Update Corona Sleman 13 Juni 2020,  Positif 104,  Sembuh 80

Update Corona Sleman 13 Juni 2020, Positif 104, Sembuh 80




SEMBADA.ID-Gugus tugas percepatan penangganan COVID-19 Sleman mengumumkan ada satu penambahan pasien positif COVID-19  Sabtu (13/6/2020).  Dengan  adanya penambahan itu, maka jumlah psein positif  COVID-19  menjadi 104 kasus. 

Pasien  positif  tersebut, tersebut, tercatat  sebagai  kasus  266 jenis kelamin perempuan usia 49  tahun warga Kalasan  dirawat di RS RSUD  Prambanan.  Hasil tracing Dinas  Kesehatan (Dinkes) Sleman, pasien itu masih berhubungan dengan  klaster pedagang  ikan.

Di Sleman saat ini ada tiga klaster penyebaran COVID-19, pertama klaster Jamaah Tabligh, kedua klaster Indogrosir dan terakhir klaster pedagang ikan.

“Ya pasien ini berhubungan  dengan  klaster pedagang ikan,”  kata kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo, Sabtu (13/6/2020)  .

Joko menjelaskan meski dari jumlah penambahan hanya satu, namun ini menunjukkan di Sleman masih ada penularan COVID-19.  Untuk itu  masyarakat diharapkan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Di antaranya tetap berada di rumah,  memakai masker saat berpergian,  mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan kegiatan serta selalu menjaga jarak da tidak berkerumun  (physical distancing dan social distancing).

“Untuk memutus mantai rantai penyerbaran  COVID-19,  kami juga akan melakukan tracing dan uji cepat massal COVID-19  di tempat-tempat yang berpotensi terjadinya penularan,”  paparnya.

Selain pasien positif, jumlah pasien yang sembuh juga bertambah dua orang.  Pasien COVID-19 yang sembuh tercatat sebagai kasus 63, jenis kelamin perempuan usia 49 tahun warga Kalasan dirawat di RSPAU Hardjolukito dan kasus 186 jenis kelamin laki-laki usia 20 tahun warga Tempel dirawat di RSUP Dr Sardjito. Total pasien sembuh menjadi 80 orang.

Secara akumulatif  pasien positif  COVID-19 di Sleman hingga Sabtu (13/6/2020) pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 104 orang (sembuh 80 orang, dirawat  20 orang dan meninggal empat orang). Pasien dalam pengawasan (PDP)  727  orang.  Dari jumlah ini, positif 104 orang,   proses 77 (67  dirawat,10 meninggal)  dan   negatif  544 (487  sehat dan 57 meninggal). Orang dalam pemantauan (ODP) 2315 orang  (1757 selesai pemantauan dan   556 masih proses). Orang tanpa gejala  (OTG) 3210 orang. (sindonews)

Read More
Mahasiswa UNY  Olah Limbah Abu Ampas Tebu Jadi Bahan Batu Bata Tahan Gempa

Mahasiswa UNY Olah Limbah Abu Ampas Tebu Jadi Bahan Batu Bata Tahan Gempa


Tiga mahasiswa FMIPA UNY dengan batu bata tahan gempa dari bahan AAT yang mereka buat. Foto Dok Humas UNY

SEMBADA.ID-Tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universtas Negeri Yogyakarta (UNY)  berhasil membuat inovasi  batu bata segienam tahan gempa dari bahan abu ampas tebu (AAT).  Batu bata ini baik untuk bangunan dan juga ramah lingkungan.

Mereka terdiri dari  Rania Nova Dechandra  mahasiswa program studi (Prodi) matematika serta  Siti Vera Lestari dan Wahyuni Eka Maryati  mahasiswa  prodi pendidikan matematika.

Rania Nova Dechandra mengatakan ide pembuatan batu bata dari ATT ini karena wilayah Indonesia yang berada di jalur cicin api dunia (ring of fire) rawan terhadap gempa bumi yang berpotensi merusak bangunan. Untuk itu diperlukan bahan bangunan tahan gempa. Mereka kemudian melakukan penelitian bahan apa yang bisa untuk membuat bangunan tahan gempa.

