Pada Masa PPKM Level 4,  Masyarakat Harus Aktif Lakukan Perubahan

Pada Masa PPKM Level 4, Masyarakat Harus Aktif Lakukan Perubahan

 

 

Dialog Produktif Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (28/7/2021). Foto Ist

SEMBADA.ID-Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di berbagai daerah terus dilakukan. Pemerintah pusat dengan melibatkan peranan pemerintah daerah hingga level kabupaten/kota, TNI/POLRI, dan Satgas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), terus berupaya menurunkan laju penurunan kasus terkonfirmasi COVID-19.

Asisten I Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sumadi SH., MH, mengatakan DIY terus berupaya menekan laju peningkatan kasus COVID-19, termasuk mengikuti apa yang diputuskan pemerintah pusat dengan mematuhi PPKM Level 4 yang berlangsung hingga 2 Agustus 2021.

“Kalau kita lihat, kondisi di jalan wilayah Yogyakarta selama PPKM Darurat dan PPKM Level 4 tidak seramai biasanya. Karena untuk mencegah penyebaran COVID-19 memang dilakukan pembatasan-pembatasan, dan hal ini diterima dengan baik oleh masyarakat,” ujar Sumadi dalam Dialog Produktif Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (28/7/2021).

Sumadi mengakui, PPKM Level 4 efektif membatasi mobilitas warga, dan sejauh ini warga DIY taat dan mematuhinya.

“Kami libatkan tokoh masyarakat di masing-masing daerah, RT, RW dan kelurahan untuk memberikan pengertian bahwa pembatasan aktivitas ini demi kepentingan bersama, sehingga jika ada penyekatan masyarakat akan memahaminya,” tuturnya.

Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terus mendorong sejumlah upaya untuk menanggulangi lonjakan kasus COVID-19 bekerja sama TNI Polri dan Satgas Penanganan COVID-19, di antaranya dengan meningkatkan kapasitas layanan kesehatan, termasuk menambah persediaan oksigen di RS serta layanan dukungan untuk tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat.

Sumadi menambahkan, Bed Occupancy Ratio (BOR) Provinsi DIY juga mengalami penurunan setelah PPKM diberlakukan dengan ketat dan penanganan di sektor hilir dilakukan dengan baik.

“Selain tingkat keterisian tempat tidur yang menurun, kami juga membuka RS darurat di berbagai lokasi. BOR sempat di atas 80%, dan kami tambahkan fasilitas kamar tidurnya sehingga berhasil menurunkan BOR. Strateginya, pasien yang masuk RS hanya yang membutuhkan penanganan darurat, pasien yang sembuh dipindah ke shelter yang juga dilengkapi nakes dan akomodasi sesuai kebutuhan sehingga beban RS berkurang,” jelas Sumadi.

DIY juga menggencarkan 3T (Tracing, Testing, Treatment) terutama setelah ada kenaikan angka kematian.

“Banyak yang meninggal dalam isolasi mandiri. Saat itu ada sekitar 25 ribu orang yang melakukan isolasi mandiri yang tidak dikontrol karena mereka tidak lapor RT atau puskesmas. Saat saturasi oksigen menurun, penanganan menjadi terlambat,” ujar Sumadi.

Pemda DIY juga siap menyalurkan Bantuan Sosial (Bansos) berupa uang, sembako, obat-obatan, dan vitamin ke masyarakat terdampak.

“Kami sudah mendapat lampu hijau dari pusat terkait penggunaan Dana Keistimewaan untuk penanganan COVID-19. Semua upaya penanganan COVID-19 diupayakan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Masyarakat bisa mengggunakan bantuan permodalan dengan menjalankan bisnis sesuai prokes,” urai Sumadi.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Dr. Sonny Harry SE., ME menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat untuk mengendalikan pandemi.

“Karenanya, sejak akhir tahun lalu pemerintah telah membentuk Duta Perubahan Perilaku yang mengajak partisipasi masyarakat agar mengedukasi sesama warga  pentingnya mematuhi prokes, memahami risiko dan bahaya COVID-19,” ujarnya.

Sonny menambahkan, sejak 7 Desember 2020 hingga hari ini (28/7/2021), jumlah Duta Perubahan Perilaku telah mencapai 107.98 orang, yang telah mengedukasi 55 juta orang.

“Para Duta Perubahan Perilaku ini melibatkan mahasiswa, pramuka, ibu PKK, satpol PP, tokoh agama dan masyarakat, penyuluh KB/sosial yang bekerja secara sukarela,” jelas Sonny. 

