Cerita Pemudik Kalasan, Harga Tiket Dua Kali Liwat, Bus Lewat Jalur Selatan

Pemudik warga Karangmojo, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Rio Prasetyo. Foto sindonews

SEMBADA.ID-Pemerintah secara remi mengumumkan  larangan  mudik lebaran  bagi seluruh masyarakat. Pengumuman  untuk tidak mudik disampaikan secara langsung oleh presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (21/4/2020). Ini diambil pemerintan guna   menekan penyebaran  virus corona jenis baru,COVID-19.  Larangan mudik sendiri mulai diberlakukan,  Kamis (24/4/2020).

Namun, begitu   masih banyak perantau yang tetap memutuskan untuk  pulang kampung.  Seperti yang dilakukan oleh warga Karangmojo, Purwomatani, Kalasan, Sleman, Rio Prasetyo, 18, yang bekerja di Karawang, Jawa Barat..

Ia memutuskan mudik, sebab perusahaan perlengkapan kendaraan bermotor tempatnya bekerja, di Kotabaru, Karawang  akibat dampak pandemi Corona memutuskan menghentikan opersional dan karyawannya dirumahkan sejak 18 April 2020.  Karena tidak ada kerjaaan,  ia pun memutuskan untuk mudik. Apalagi selama dirumahkan tidak mendapatkan gaji.

“Saya mudik karena tidak bekerja, perusahaan  menghentikan operasi,” ungkap Rio, Senin (4/5/2020),

Rio menjelaskan sebelum mudik, terlebih dahulu memberitahukan kepada orang tuanya untuk menanyakan kepada  aparat desa setempat, dibolehkan atau tidak.  Setelah ditanyakan dan lapor kepada kepala dusun Karangmojo, diperbolehkan, asalkan setelah sampai di rumah harus isolasi mandiri selama 14 hari.

Mendapat informasi tersebut, Rabu (23/4/2020) sebelum larangan mudik diberlakukan, dirinya mencari tiket bus untuk pulang dan masih bisa mendapatkan tiket,  meski harganya dua kali lipat dibandingkan sebelum ada pandemi Corona.  Jika hari biasa, Karawang-Yogyakarta Rp150 ribu, saat  mudik menjadi Rp350 ribu.

“Untung masih dapat tiket meski harganya  cukup mahal,” ungkapnya.

Menurut Rio,  karena belum ada larangan mudik, belum  ada penerapan psysical distancing di bus, duduknya masih normal dan selama di perjalan tidak ada pemeriksaan ketat dari petugas.  Hanya saja bus tidak lewat tol melainkan lewat jalan  non tol lewat  jalur selatan. Sebab di Tegal sudah ada larangan kendaraan masuk kota Tegal.  Sehingga perjalanan cukup lama. Jika biasaya Karawang-Yogyakarta sekitar 8 jam,  karena tidak lewat tol waktunya 11 jam.

“Saat berangkat pukul 20.30 WIB sampai rumah pukul 08.00 WIB,”  paparnya.

Rio sesanpainya di rumah, langsung melapor kepada RT dan dukuh Karangmojo serta melakukan karantina  mandiri dan hingga sekarang sudah hari ke 11  tetap sehat tidak menunjukkan  adanya gejala atau gangguan kesehatan.  Ia pun berharap pandemi Corona segera berakhir, sehingga dapat beraktivitas seperti semula.

“Selama dirumahkan tidak mendapat gaji, namun tidak di PHK, nanti setelah perusahaan beroperasi lagi akan ada panggilan,” jelasnya.(sindonews)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Cerita Pemudik Kalasan, Harga Tiket Dua Kali Liwat, Bus Lewat Jalur Selatan"

Posting Komentar