Bupati Sleman Kustini. Foto sembada.id
SEMBADA.ID-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman telah
melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir penyebaran dan penularan serta dampak
wabah COVID-19. Di antaranya dengan
menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan secara terbatas kegiatan
masyarakat (PTKM) serta program
vaksinasi COVID-19 secara bertahap.
Bupati Sleman Kustini mengatakan untuk program vaksin sudah melaksanakan tahap pertama untuk sumber daya
manusia (SDM) tenaga kesehatan (nakes) dan sekarang memasuki tahap kedua untuk
petugas pelayan pelayan publik. Meliputi pendidik (guru dan dosen), pedagang pasar,
tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara, pegawai pemerintah,TNI, POLRI,
Satpol PP, Pelayanan Publik (perangkat desa, BUMN, BUMD, pemadam
kebakaran), transportasi publik, atlit, wartawan dan pelaku sektor pariwisata
(staf hotel, restauran, dan tempat wisata).
“Selian itu juga menyasar bagi lanjut usia (lansia)
yang umurnya di atas 60 tahun,” kata
Kustini, Kamis (4/3/2021).
Kustini menjelaskan
keberhasilan program vaksinasi menjadi game changer (pengubah permainan)
untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional termasuk di Kabupaten Sleman.
Dampak vaksinasi tidak hanya bagi penanganan COVID-19 semata, tetapi juga menjadi
faktor penentu dalam keberhasilan pemulihan ekonomi.
“Vaksinasi diharapkan menjadi momentum keberhasilan
pelaksanaan vaksinasi sangat penting bagi akselerasi pemulihan ekonomi,
meningkatkan persepsi positif investor sehingga memanfaatkan aliran modal masuk
ke Kabupaten Sleman dan memperkuat fundamental ekonomi, termasuk usaha
menengah, kecil dan mikro,” paparnya.
Menurut Kustini
pandemi COVID-19 berdampak pada
kinerja keuangan daerah, dari aspek penerimaan PAD tahun 2020 terealisasi
Rp788,247 milyar atau turun Rp183,803 milyar dibandingkan dengan
tahun 2019 sebesar Rp972,049 milyar.
Namun bila dilihat dari aspek perencanaan presentase
realisasi pendapatan asli mencapai 29,79%, dari target 27,25% atau berkinerja
109,28%. Pada tahun 2020 nilai produksi industri menjadi minus 34% bila
dibandingkan dengan nilai produksi tahun 2020 sebesar Rp2,458 trilyun dengan tahun 2019
sebesar Rp3,735 trilyun.
Pertumbuhan nilai investasi turun menjadi 6,17%
dibanding tahun 2019 sebesar 12,83%.
Nilai investasi Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN)
7,85% turun 8,1% dibandingkan tahun 2019 sebesar 15,95%.
“Melambatnya perekonomian selama masa pandemi juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja
dan meningkatnya angka pengangguran,” jelasnya.
Di tahun 2020 tingkat pengangguran mencapai 6,59%
meningkat 2,9% dibandingkan tahun 2019 sebesar 3,69%, hal ini disebabkan
pekerja sektor formal dan informal banyak yang kehilangan pekerjaannya karena
pembatasan atau penghentian operasional usaha sebagai dampak pandemi Covid-19.
Nilai tukar petani tahun 2020 sebesar 112,53% turun
6,49% dibandingkan tahun 2019 sebesar 119,02%, dan persentase peningkatan
produksi pertanian dan perikanan terealiasi minus 0,03% dari target 3,26%.
Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor yang
terdampak pandemi dan mulai beraktivitas dengan penerapan protokol kesehatan di
pertengahan tahun, dampaknya kunjungan wisatawan sejumlah 4,25 juta turun 6,1
juta orang atau minus 59,04% dibandingkan tahun 2019 mencapai kunjungan
wisatawan sebanyak 10,4 juta.
“Oleh karena itu diharapkan dengan suksesnya program
vaksinasi ini diharapkan akan membangkitkan potensi wisata Kabupaten Sleman
sesuai dengan tatanan baru,” terangnya.
Kustini menambahkan
bergeraknya sektor ekonomi khususnya Pariwisata dalam tatanan hidup baru
melalui operasional uji coba terbatas destinasi pariwisata dan juga usaha jasa
pariwisata mampu memberikan stimulan pergerakan sektor ekonomi riil di daerah.
Salah satu penopang ekonomi riil daerah adalah sektor ekonomi kreatif.
Ekonomi kreatif (ekraf) terkait erat dengan nadi
pariwisata sudah mulai bergerak. Subsektor ekraf yang cukup menggeliat dengan
cepat dalam masa operasional uji coba terbatas saat ini di lingkup Kabupaten
Sleman adalah kuliner, fotografi, Fesyen, periklanan (melalui media sosial).
Sesuai dengan arahan Pemerintah Pusat New Normal ini
adalah titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat atau yang disebut
new normal, dengan new normal ini diharapkan masyarakat kembali produktif,
artinya bisa kembali beraktivitas tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan
yang ketat.
“Protokol kesehatan ketat yang harus dipatuhi antara
lain menjaga jarak aman (social distancing), selalu mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, mengenakan masker, serta membatasi perjalanan yang tidak
perlu,” tandasnya.
Selain itu, Pemkab
Sleman yang bersinergi dengan para pelaku pariwisata telah melakukan simulasi
new normal. Simulasi ini dilaksanakan oleh tempat penginapan atau hotel tentang penerapan protokol kesehatan
yang ketat dalam menerima tamu. Di destinasi wisata juga dilakukan simulasi
denggan menerapkan standar protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dalam
menerima wisatawan.
Upaya-upaya ini adalah bentuk dari strategi Pemkab
Sleman dalam mengantisipasi krisis ekonomi yang menimpa masyarakat Sleman.
Seperti diketahui Sleman merupakan wilayah tujuan wisata yang cukup ramai
dikunjung, baik wisatawan domestik
maupun luar negeri. Karena itu mengingatkan
kepada seluruh warga Sleman yang menjadi sasaran tahap kedua agar mendaftarkan
diri di daftarvaksin.slemankab.go.id.(*/adv)