Para Duta itu telah membagikan 17,2 juta masker kepada masyarakat. Selama PPKM Darurat hingga PPKM Level 4 telah ada penambahan Duta Perubahan Perilaku 13 ribu orang yang direkrut, dilatih, dan diterjunkan ke masyarakat. Hasilnya sekitar 2,7 juta orang telah mendapatkan edukasi langsung.

Duta Perubahan Perilaku yang tersebar di 34 provinsi dan 427 kabupaten/kota berkontribusi untuk meningkatkan angka kepatuhan protokol kesehatan di masyarakat, khususnya dengan pemberlakukan PPKM sejak 3 Juli hingga kini.

Di kesempatan yang sama, Dokter Konsultan RSDC Wisma Atlet, dr. Andi Khomeini Takdir SpPD-KPsi, mengatakan bahwa sebagai dokter bukan hanya membantu dan merawat pasien di RSDC Wisma Atlet, juga berusaha mengurangi jumlah pasien yang dirawat di RS.

“Tujuannya adalah bagaimana agar kurva pandemi selandai mungkin. Untuk itu perlu dilakukan upaya preventif promotif,” ujarnya.

Guna lebih meningkatkan pemahaman masyarakat dalam membantu mengenalikan pandemi, dr Khomeini menyarankan perlunya penambahan Duta Perubahan Perilaku di tiap daerah.

“Kemenangan-kemenangan kecil bisa diraih. Ada titik terang di ujung lorong. Dibutuhkan kesadaran kolektif masyarakat untuk bersama mengatasi pandemi. Dengan menerapkan sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, hal ini akan berikan hasil yang baik,” pungkasnya.

KPCPEN dibentuk dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 serta pemulihan perekonomian dan transformasi ekonomi nasional.

Prioritas KPCPEN secara berurutan ada 3 Yaitu Indonesia Sehat, mewujudkan rakyat aman dari COVID-19, dan reformasi pelayanan kesehatan. Kemudian Indonesia Bekerja, mewujudkan pemberdayaan, dan percepatan penyerapan tenaga kerja. Dan Indonesia Tumbuh, mewujudkan pemulihan, dan transformasi ekonomi nasional.

Dalam pelaksanaannya, KPCPEN dibantu oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional.(*/ran)

Read More
  Dorong Kreativitas Millenial, Ditjen Bimas Hindu  Gelar Lomba Konten Tiktok Nasioanal 2021

Dorong Kreativitas Millenial, Ditjen Bimas Hindu Gelar Lomba Konten Tiktok Nasioanal 2021

 

 

Dirbimas Hindu Kemenag Tri Handoko Seto memberikan keterangan Lomba Dharma Wacana dan Konten Tiktok Nasional 2021. Foto Dok Humas Ditjen Binmas Kemenag

 

SEMBADA.ID-Direktorat Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Hindu  Kementerian Agama (Kemenag) bekerjasama dengan  Paiketan Krama Bali, Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma Indonesia (Peradah) dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI)  menggelar  Lomba Dharma Wacana Nasional dan Konten Tiktok Arjuna Digital IV 2021 secara virtual dengan total hadian Rp10 juta.  

Selain untuk mendorong kreativitas anak muda, lomba ini juga untuk memberikan konten positif di media sosial (medos).   Pendaftaran dan pengiriman karya 15 Juni-8 Agustus 2021.  Pengumuman dan penganugerahan pemenang 10 Oktober 2021.

Dirbimas Hindu Kemenag,  Tri Handoko Seto mengatakan, lomba dilaksanakan untuk mendorong kreativitas milenial, khususnya anak muda Hindu guna mengisi konten konten kreatif di dunia maya. Adanya kegaduhan di dunia maya tak dipungkiri sangat sulit untuk dihilangkan, akan tetapi keberadaan konten-konten yang positif akan menjadi penguat dalam literasi.

 "Anak muda yang kreatif harus terus difasilitasi untuk terus berkarya. Bukan hanya literasi keagamaan tetapi juga kebangsaan karena Dharma agama dan Dharma Negara merupakan satu tarikan nafas," kata Tri Handoko dalam keterangan tertulisnya,  Jumat (9/8/2021)

Menurutnya hal tersebut, tentunya akan menjadi kebanggaan dan rasa percaya diri bangsa Indonesia karema  memiliki potensi anak-anak muda yang luar biasa, yang mampu berkarya di era digital ini.