“Dari hasil penelitian, akhirnya didapatkan abu ampas tebu,” kata Ratna, Sabtu (13/6/2020).

Rania menjelaskan dipilihan abu ampas tebu tersebut, karena abu ampas tebu memiliki kandungan silika yang tinggi yang baik untuk pengikat bangunan sebagai penganti semen.  Selain itu juga  kurang dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah serta mencemari lingkungan . Padahal   jumlah  abu  ampas  tebu  hasil  sisa  pengolahan  tebu di industri gula sangat melimpah.

“Abu ampas tebu ini banyak mengandung senyawa silika (SiO2) yang dapat bereaksi dengan Ca(OH)2 yang dihasilkan dari reaksi pencampuran semen dan air sehingga dapat menghasilkan zat perekat seperti semen. Karena itu sayang jika potensi  tersebut tidak dimanfaatkan,” jelasnya.

Mengenai alasan  mengapa batu bata  yang mereka buat berbentuk segienam bukan segiempat. Menurut  Siti Vera Lestari  dari hasil penelitian batu bata dengan  bentuk segienam atau heksagonal secara metematis menghemat tempat  hingga 13%  dan menghasilkan populasi lebih banyak 15% dibandingkan bentuk segiempat.

“Segienam yang disusun bersama-sama juga  mempunyai tingkat kerekatan yang lebih tinggi.. Hal ini disebabkan oleh simetri putar segienam yang berjumlah enam buah. Sehingga hasilnya lebih baik dibandingka bentuk segiempat,”   terangnya

Wahyuni Eka Maryati menambhakan  dari  hasil uji laboratorium Fakultas Teknis (FT) dan FMIPA UNY kadar abu ampas tebu yang paling baik untuk pembuatan batu bata segienam, yaitu 5%.  Sebab kadar 5% mempunyai kuat tekan tertinggi dan beban maksimal sebesar 3,43 MPa dan 22,69 N. Dimana  kuat tekan merupakan unsur utama yang menentukan kelayakan bata tersebut sebagai material bahan bangunan
 
“Selain itu, porositas dan daya serap air batu bata segienam dengan kadar abu ampas tebu 5%  juga relatif sama dengan batu bata segienam dengan kadar abu ampas tebu 0% yaitu sebesar 37,80% dan 18,78%,”  paparnya.(sindonews)
Read More
Terjerat  Hutang Online,  Wanita ini Gadaikan  Motor  Rental

Terjerat Hutang Online, Wanita ini Gadaikan Motor Rental


Petugas menunjukkan tersangka yang mengadaikan motor rental di Mapolsek Depok Timur, Sleman, Sabtu (13/6/2020). Foto Ist

SEMBADA.ID-Perempuan berinisial  RH, 59  nekat mengadaikan  tiga sepeda  motor  milik rental  di Depok, Sleman  yang disewanya untuk membayar hutang.  Warga Borobudur, Magelang, Jawa Tengah  itu pun kini meringkuk di sel tahanan Mapolsek Depok Timur, Sleman.

Kapolsek Depok Timur, Sleman Kompol Suhadi mengatakan terungkapnya kasus ini berawal saat RH yang kesehariannya sebagai penjaga warung  itu menyewa tiga sepeda motor yag ada di Dusun Tajem, Maguwoharjo, Depok, Sleman  milik Sri Handayani, 37,  akhir  Desember 2019.  Dua motor untuk keperluan warung dan  satu motor  akan disewa oleh mahasiswa.

Karena sudah saling mengenal, pemilik motor  tidak keberatan dan curiga, apalagi RH  juga membayar  sewa  Rp1,5 juta.  Setelah jatuh tempo,  RH  tidak langsung mengembalikan sepeda motor itu   tetapi  memperpanjang masa peminjam hingga Februari 2020  dan membayar lagi  Rp2 juta. Pemilik rental pun  memperbolehkan.

