Minimalisir Dampak Corona, Dosen UGM Kembangkan Bilik Swab Covid-19
Bilik swab yang dikembangkan Dosen
Departemen Mikrobiologi Pertanian Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada. Foto Dok
Humas UGM
SEMBADA.ID-
Dosen Departemen Mikrobiologi Pertanian Fakultas Pertanian UGM Jaka Widada
membuat bilik swab yang dilengkapi dengan High-efficiency
particulate air (HEPA) Filter atau filter
udara parikulat efisiensi tinggi. Bilik
ini untuk memudahkan dan melindungi tenaga kesehatan dalam mendeteksi infeksi
virus corona jenis baru, Covid-19 pada pasien, sekaligus mengurangi ketergantungan alat pelindung diri (APD)
saat melakukan tes swab pada pasien dan
sebagai solusi alternatif bagi petugas kesehatan di tengah keteratasan
APD. Sehingga dapat mengurangi limbah alat medis serta menyiasati kekurangan
perlengkapan medis.
Jaka
Widada mengatakan bilik swab tersebut di desain dengan ukuran 90x90 cm cengan
tinggi 2 meter. Bodi bilik terbuat dari bahan alumunium panel composit (APC)
dengan ketebalan sekitar 3 mm.
Dilengkapi
dengan pintu pada bagian belakang dan di bagian depan memakai kaca dengan tebal
6 mm dengan dua lubang yang dipasang saung tangan panjang berstandar medis
dilengkapi dengan handscoon sekali pakai untuk tangan petugas kesehatan
memeriksa pasien.
Bilik
turut dilengkapi dengan HEPA filter yang biasa dipakai untuk membuat ruangan
bersih dan steril layaknya di laboratorium. Di dalam bilik diberi lampu
pencahayaan dan blower dan amplifier dengan speaker sebagai sarana komunikasi
dengan pasien.
“Desain
bilik bersifat dinamis, dapat bergerak dengan empat roda di bawahnya. Dengan
desain ini memungkinkan bilik untuk dipindahtempatkan dengan mudah dan dapat
dipakai diberbagai tempat,” jelasnya, Jumat (17/4/2020).
Jaka
menjelaskan melalui bilik swab ini
petugas kesehatan dapat merasakan kenyamanan saat melakukan uji swab pada
pasien. Sementara kemanan baik petugas medis maupun pasien juga terjaga.
Disinfeksi dilakukan pada sarung tangan sekali pakai dan permukaan luar bilik
sebelum siap dipakai oleh pasien berikutnya.
“Jadi
saat ada pasien baru datang untuk di swab kondisinya sudah bersih, sudah
disemprot dan diganti dengan sarung tangan yang baru,”terangnya.
Jaka berharap bilik swab dapat membantu dan
menghemat APD saat pengujian swab serta memberikan
kenyamanan bagi petugas kesehatan saat melakukan uji swab, sebab tidak perlu pakai APD hanya cukup
mengunakan masker sehingga nyaman tidak terbebani dengan hazmat yang berat dan
panas.
“Bilik
swab ini juga dapat mengurangi limbah
alat medis serta menyiasati kekurangan perlengkapan medis. Menjadi solusi
alternatif bagi petugas kesehatan di tengah keteratasan APD. Termasuk mampu menginspirasi generasi muda
untuk berinovasi mengembangkan yang lebih bagus lagi untuk bersama-sama
menanggulangi Covid-19,” paparnya.
Menurut
Jaka untuk membuat satu unit bilik swab menghabiskan biaya
sekitar Rp8 jutaan. Saat ini baru bisa memproduksi 10-15 unit per minggu. Dalam proses produksi menggandeng dua UMKM di
Yogyakarta.
0 Response to "Minimalisir Dampak Corona, Dosen UGM Kembangkan Bilik Swab Covid-19"
Posting Komentar