Ketua Panitia Lomba Dharma Wacana Nasional dan Konten TikTok Arjuna Digital IV 2021 Ni Kadek Surpi Aryadharma menambahkan lomba ini juga untuk membangun serta, memberikan semangat dan mendukung para content creator Hindu. Sehingga berkarya lebih baik dalam membantu upaya siar Hindu dan semangat moderasi beragama.

“Harapan kami  kegiatan ini diikuti secara massif oleh anak muda Hindu, yang tanpa sekat dan tanpa jarak," tambahnya.

Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, mengajak setiap umat Hindu menjunjung nilai-nilai Hindu, menghindari hoax, dan ujaran kebencian di sosial media. Untuk  itu  endukung penuh lomba ini dan berharap semakin banyak konten-konten bermanfaat yang diproduksi oleh umat Hindu.

“Kami mendukung anak-anak muda yang cerdas dan menjadi pandawa lima. Juga harus terbangun Arjuna yang cerdas, cerdik cendekia, namun arif dan bijaksana. Jangan ribut di medsos, mari kita kuat Bersatu,” terangnya.(sbd)

 

Read More
  Tingkatkan Produktivitas Kelapa Sawit, Instiper Yogya Luncurkan Aplikasi Sawitkita

Tingkatkan Produktivitas Kelapa Sawit, Instiper Yogya Luncurkan Aplikasi Sawitkita

 

Fakultas Pertanian Instiper Yogyakarta meluncurkan apliaksi Sawitkita, Rabu (7/7/2021). Foto Dok Instiper Yogyakarta.

 

SEMBADA.ID-Fakultas Pertanian  Institut Pertanian Stiper  (Instiper) Yogyakarta meluncurkan inovasi layanan pengolalaan kebun kelapa sawit yang diberianama Sawitkita (Smallholder Assisted with Information Technology KEHATI-INSTIPER Yogyakarta).  Inovasi ini untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kelapa sawit para petani di Indonesia.

Peluncuran dilakukan bersamaan dengan webinar Keberlanjutan Perkebunan kepala sawit rakyat melalui sistem  teknologi informasi dan komunikasi di Instiper Yogyakarta, Rabu (7/7/2021).

Koordinator tim Sawitkita  Instiper Yogyakarta,  Purwadi mengatakan pengembagan inovasi ini karena hingga sekarang adanyaya informasi teknologi belum berdampak terhadap peningkatan produktivitas kebun.kelapa sawait milik petani. Sehingga produktivitas petani kelapa sawit masih kalah jauh dibandingkan kebun kelapa sawit milik swasta maupun negara.

Padahal perkembangan teknologi informasi dalam bentuk internet memiliki peluang untuk dimanfaatkan sebagai media literasi digital guna mencari solusi atas permasalahan, baik tentang pengelolaan kebun, pengedalian penyakit tanaman, rekomendasi pemupukan dan lainnya guna meningkatkan produktivitas petani sawit Indonesia.

“Karena itu, kami bekerja sama dengan Yayasan Kehati melalui program Strengthening Palm Oil Sustainability in Indonesia (SPOS) mengembangkan aplikasi Sawahkita, yakni  platform edukasi digital bagi petani kelapa sawit Indonesia,” katanya.

Purwadi menjelaskan ada tiga bagian di aplikasi Sawahkita.  Pertama, Sawitkita menyediakan media belajar multimedia mengenai praktek budidaya kelapa sawit yang baik (good agriculture practices) dan praktek budidaya kelapa sawit terbaik (best management practices) dalam bentuk Learning Management System (LMS).

“LMS ini disusun secara sistematis berdasarkan kebutuhan petani mengenai teknik operasional kebun kelapa sawit,” paparmya.

Kedua, Sawitkita menyiapkan sejumlah sistem pakar yang dapat mempermudah petani mengelola aktivitas operasional kebun, seperti perhitungan pupuk, pemilihan teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman, administrasi kebun dan kelompok, informasi pembelian benih, serta perhitungan- perhitungan lain yang seringkali dijumpai petani.

“Terdapat lima  fitur yang bisa diakses oleh pengguna yaitu LahanKita, BibitKita, OPTKita, FertiKita, PanenKita, dan DanaKita,” jelasnya.