“ pemilik rental muncul,  saat waktu pemnjaman sudah  habis, RH  tidak mengembalikan dan memberi kabar.  Termasuk  saat  dihubungi  nomor handpone RH  tidak aktif lagi.  Ada gejala tidak baik  itu, pemilik rental akhirnya melaporkan ke Polsek Depok Timur.” kata Suhadi, Sabtu (13/6/2020).

Petugas menindaklanjuti laporan itu dengan melakukan penyelidikan. Di antaranya dengan meminta keterangan pelaku dan mengumpulkan data pendukung lain yang berhubungan dengan kasus tersebut. Dari  informasi yang dikumpulkan itu,  petugas  mengetahui keberadaan RH dan mengamankannya di Tegal, Jawa Tengah  bersama barang bukti satu sepeda motor, Senin (8/6/2020).

“Kami masih mengembangkan kasus ini. Sebab dari hasil pemeriksaan RH mengadaikan dua motor lainnya di Purworejo Rp 3 juta,”  paparnya.

RH dalam kasus ini dijerar pasal  372 KUHP tentang penggelapan dengan ancaman 4 tahun kurungan penjara.

RH dihadapan petugas mengatakan nekat menggadaikan sepeda motor rental itu karena terjerat hutang, lewat aplikasi online. Ia memiliki enam aplikasi hutang, setiap aplikasi antara Rp500 ribu-Rp2 juta. Ia hutang  karena  penghasulannya sebagai penjaga warung tidak bisa untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

“Saya mengadaikan motor rental karena terdesak kebutuhan ekonomi dan untuk mencicil hutang aplikasi," akunya.(sindonews)
Read More
Sleman Siap Sambut Kembali Wisatawa di Era New  Normal  Pariwisata,

Sleman Siap Sambut Kembali Wisatawa di Era New Normal Pariwisata,



Bupati Sleman Sri Purnomo saat meninjau persiapan obyek wisata Tebing Breksi, Dusun Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Jumat (12/6/2020).  Foto Dok Humas Pemkab Sleman

SEMBADA.ID-Pemkab Sleman siap menyambut kembali kedatangan wisatawan di era  tatanan kehidupan baru (new   normal) pariwisata pasca pandemi virus corona jenis baru, Corona Virus Disease 19 (COVID-19). 

Pengelola wisata  juga sudah  mempersiapkan standar operaonal prosedur (SOP) protokol yang berhubungan dengan  keselamatan dan keamanan COVID-19 dan tinggal menunggi rekomendasi untuk pembukaannya.

“Dari hasil pantauan di lapangan, sekor wisata sudah menerapkan protokol bagi pengunjung dan SDMnya,” kata bupati Sleman Sri Purnomo saat memantau persiapan obyek wisata Tebing Breksi di Dusun Groyokan, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Jumat (12/6/2020).

Ia mencontohkan di Tebing Breksi, pengelola sudah menyiapkan protokol  untuk pelayana dan fasilitas pengunjung. Di antarnya sebelum masuk obyek wisata dicek suhunya dan menyiapkan klinik bagi yang suhunya di atas 37,5 derajat celcius. Selain ini juga menyediakan wastafel dan sabun untuk cuci tangan wisatawan. Bahkan untuk wastafel berada di beberapa titik. Tercatat ada 55 tempat wastafel. Termasuk akan memberikan masker kepada wisatawan yang lupa tidak memakai masker.

“Pengelola juga sudah melengkapai petugas dengan alat pelindung diri,” kata bupati Sleman dua periode itu.

Sri Purnomo berpesan kepada pengelola untuk konsisten dalam protokol COVID-19, terutama untuk mencegah berkerumunnany wisatawan  yaitu  dengan  menerapkan sosial dan  physical distancing,  Selain itu juga  harus  membuat SOP di spot-spot  tertentu agar wisatawan selalu bergerak dan tidak terjadi penumpukan.

“Melihat kesiapan ini, secara umum sudah siap menerima wisatawan, tinggal menunggi rekomendasi dari gugus tugas Pemda DIY untuk pembukaannya,”  terangnya.

