UII Gelar Dialog Kebangsaan Wujudkan Iktiar Persatuan
SEMBADA.ID-Universita
Islam Indonesia (UII) Yogyakarta bekerjasama dengan Gerakan Suluh Kebangsaan
dan Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta Se-lndonesia (BKS PTIS) monyelenggarakan Dialog Kebangsaan
dengan tema ’Merawat Persatua Menghargai Keberagaman’. di
Audutorium Abdulkahar Mudzakkir, Kampus
Terpadu UII, Jalan Kaliurang Kn 14,5, Ngaglik, Sleman, Selasa
(14/1/2020).
Acara
tersebut dibuka oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Prof Mahfud MD dan
sebagai pembicara kunci Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
Adapun pembicara dialog kebangsaan yakni Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut
Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, K.H.
Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu‘ti.
.
Rektor
UII FathulWahid dalam sambutannya mengatakan
keberagaman merupakan fakta sosial atau bahkan sunnatullah yang harus
terus dikomunikasi untuk saling mengenal dan memahami sehingga muncul persatun.
Untuk itu persatuan harus
diikhtiarkan. Sebab persatuan tidak hadir dengan sendirinya.
“Tidak
ada negara di muka bumi ini yang dapat maju, tanpa persatuan antar elemen bangsanya. Tidak sulit untuk mencari contoh bangsa di
muka bumi ini yang terjebak konflik tak
berkesudahan, karena keengganan menghargai keberagamaan dan mensyukuri nikmat persatuan,”
kata Fathul. .
Untuk
itu, sebagai anak bangsa Indonesia,
pendamba kemajuan yang tak mungkin dibangun tanpa
persatuan,
sudah seharusnya menolak segala anasir jahat yang anti-persatuan dan menafikan keberagaman. Sehingga dialog
kebangsaan ini menjadi salah satu ikhtiar untuk itu, yang diharapkan tidak berakhir pada acara ini, namun harus diupayakan dalam praktik.
“Bagaimana
misalnya kita menghargai sahabat kita yang berbeda, menghargai kawan kita yang
berbeda
pandangan dengan kita. Karena itu persatuan yang sudah dibangun dan sudah
menjadi pijakan pembangunan selama ini jangan sampai dirusak,” jelasnya.
Menkopolhukam sekaligus Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan,
Mahfud MD mengatakan untuk menjaga persatuan Indonesia diperlukan adanya
Pemerintah. Tujuan Pemerintah itu
dibentuk untuk menjaga keutuhan bangsa saat dideklarasikan. Dasarnya, alinea
keempat UUD 45, yaitu Pemerintah dibentuk untuk melindungi segenap bangsa.
"Ingat
tujuan kita bernegara untuk menjaga keutuhan bangsa dengan menghargai fakta
bahwa kita memang beragam. Kita menghargai fakta kita merdeka dengan banyak
suku," terangnya.
Perlu
diingat, di Indonesia ada 1360 suku
dengan nama dan letaknya. Kemudian, 726 bahasa daerah dan 17.504 pulau, 16.100 di antaranya sudah ada
namanya. Sisanya belum ada nama namun sudah ada titiknya. Dan ada banyak agama
dan kepercayaan.
“Itu
yang harus kita jaga, pemerintah harus menjaga kebersatuan itu dengan melawan
paham radikal. Yaitu sikap yang selalu
menganggap orang lain salah dan ingin mengubah kesepakatan bersama dengan
kekerasan," jelasnya.
Mantan
Ketua Mahkamah Konstitusi ini pun mengambil arti radikal di Undang-undang yang
merupakan makna spekulatif. Dalam
undang-undang itu, radikal itu anti NKRI, anti Pemerintah, anti Pancasila, dan anti Persatuan.
“Itulah
arti radikal menurut UU No.5 tahun 2018, pasal 35 dan pasal 43," terangnnya.
Gubernur
DIY Sri Sultan HB X
mengatakan merawat persatuan tak ada cara lain dengan menghargai
keberagaman. Dimana keberagaman merupakan konsep Tuhan dalam
misteri penciptaan semesta.
Tidak ada hasil ciptaan yang identik sama, dapat dipastikan ada perbedaan walau sekilas nampak sama.
"Keberagaman
merupakan realitas yang terjadi di dunia nyata. Kalau ada yang menolak
keberagaman berarti menolak Tuhan," katanya
Raja
Kraton Yogyakarta itu menjelaskan Indonesia
bukanlah hanya sekadar nama atau gambar deretan pulau di atas peta dunia. Melainkan, sebuah kekuatan
dahsyat yang disegani oleh bangsa lain
dengan penuh hormat.
Inilah
realitas bhinneka budaya, di mana baju kesatuan disulam, dengan dasar kecintaan terhadap tanah air.
Dan Tamansari bernama Indonesia, harus
dirawat dengan rasa memiliki. Sehingga dengan kerja sama dan persatuan bersama,
maka Indonesia akan maju dan gemilang.
0 Response to "UII Gelar Dialog Kebangsaan Wujudkan Iktiar Persatuan"
Posting Komentar