Ketiga, platform Sawitkita ini juga menyediakan layanan chatting yang memungkinkan petani berkonsultasi langsung dengan pakar dan praktisi perkebunan kelapa sawit maupun dengan petani lainnya terkait pemecahan masalah-masalah di perkebunan kelapa sawit. Fitur ini disebut sebagai HelloPlanters. Sebagai pelengkap, Sawitkita juga menyediakan beragam info terkini mengenai perkembangan dunia kelapa sawit pada fitur InfoKita.

“Jadi patform digital Sawitkita merupakan jawaban atas tantangan keterbatasan jangkauan metode penyuluhan konvensional sekaligus upaya menangkap peluang di era internet saat ini,” terangnya

Apalagi dimasa pandemi ada  pembatasan sosial yang mengakibatkan komunikasi tatap muka sangat dibatasi. Sehingga melalui aplikasi ini memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan secara terus menerus tanpa dibatasi tempat dan waktu.

 “Aplikasi ini juga bersifat partisipatif yang memungkinkan pengguna untuk berkontribusi dalam menambah informasi yang termuat dalam platform ini,” paparnya.

Untuk pengembagan platform digital Sawahkita ini juga melibatkan praktisi dan pakar serta para kelompok dan petani dari berbagai wilayah Indonesia.  Di antaranya dari Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Sulawesi Barat (Sulbar). (*/sbd)

Read More
  UDG XIV 2021 Digelar Semi Virtual,  Bukti  Umat Hindu  Siap  Hadapi Industri 4.0

UDG XIV 2021 Digelar Semi Virtual, Bukti Umat Hindu Siap Hadapi Industri 4.0

 

Dirjen Binmas Hindu Kemenag, Tri Handoko Seto saat membuka kick off UDG XIV 2021. Foto Humas Ditjen Binmas Hindu Kemenag

SEMBADA.ID-Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Binmas) Hindu Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Utsawa Dharma Gita  (UDG) XIV 2021. Yaitu  festival atau lomba nyanyian suci agama Hindu.

Kegiatan itu dibuka oleh Dirjen Binmas Hindu Kemenag, Tri Handoko Seto 29 Juni 2021 secara virtual melalui zoom meeting.  Puncak UDG XIV tahun 2021 akan berlangsung pada bulan Agustus 2021. Tercatat ada 31 provinsi dengan 959 peserta  mengikuti dalam ajang perlombaan tiga tahunan ini. Namun dimasa pandemi, kegiatan dilakukan secara semi virtual.

UDG Nasional  XIV ini harusnya  dilaksanakan tahun 2020 di Maluku, namun dengan  merebaknya COVID-19 pelaksanaannya diundur  tahun 2021 dan secara semi virtual.  Termasuk untuk pelaksaannya juga offline di daerah masing-masing,” kata   Dirjen Binmas Hindu Kemenag, Tri Handoko Seto, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/7/2021)

Tri Handoko menjelaskan meski  UDG Nasional dilaksnakan dengan semi-virtual namun tidak akan mengurangi esensi dari tujuan diadakannya dharmagita. Bahkan menunjukkan bahwa umat Hindu di seluruh nusantara sangat melek IT dan siap menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.

“Walaupun berlangsung secara semi virtual, menjamin peserta akan mendapatkan adrenalin perlombaan yang sama seperti perlombaan yang dipusatkan di satu tempat,” terangnya.

Ketua Panitia UDG Nasional XIV, sekaligus Plt Direktur Urusan Agama Hindu Kemenga, Desak Putu Sri Astiti menambahkan ada tujuh  jenis lomba dalam UGD Nasional ini,  yaitu lomba membaca sloka, lomba menghafal sloka, lomba lomba membaca palawakya, lomba membaca kekawin, Lomba Dharmawacana berbahasa Inggris, lomba Dharmawacana bahasa Indonesia dan lomba nyanyian keagamaan Hindu.

“Masing-masing jenis lomba akan terbagi dalam beberapa kategori dengan jumlah total menjadi 25 kategori lomba,” paparnya.

Untuk perekaman bideo.diawali pripinsi Sulawesi Utara dan Jawa Tengan, 30 Juni 2021, Dilanjutkan Papua dan Sumatera Utara,1 Juli dan terakir di  Banten dan Kalimantan Barat.  Untuk pengambilan video rekaman di daerah, akan ada petugas yang melakukan pemantauan langsung.

 "Petugas pemantauan itu telah diseleksi ketat sehingga kredibilitasnya terjamin. Selain paham teknis perekaman video juga paham teknis perlombaan,” jelasnya. (sbd)

Read More