Sri Purnomo menambahkan  untuk memantau kerumunan di obyek wisata, nantinya juga akan menerjunkan petugas Satpol PP untuk selalu mengingatkan kepada wisatawan yang bergerombol di satu lokasi obyek wisata. Petugas itu nantinya akan selalu mengingatkan dan memberitahu kepada pengunjung untuk selalu menjaga jarak.

“Ini upaya kami untuk memberikan keamanan dan kenyaman wisatawan yang berkunjung, jangan ragu datang ke  Sleman,”  terangnya.

Hal yang sama juga sudah disiapkan hotel dalam menyambut tamu di masa new normal. Bahkan untuk tamu hotel ada persyaratan harus menunjukkan surat keterangan sehat. Termasuk untuk hotel sebelum beroperasi akan ditinjau lagi semua kelengkapan dalam penerapan protokol COVID-19. Sehingga dengan kesiapan tersebut,  Sleman sudah siap menerima kedatangan wisatawan.

“Namun begitu, nantinya untuk pembukaan dilakukan secara bertahap. Tahap  pertama maksimal 50% dari jumlah kunjungan hari biasnya, kemudian meningkat lagi hingga 100%,” paparnya.

Pengelola Tebing Breksi, Mujimin mengatakan  untuk menyambut new normal, selama menutup sementara saat pandemi corona  obyek wisata Tebing Breksi, digunakan untuk  melakukan perbaikan dan penataan kawasan serta kelengkapan untuk penerapan protokol COVID-19 bagi pengunjung.  

‘Jadi sejak kami menutup sementara pada 24 Maret lalu hingga sekarang tidak ada karyawan yang di rumahkan. Mereka tetap dikaryakan untuk pembenahan dan perbaikan Tebing Breksi. Jumlah karyawan ada 115 orang,”  ungkapnya(sindonews)
Read More
30 Penghuni Asrama Haji Tunggu Hasl Swab

30 Penghuni Asrama Haji Tunggu Hasl Swab



SEMBADA.ID-Sebanyak 30 orang yang melakukan isolasi mandiri di Asrama Haji DIY, Sinduadi, Mlati, Sleman  hingga Kamis (11/6/2020) masih menunggu hasil swab, apakah positif atau negatif terinfeksi virus corona jenis baru, COVID-19.

30 orang tersebut menjalani isolasi karena saat rapid diagnostic test (RDT) atau tes cepat COVID-19 hasilnya reaktif. Mereka terdiri dari 10 orang tanpa gejala (OTG) dan 20 orang hasl RDT massal di pasar tradisional, Selasa (9/6/2020).

Penaggaungjawab isolasi mandiri warga Sleman di  Asrama Haji DIY, Makwan mengatakan hingga Rabu (10/6/2020), ada 37 orang  yang mekakukan isolasi mandiri. Dari jumlah tersebut, 7  OTG sudah menjalani swab, sisanya 30 orang masih menunggu swab.  7  OTG yang sudah swab,  hasilnya enam  orang  negatif dan satu orang positif 

“Enam orang yang hasilnya  negatif sudah boleh pulang melanjutkan isolasi di rumah, satu orang yang positif dirujuk ke RSUD Sleman untuk perawatan lebih lanjut. Sehingga total penghuni di asrama haji DIY tinggal 30 orang,” kata Makwan, Kamis (11/6/2020).

Makwan menjelaskan selama menjalai isolasi mandiri, para penghuni asrama haji ditangani 21 tim medis. Terdiri dari dua dokter dan 19 para medis.  Mengenai empat orang hasil RDT massal di pasar tradisional  yang hasilnya reaktif, menurut Makwan masih menunggu konfirmasi, sebab belum ada kepastian.

“Belum ada kepastian apakah akan isolasi mandiri ataudi rumah sakit,” terangnya.

