. "Kalau pemerintah tidak mampu memberi
subsidi paling tidak menurunkan harga tiket pesawat atau kasih harga khusus
untuk UMKM," tutur Sukamta.
Dia
mengatakan persoalan berikutnya perizinan UMKM di Indonesia yang sulit. Selain
itu perlindungan data pribadi di Indonesia masih menjadi persoalan serius.
Owner
PT Abadi Bina Indonesia Anom Adinugrah mengatakan pangsar digital saat ini
masih sangat banyak, tapi pemainnya masih sangat sedikit. Bahkan selama ini
yang bermain di Indonesia justru platform dari asing."Kita sebenarnya bisa
bersaing dengan mereka," kata Anom.
Menurut
dia persoalan pemasraan online di Indonesia salah satunya masih banyak daerah
yang blank spot. Problem lainnya fasllitasi dari pemerintah masih minim seperti
dalam hal perizinan. Untuk mengalahkan kapitalisasi digital ini sehariusnya
Indonesia lebih mengutamakan kearifan lokalnya.
"Itu
akan menumbuhkan sense of beloging terhadap produk kita. Platfotm lokal harus
diperkuat lagi," ungkapnya. (iwan)
0 Response to "Pemerintah Belum Optimal Lindungi UMKM"
Posting Komentar