Secara akumulas jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Sleman hingga Kamis (11/6/2020) pukul 09.00 WIB tercatat 702 orang, Terdiri dari positif 96 orang (sembuh 77, dirawat 15 dan meninggal 4), proses 81 orang (dirawat  69, meninggal 12),  negatif 532 orang (479 sehat, 53 meninggal). Orang dalam pemantauan (ODP) 2283 orang (selesai  1736, proses 587). Orang tanpa gejala (OTG) 3041 orang.(sindonews)
Read More
PT TWC Gelar Simulasi Penerapan Standar New Normal Candi Prambanan

PT TWC Gelar Simulasi Penerapan Standar New Normal Candi Prambanan



PT TWC menggelar simulasi penerapan standar new normal di candi Prambanan, Sleman, Kamis (11/6/2020) sore.

SEMBADA.ID-PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan & Ratu Boko melakukan simulasi penerapan standar new normal pariwisata di Candi Prambanan, Sleman, Kamis (11/6/2020) sore. Simulasi ini sebagai persiapan pre operasional di kawasan TWC. 

Simulasi diawali dengan kedatangan wisatawan di drop off,  lalu wisatawan masuk ke area candi, di pintu masuk disiapkan tempat untuk cuci tangan dan sambun,  setelah itu masuk bilik, sebelum ke loket tiket ada pengecekan suhu tubuh. Setelah membeli tiket wisatawan masuk, tiket berupa kartu,  setelah berada di area candi wisatawan cuci tangan lagi dengan handsanitizer.

Untuk menuju candi ada batas jarak  antar  pengunjung.  Ada dua cara menuju ke candi, yaitu dengan angkutan tayo atau jalan kaki.  Setelah sampai di kawasan candi, kembali ada pemeriksaan dan jaga jarak. Sehingga saat di kompel candi tidak terjadi kerumunan dan tetap ada penerapan social serta physical distancing.

Direktur Utama PT TWC Edy Setijono mengatakan simulasi di Candi Prambanan ini yang pertama, sebelumnya juga sudah melakukan simulasi di Candi Borobudur. Simulasi ini untuk ujicoba protokol yang disiapkan, Ada dua  yang diujicaba, yaitu protokol  yang berhubungan dengan pelayanan dan fasilitas.

“Untuk pelayanan disiapkan protokol yang  dipandu oleh custumer service. mulai dari pintu masuk area parkir, counter tike-jalur sampaike arah candi, juga disiapkan fasilitas, yaitu berupa marka yang mudah dipahami pengunjung,” kata Edy usai simulasi di candi Prambanan, Kamis (11/6/2020).

Selain itu, juga menyiapkan klinik kesehatan dan pengecekan suhu serta ambulan bagi pengunjung. Pengunjung yang suhunya di dibawah,  36,5 akan diberi stiker kuning, di atas 36,5 hingga 37,8 akan diberi stiker warna kuning dan yang diatas 37,8 tidak dipernaakan masuk. Sebab suhu di atas itu sangat rentan.

Pemberian stiker untuk memudahkan customer service untuk mengawasi kondisi pengunjung. Bagi yang suhunya di atas 37,8 dibawa ke klinik kesehatan untuk istirahat.  Jika memburuk, akan drujuk ke rumah sakit terdekat dengan ambulan.

“Itu sebagian protokol yang akan kita jalankan,” paparnya.

Hal lain yang dipersipakan, yakni di dalam area juga diberlakukan physical distancing. Semua fasilitas yang biasa  terjadi kerumunan dalam area candi, iberi marka. Akan ada marka  Dimana antar pengunjung ada jarak  minimal 1 meter.  Untuk social distancing dibuat interval, ada rombongan masuk akan menunggu agar rombongan lain berjalan dulu

“Protokol ini diterapkan agar pengunjung bisa berwisata dengan nyama dan aman. Sebab tidak ingin penyebaran COVID-19 di destinasi wisata,” jelasnya.

Oleh karena itu ini menjadi komitmen PT TWC untuk menegakkan displin terhadap protokol yang telah dispakan untuk dijalankan. Berharap dengan  protokol ini kunjungan wisatawan terlindung dan destinasi aman serta menjadi titik terang untuk bisa mulai lagi. Sehingga sektor paraiwasta  bangkit kembali dan ekonomi tumbuh.

“jadi simulai protokol ini akan diuji coba. Uji coba bukan hanya satu kali, namun beberapa kali. Untuk di Prambanan akan dilakukan tiga kali,” terangnya.

Mengenai pembukaan obyek wisata candi, menunggu rekomendasi dari gugus tugas COVID baik di Pemda DIY.  Sehingga dari simulasi ini  gugus tugas COVID DIY akan mengevaluasi sudah sesuai dengan standar atau belum. Jika sudah sesuai standar akan mengajukan izin untuk beroperasi.

“Semoga tidak lama, apalagi Prambanan di daerah hijau,” harapnya

Edy menambahjan selain wisatawan yang melakukan penerapan standar  new normal”,  sebagai asset utama perusahaan, para karyawan PT TWC yang bertugas di lapangan juga  telah dibekali  peralatan pengamanan diri sesuai dengan standar protokol kesehatan serta dibantu dengan layanan costumer service yang aktif menyampaikan himbauan kepada pengunjung untuk tetap menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan selama berada di kawasan TWC. (sindonews)

Read More
Cegah Penyabar COVID-19,  Petugas Pasar dan Staf Disperindag Jalani Rapid Tes Massal

Cegah Penyabar COVID-19, Petugas Pasar dan Staf Disperindag Jalani Rapid Tes Massal



SEMBADA.ID-Pemkab Sleman  kembali  melakukan rapid diagnostic test (RDT) atau tes cepat massal COVID-19,Kamis (11/6/2020).Kali ini bagi para lurah,  dan staf unit pelayanan teknis (UPT) pasar,  pedagang di kanan kiri pedagang pasar yang  hasil RDT reaktif,  9 Juni lalu serta  petugas rapid tes pengunjung Indogrogis  serta  staf dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Sleman.

RDT yang berlangsung di aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman tersebut sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penularan COVID-19.. Tercatat ada 339 yang mengikuti rapid tes massal ini. Dari jumlah ini satu orang hasilnya reaktif.

“Hasil rapid tes, satu yang reaktif, sesuai protap, yang reaktif akan isolasi di Asrama Haji DIY,” kata kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo, Kamis (11/6/2020) malam.

Joko menjelaskan untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran COVID-19, selain melakukan tes cepat massal COVID-19, juga akan melakukan tracing bagi yang hasilnya reaktif, termasuk akan memeriksa di sekitar tempat tinggalnya. Diharapkan dengan langkah ini, dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Sleman.

“Untuk memutus mata rantai COVID-19 juga diperlukan kesadaran dari semua piihak untuk menerapkan protokol kesehatan. Apalagi kasus COVID-19 di Sleman masih terus terjadi,”  jelasnya.
  
Secara akumulasi untuk PDP di Sleman hingga Kamis (11/6/2020) pukul 19.00 WIB tercatat ada 710 orang. Terdiri dari positif 98 orang (sembuh 78, dirawat 16 dan meninggal 4 orang), proses 71 orang (60 dirawat, 11 meninggal) dan negatif 541 orang (487 sehat, 54 meninggal). Orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 1287 (1725 selesai proses pemantauan, 562 proses). Orang tanpa gejala (OTG) 3041 (sindonews)
Read More
5000 UKM Di Sleman Terdampak Corona

5000 UKM Di Sleman Terdampak Corona


Area Manager KSP Sahabat Mitra Sejati Area Yogja-Solo, Danie Puspitaningrum (kanan) secara simbolis menyerahkan bantuan paket sembako kepada perwakilan UKM Sleman di kantor Dinkop UKM Sleman, Kamis (11/6/2020). Foto Dok Humas Pemkab Sleman.

SEMBADA.ID-Pandemi corona tidak hanya berdampak pada sektor  kesehatan, namun juga terhadap keberlangsungan perekonomian warga. Hal ini seperti yang dialami ribuan usaha kecil dan menengah (UKM) di Sleman. Dinas Koperasi da UKM (Dinkop UKM)  Sleman, mencatat sudah ada  5000 dari 47.000 atau 10,5%  UKM yang  melaporkan usaha mereka terganggu.

Kepala Dinkop UKM Sleman Pustapa mengatakan sebagai tindaklajut dari laporan tersebut, sudah melakukan berbagai upaya untuk keberlanjutan UKM tersebut, di antaranya dengan melakukan pemberdayaan dan bekerjasama dengan berbagai stakeholder, terutama yang bergerak di bidang produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam penangganan COVID-19.

“Kami juga sudah melaporkan permasalahan ini ke kementerian koperasi untuk mendapat tindaklanjut,” kata Pustopo saat menerima bantuan 5000 paker sembako dari KSP Mitra Sejati di kantor Dinkop UKM Sleman, Kamis (11/6/2020).

Pustopo mengatakan meski anggaran terbatas akibat dampak dari COVID-19, namun tetap optimis program pemberdayaan dan kerjasama dengan stakeholder mampu membangkitkan lagi keberlangsungan UKM di Sleman.

“Karena itu kamimengucapkan terima kasis atas kepedulian KSP yang memberikan bantuan paket sembako kepada UKM di Sleman yang terdampak COVID-19,” paparnya.

Area Manager KSP Sahabat Mitra Sejati Area Yogja-Solo, Danie Puspitaningrum menjelaskan pembagian sembako ini sebagai bentuk kepedulian KSP Sahabat mitra sejati kepada UKM dengan adanya pandemin COVID-19.

“Paket sembako ini kami ambil dari anggota dan kami berikan juga untuk anggota dan pelaku usaha lainnya yang masih dalam kategori mikro,” jelasnya.(sindonews)
Read More
Cegah Kerumunan,  Polres Sleman Buat Fitur Info Antrian Layanan SIM

Cegah Kerumunan, Polres Sleman Buat Fitur Info Antrian Layanan SIM

Petugas Satlantas Polres Sleman  memberikan penjelasan kepada Dirlantas Polda DIY Kombes Pol  I Made Agus Prasetyo (kiri) soal aplikasi  layanan SIM ‘One Web Service’ di ruang satuan penyelenggaran administrasi (Satpas) Polres Sleman, Rabu (10/6/2020). Foto Ist

SEMBADA.ID-Polres Sleman menambah fitur baru dalam  aplikasi layanan pengurusan permohonan  surat izin mengemudi (SIM) berbasis android  One Web Service.  Fitur baru itu  ‘Info Antrian’.

Fitur ini melengkapi fitur yang sudah ada sebelumnya, Yaitu E-Form danE-Notof.  Sekaligus mengurangi kerumuman antrian di ruang  tunggu  Satuan Pelayanan Administrasi (Satpas) Polres Sleman guna mencegah penyebaran COVID-19.  Sebab dengan mengakses fitur tersebut,  untuk nomor antrian dan panggilan ke loket  selanjutnya akan diberitahukan melalui pesan whatapps (WA).

“Adanya fitur ini diharapkan akan mengurangi kerumunan di saat pendemi corona dan mendukung penerapan  tatanan kehidupan baru (New Normal).”  Kata Kasat  Lantas Polres Sleman AKP Mega Tutuko, Rabu (10/6/2020).

Mega menjelaskan  dengan mengakes fitur  Info Antrian  ini  pemohon SIM tidak perlu berkerumun dan  tetap jaga jarak (physical distancing) dalam menunggu antrian menuju  loket selanjutnya. Sebab dengan mengakses aplikasi ini, pemohon dapat memantau  antrian secara real  time dan akan mendapatkan panggilan melalui WA.

Untuk langkah menggunakan layanan ini, yaitu dengan mengakses pada web alamat https://simsatlantassleman.com/  kemudian masuk pada menu info antrian,  selanjutnya masukan no. whatsapp dan  nomer antrian yang telah diterima pemohon SIM  pada loket  identifikas lalu tekan simpan

Secara otomatis nomor antrian pemohon akan tersimpan pada server yang ada. Selanjutnya pemohon dapat menunggu proses berikutnya dengan memilih tempat  tanpa takut antriannya terlewati. Nantinya akan ada notifikasi yang masuk  lewat whatapps untuk memberitahukan pemohon agar datang pada loket  selanjutnya

"Adanya aplikasi ini untuk mendukung penerapan tatanan kehidupan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan  guna mencegah penyebaran COVID-19,"  terangnya.

Menurut Mega untuk permohonan layanan SIM sendiri  tetap menerepkan protokol yang ketat. Antara lain  sebelum masuk ke ruangan, petugas akan melakukan pengecekan suhu tubuh pemohon terlebih dahulu dan dilakukan penyemprotan disinfektan di bilik yang disediakan, masyarakat juga harus cuci tangan dengan sabun. Petugas juga menerapkan aturan jaga jarak antarpengunjung

“Selama masa pandemi corona, pelayanan permohonan SIM tetap seperti biasa,  tidak ada pembatasan jumlah pemohon SIM. Semua dilayani sesuai jam kerja,”  paparnya. (sindonews)
Read More
 Merasa Mampu, Petani DI  Seyegan Ini Kembalikan Bantuan Langsung Tunai

Merasa Mampu, Petani DI Seyegan Ini Kembalikan Bantuan Langsung Tunai



Warga Klaci, Margoluwih, Seyegan, Sumardi (kiri) mengembalikan undangan BLT DD kepada pemerintah desa setempat, Rabu (10/6/2020). Foto Dok Humas Pemkab Sleman

SEMBADA.ID-Apa yang dilakukan warga Klaci, Margoluwih, Seyegan, Sleman ini  pantut  diajungi jempol.  Meski termasuk daftar  penerima  bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD),  tapi  karena merasa tidak berhak ia mengembalikannya. Sikap tersebut kontras dengan kebanyakan warga yang berebut mendapatkan bantuan sosial di masa pandemi corona.

Warga Klaci itu bernama Sumardi. Dirinya  tercatat sebagai penerima BLT DD sebesar Rp600 ribu/bulan, yang diberikan selama tiga bulan. Bantuan itu diberikan kepada warga terdampak pandemi Covid 19.

Sumardi menjelaskan  mengapa mengembalikan BLT DD,  sebab merasa mampu serta masiih bisa bekerja. dan berusaha.  Sehingga ada yang lebih membutuhkan bantuan itu.dibandingkan dirinya.

“Masih ada yang lebih berhak dan membutuhkan ketimbang saya,”  kata Sumardi soal alasannya mengembalikan BLT DD itu, Rabu (10/6/2020).

Sumardi berharap  apa yang dilakukan ini, bisa bermanfaat bagi warga atau sebagian masyarakat  lain yang memang membutuhkan .

“Meski tidak menerima,  tapi saya mengucapkan terima kasih kepada RT/RW, Dukuh dan perangkat desa yang telah memberikan bantuan,” ungkap Sumardi yang berprofesi sebagai petani tersebut..

Kepala Dinas Pemberdayaan  Masyarakat Desa (PMD) Sleman:Budiharjo mengatakan memang tidak semua yang terdaftar  sebagai penerima BLT DD menerimanya. Selain Sumardi, ada sekitar 20 warga lain yang mengembalikan dengan alasan  yang sama, yaitu merasa tidak berhak, karena sudah mampu, masih kuat berkerja dan berusaha. Sehingga lebih baik diberukan kepada yang lain yang lebih membutuhkan.

“Kami berharap apa  yang dilakukan Sumardi dan lainnya itu  bisa mendorong  yang  lain untuk  berpikiran seperti itu,  justru  sebaliknya orang yang mampu, tapi merasa miskin dan malah  minta bantuan,” terangnya.

Mengenai perkembangan penyaluran BLT DD tahap  15-22 Mei 2020 dari  13.219. Menurutu Budiharjo tidak semua tersalurkan, sebab dari daftar penerima setelah dilalukan verifikasi tidak semua memenuhi kriteria sebagai penerima. Di antaranya dobel penerimaaa banuan, sudah pindah alamat, meninggal dunia dan ada yang mengembalikan.

“Total dari data 13.219 keluarga penerima manfaat (KPM), ada 268 KPM yang  tidak memenuhi kriteria,”  jelasnya.(sindonews)

Read More